Bagian 49

38 1 0
                                    

Malam ini rea sedang sibuk berkutat dengan angka angka dan rumus rumus, ia terus mempelajari soal soal tadi dari bu diah. Rea tak ingin kejadian memalukan tahun kemarin, terulang kembali.

Saking sibuk nya ia tak tau jika malam sudah larut, ia terus membuka lembaran demi lembaran, membaca dan menghapal nya. Ketika ia merasa lelah, rea tertidur di meja belajar nya sendiri, dengan tangan yg menompang kepala nya. Seketika rea masuk ke alam mimpi.

Rea mengucek ngeucekan matanya, cahaya matahari masuk lewat jedela, membuat nya membuka mata, penglihatan nya belum sempurna, tea melihat jam waker dimeja belajar nya.

"astagfirullah!!" teriak rea histeris, waktu sudah menunjukkan pukul 6:20 rea telat bangun.
Ia pun berdiri dari duduk nya menuju kamar mandi.

"itu alarm ko gak bunyi sih? Mamah lagi kenapa gak bangunin" gerutu rea sambil berjalan masuk ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama rea sudah selesai dengan ritual nya, langsung terburu buru memakai seragam, sepatu dan tak lupa menyisir rambut nya.

Semua ia kerjakan dengan terburu buru, takut nya terlambat, jam terus maju sekarang suda menunjukkan pukul 6:30, rea segera turun kebawa, dengan berlari, tangan nya menjingjing sepatu, langkah nya ia percepatan karna sekarang waktu sudah mepet.

"mah! Mamah kenapa gak bangunin rea!" teriak rea sambil berlari mencari mamah nya.

Betapa terkejut nya rea saat melihat rumah kosong tak ada siapa pun, biasanya jam segini akan berkumpul di meja makan.

"mah! Pah! Kalian dimana?" teriak rea mencari ke setiap sudut rumah.

"bang rey! Gak lucu deh main umpet umpetan!"

"bi, bibi dimana? Rea laper!" teriak rea mencari bi inah di dapur, namun nihil dapur kosong, tak ada tanda tanda kehidupan.

"ini pada kemana sih? Laper lagi ih. Roti kok kosong?" rea melihat ke meja makan yanh bersih tidak ada sedikit pun makanan. Hanya ada air putih dan jeruk.

Rea terus mencari ia mencari keluar rumah, nihil tak ada satupun, pak toro pun tak ada.
"pak? Pa toro dimana? Anterin rea ke sekolah" teriak rea mencari pak toro.

Jangan kan pak toro, mobil nya saja sudah tidak ada, mobil papah nya tidak ada, begitu pula mobil rea yang biasa dipake pak toro.

"aduh gimana dong ini? Masa gue ke sekolah jalan kaki!" rea terlihat panik, celingak celinguk mencari seseorang.

Ia melihat jam di tangan nya. "astagfirullah telat!" teriak rea memegangi kening nya, ia pun duduk di lantai memasang sepatu nya dan berlari mencari ojek atau taksi.

Waktu terus berputar sekarang sudah pukul 7:40, sementara rea masih berlari menuju halte di depan sana, ia berlari sekuat tenaga, untuk pertama kali nya rea seperti ini.

Saat sudah sampai di halte, keadaan halte benar benar sepi, tak ada orang disana, jalanan pun ikut sepi. Rea mengusap keringat yang membasahi kening nya, napas nya ngos ngosan akibat berlari, memang tidak terlalu jauh rea berlari tapi ini cukup menguras tenaganya.

"aduh gimana dong ini? Bisa telat!" gerutu rea bingung, Mondar mandir tak jelas di halte.

"tuhan tolong rea! Kok apes banget sih"

Tak lama kemudian bus datang, rea langsung menaiki bus tersebut, dan bus pun melaju ke arah sekolah rea.

"bang bisa cepetan gak? Saya udah telat" rea tampak gelisah, mengecek sesekali ke jam yang ada ditangan nya.

"sabar ya neng!" jawab si kenek tersenyum genit ke arah rea. Ini lah alasan mengapa rea malas jika harus naik angkutan umum, pasti ada saja yg menggoda nya. Rea hanya memutar bola mata nya malas.

-PLUTO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang