Bagian. 48

36 0 0
                                    

"mah, pah rea berangkat dulu ya!" rea menyalimi tangan siska dan rudi bergantian, tersenyum manis.

"bang anterin" rea menyenggol reyhand yg sedang memakan roti nya.

"bentar tanggung ini roti nya" jawab reyhand dengan mulut penuh roti.

Rea menghentakan kaki nya kesal, tiba tiba muncul ide di otak nya.

"cepet! Nanti makan di mobil" rea menarik tubuh reyhand.

"eh... Eh... Roti...roti gue" teriak reyhand menunjuk ke arah roti nya yg belum habis, tubuh nya ditarik secara kasar oleh rea.

"cepet ih bang! Nanti rea telat! Cepet ih" rea berusaha menarik tubuh besar reyhand.

"iya iya gak sabar banget sih!" gerutu reyhand pasrah.

Adik dan kakak itupun masuk ke dalam mobil, membelah jalanan ibu kota. Tawa menghiasi diperjalanan, reyhand sesekali melawak demi adik nya, dan rea yang sesekali bercerita ini itu.

Akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah. Rea turun dari mobil diikuti reyhand.

"belajar yang bener!" reyhand mengacak acak rambut panjang rea.

"siap pak bos!" rea mengedipkan matanya genit.

"hati hati bang!" rea melambaikan tangannya ke reyhand sudah masuk ke dalam mobil.

Rea pun membalikkan tubuh nya, berjalan menuju kelas nya, melewati koridor koridor kelas. Saat ia berjalan menuju kelas ia bertemu dengan fire dan kedua sahabat nya, mereka berpapasan, tatapan fire tajam menusuk, lain dengan rea yang menatap fire biasa aja.

Rea memutar bola matanya malas, melanjutkan langkah nya tanpa memperdulikan fire.
Saat mereka berpapasan, fire menabrak rea dengan sengaja dan kencang. Fire tersenyum licik.

Rea meringis kesakitan, tubuhnya sempat terpental kebelakang akibat ulah fire.
"woy punya mata gak sih loh!" teriak rea ke arah fire yg sudah berjalan dengan angkuhnya.

Fire tetap berjalan tanpa memperdulikan rea, seakan akan rea tak dianggap. Rea hanya menghembuskan napas nya kasar, mencoba sabar menghadapi orang seperti fire.

"sabar re sabar!" rea mengelus elus dadanya. "ngadepin nenek lampir emang butuh kesabaran ekstra" ucapnya kemudian berjalan menuju kelasnya.

Pelajaran hari ini pun berjalan dengan lancar, setelah kejadian tadi di koridor rea malas kemana mana, ia hanya ingin diam dikelas, gesya dan lia sempat memaksa rea untuk pergi ke kantin namun rea menolak nya. Ia hanya menghabiskan sisa jam istirahat nya dengan membaca novel, dan sesekali membuka aplikasi instagram miliknya.

Sekarang waktu nya pulang waktu paling dinanti nanti semua murid, termasuk rea. Ia ingin segera pulang namun ia harus berlatih matematika, karena lombanya tinggal 5 hari lagi. Rasanya malas.

"hay re!" sapa seseorang.

Rea, gesya, dan lia yang sedang berjalan pun memberhentikan langkah kakinya, membalikkan badan melihat si pemilik suara berat tersebut.

Terlihat devan dengan senyuman khas nya menatap rea penuh arti. Rea hanya tersenyum simpul.

"mau latihan ya re?" tanya devan

"eh loh berdua ngobrol dlu deh. Gue sama lia mau pulang duluan, bye re!" gesya menarik lia dengan paksa berjalan meninggalkan nya.

"pulang bareng siapa re?"

"gaktau" jawan rea seadanya.

"gue anter pulang ya! Ya ya" mohon dengan dengan memelas.

"gue harus latihan dlu dev, lain kali aja"

-PLUTO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang