Bagian. 45

36 0 0
                                    

'tok tok tok' Pintu rumah rea diketuk beberapa kali. Siapa lagi jika bukan sastra.

Tak ada yang menjawab, sastra mengetuk pintu lebih keras lagi. 'tok tok tok'

"ini rumah di isi gak sih? Sepi amat?" gerutu sastra kesal, pintu tak di kunjung di bukakan.

"bentar!" teriak seseorang di dalam rumah. Sastra bernapas lega akhirnya pintu terbuka menampakkan seorang gadis memakai celana pendek selutut dan kaos polos berwarna pink dusty.

"masuk!" perintah rea mendahului sastra masuk ke dalam rumah, sastra hanya menurut mengikuti langkah rea.

"duduk dlu, mau minum apa?" tanya rea.

"terserah" jawab sastra duduk di shofa ruang tamu rumah rea.

Rea menangguk kemudian pergi ke dapur mengambil minum dan cemilan untuknya.

Tak la kemudian rea membawa beberapa cemilan dan dua gelas berisi jus jeruk, menaruhnya di meja.

"gue ke atas dlu, mau ngambil buku, loh gak bawa buku?" tanya rea.

"gak! Gue liat buku paket yang loh bawa kemarin aja, menurut gue itu udah lebih dari cukup"

Rea pun membalikkan badannya dan berjalan menaiki tangga menuju kamar nya, mencari buku matematika dan buku paket matematika, kali ini ia ditugaskan untuk membaca dan menghafal 1 buku paket saja oleh bu diah, tumben sekali.

Tak lama rea pun turun dengan membawa beberapa buku, menyerah kan nya pada sastra.

"nih! Baca, gue udah semalem" ucapnya menyerahkan buku.

Sastra pun mengambil nya dan mulai membuka halaman demi halaman, membaca nya dengan teliti, menghapalkan nya dengan telaten. Begitu pun dengan rea ia tampak serius sekali membaca buku dan menulis beberapa soal untuk menguji kemampuan nya.

Hampir satu jam lebih mereka belajar matematika, tak ada yang bersuara hanya mendengar suara kekesalan rea sesekali, rea menggerutu jika ia salah menghitung.

"REANI mikir dong! Salah mulu"

"ahh salah ngitung lagi kan!"

"tau ah capek! Salah mulu!"

Seperti itulah kekesalan rea, ia tampak bersemangat dengan lomba ini, rea tak mau mengulangi kesalahan kedua kalinya. Sastra hanya geleng geleng kepala melihat rea, berbeda dengan rea, sastra tampak tenang membaca dan menghapal setiap rumus.

"istirahat dlu re. Gue takut nya otak loh keram" ucap sastra menaruh buku yang tadi ia pegang di meja.

"emang ada otak keram!"

"adalah! Otak yang dipaksa terus terusan mikir! Eh minuman nya gue minum ya, haus. " sastra mengambil jus dan meminum nya.

Rea pun merasakan hal yang sama, tenggorokan nya serasa kering, ia pun meminum jus jeruk nya, dan memakan cemilan nya santai, membenamkan tubuhnya di shofa.

Penat rasanya, padahal dari tadi ia hanya duduk manis di samping sastra. Tapi sungguh ini sangat menguras tenaga.

"orang tua loh mana?" tanya sastra melirik ke aras rea yang fokus pada cemilan nya.

"keluar, nengok nenek gue!"

"loh gak ikut? Asisten rumah tangga loh kemana? Ikut juga?"

"asisten gue keluar tadi, beli keperluan dapur kali"

"terus kenapa loh gak ikut?"

"bawel amat sih! Kan loh bilang mau kesini buat belajar masa gue kerumah nenek gue. Terus loh disini belajar sama siapa?" jawab rea sedikit berteriak kesal.

-PLUTO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang