"sana kalian minta maaf ke rea!!!" perintah rudi tegas
"iya pah"
Mereka pun pergi ke kamar rea untuk meminta maaf, mereka memang selalu kelewatan jika menggoda rea
'tok tok tok' pintu diketuk oleh siska
"rea mamah boleh masuk?" tanya siska sedikit berteriak"masuk aja" ucap rea malas ia sedang fokus membawa novel di pinggir tempat tidur
Mereka masuk ke dalam, siska duduk di samping rea mengelus elus rambut rea
"gadis mamah cerita nya ngambek nih?""aelah kek anak kecil deh re pake ngambek ngambek segala!!" reyhand langsung selonjoran ditempat tidur rea
"tau ah rea di bully terus, udah sana balik lagi aja bang ke Australia" ucap rea sinis mengusir sang kakak
"duh adik gue beneran marah, maaf ya adekku sayang, gak sengaja tadi" reyhand mengusap Pelan pipi rea
"mamah mintaa yaa, abisnya kamu lucu kalau cemberut" sisks sedikit tertawa membayangkan wajah rea ketika cemberut
"bibi juga ya neng minta maaf, bibi gktau kalau neng rea pacar nya den sastra bukan den devan" ucap bi inah polos
Rea melotot ke arah bi inah sekilas ia memutar bola mata nya malas
"iyaa rea maafin, tapi jangan bully rea lagi awas aja!" ancam rea pandangan nya sangat menusuk"yaudh turun Kebawah papah sama sastra lagi siap siap buat kita bakar bakar jagung nanti" siska berdiri dari duduk nya menarik lengan rea untuk ikut bersama nya
Rea hanya pasrah mengikuti semua kemauan sang mamah, hingga akhirnya mereka sampai di taman belakang rumah dan melihat rudi, sastra, dan pak toro yang mempersiapkan untuk bakar bakar
"eh gadis papah udah gak ngamek lagi nih" tanya rudi ketika melihat rea duduk
Rea tak menjawab ia hanya mengangguk dan memainkan permainan ponsel nya
Disaat semua orang sibuk dengan jagung yang akan dibakar, rea malah asik asikan duduk dan bermain ponsel membuka aplikasi instagram
Rudi dan sastra yg sibuk membakar jagung, reyhand dan siska yg sibuk mengupas jagung, dan bi inah yg sibuk mempersiapkan mayoner berbagai macam rasa
"reaaa diem mulu loh bantuin ke, enak nya aja" teriak reyhand tegas
"males ah, ntar muka rea gosong kipas kipas gituan" ucap rea malas malah sibuk bermain ponsel
"re kamu sastra potongin jagung aja, biar mamah yg kupas kamu potong jadi dua yaa" ucap siska sedikit berteriak dan tegas tanpa menatap rea sedikit pun
"tapi mahh...... " belum sempat rea bersuara siska sudah memotong terlebih dahulu
" laksanakan!!" ucap siska tegas mata yg melotot ke arah rea membuat rea takut
"iyaiya" jawab rea malas
Rea berdiri dari duduk nya dan mengambil tempat dekat sastra, bersiap memotong jagung
"tante ini ditaro dimana?" tanya sastra setelah memotong beberapa jagung
"di piring aja, nanti kalau udah banyak kasih ke om kamu " teriak siska
Sastra hanya mengangguk dan meneruskan memotong jagung
" sini biar gue aja" ucap rea mengambil pisau yang ada ditangan sastra"gak usah nanti loh luka" sastra menepis tangan rea yang akan mengambil pisau darinya
"tapi gue mau bantu! Sini!" rea memaksa mengambil pisau nya
Dan hasil nya jari telunjuk sastra terkena pisau dan berdarah sedikit, rea yang melihat itu jadi panik sendiri, ia tak berniat melukai sastra tapi pisau itu yang bandel
"duuh gimana dong, maaf ya maaf sas duh gimana ini" ucap rea panik keleyengan
"bentar" rea berlari ke dalam rumah meninggalkan sastra yang kesakitan
Luka nya sih sedikit tapi perih nya yang banyakTak butuh waktu lama rea datang dengan menentang alat alat P3K
Ia mengambil tissu untuk membersihkan darah di tangan sastra, tangan rea begitu lihay mengobati luka sastra
Bahlan sastra bisa merasakan kelembutan tangan rea yang memegangi tangannyaSastra hanya terfokus memperhatikan rea yang panik dan telaten mengobati nya, hingga akhir nya rea memberikan alkohol di bagian luka sastra
"awwwwww" sastra meringis kesakitan "perih re" ucapnya lagi
Rea yang mendengar sastra meringis langsung meniup niup luka sastra hingga kering
Dalam hati sastra kagum dengan sosok rea, wanita yang berhasil mengambil hatinya "cantik" ucap sastra dalam hati memperhatikan rea yang sibuk mengobati nyaRea memasang plester di bagian luka sastra, sastra hanya tersenyum manis ke arah rea
"loh pinter juga ya ngobatin gue" goda sastra"gue pengen jadi dokter, jadi keadaan kayak gini gue harus tau" rea membereskan peralatan P3K tanpa menatap sastra sedikit pun
Detak jantung sastra tak karuan apalagi tadi ketika tangan nya dipegang rea dan luka nya ditiup begitu lembut, rea bagai malaikat berparas bidadari
"gimana udah baikan? " tanya rea memberanikan menatap sastra
" eeehh... Eh iya udah baikan lah, massa di obatin sama malaikat berparas bidadari gak sembuh sih" goda sastra, kaget dari lamunan nya
Pipi rea bersemu merah, detak jantung nya tak karuan "marathon nih jantung gue" ucap nya dalam hati
"pinter gombal ya loh sekarang" rea mencubi hidung mancung milik sastra
"wah wah udah berani cubit gue? Nihhh rasain" sastra mencubit pipi rea membuat pipi nya bertambah merah
Rea membalas mencubit perut six-pack sastra
"gak sakit wlee gak sakit" ucap sastra melunjurkan lidahnya meledek rea"ihhh sastra!!!! Nih rasain" rea mencubit kembali perut sastra lebih kencang bahkan sangat kencang
"aw aw re sakit re ampun" ucap sastra mengelus elus perut nya yg bru saja dicubit rea
"nah kan sakit hahah" rea malah menertawakan sastra yang kesakitan
Tak tanggung tanggung sastra membekap mulut rea dengan lengan nya membuat tawa rea terhenti
"ngetawain cowo ganteng itu dosa" bisik sastra dekat telinga rea, bahkan saking dekat nya rea bisa merasakan hembusan napas sastra yang teratur, jarak antara mereka hanya terpaut beberapa cm
Rea jadi malu, ia tak bisa menggerakkan semua anggota badannya, rasanya ia seperti patung ketika berada didekat sastra

KAMU SEDANG MEMBACA
-PLUTO-
Fiksi RemajaIni bukan cerita bad boy dan bad girl yang bertemu lalu jatuh cinta, ini hanyalah cerita anak SMA yang berusaha mencari kembali kepingan hati yang hilang ditelan waktu.