Bagian.41

54 1 0
                                    

"REANI TRI REZZALAN!" pekik bu diah berlari ke arah rea.

Rea, gesya, dan lia merasa ada yang memanggil membalikkan badan, melihat bu diah sedang berlari ke arah mereka. Rea mengerutkan keningnya, untuk apa bu diah memanggil nya.

"rea!" ucap bu diah dengan napas ngos ngosan.

"ibu kenapa lari larian? Lagi maen petak umpet ya bu? Mau sembunyi?" lia malah menggoda bu dia.

Tentu saja bu diah yang sedang cape, malah di goda, ia pun melotot ke arah lia. Dan lia hanya cengengesan tak berdosa, baginya bu diah tidak menakutkan justru sebaliknya, bu diah selalu jadi bahan godaan lia dan murid murid yang lain karna sikap nya yang teledor dan selalu tergesa gesa. Seperti sekarang ini.

"rea, kamu ikut ibu sekarang!" perintah bu diah, napas nya mulai beraturan.

"kemana bu?" tanya rea santai.

"kamu ikut ibu sekarang ke ruangan ibu, ada sesuatu yang harus dibicarakan!"

"emang loh bikin ulah apa sih re?" bisik gesya di dekat telinga rea.

Rea mengangkat bahunya tanda ia gak tau. "loh berdua pulang duluan aja! Gue bisa di jemput pak toro!" rea menatap sahabatnya bergantian.

Memang tadi mereka sedang berjalan menyusuri koridor untuk pulang, karna bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

"okedeh!" lia mengedipkan matanya dan berjalan bersama gesya meninggalkan rea dan bu diah.

"mari ikut ibu!" bu diah berjalan terlebih dahulu, dan rea mengikuti nya dari belakang.

Hingga bu diah membawa rea ke ruang BP. Rea tak mengerti apa salah nya mengapa ia dibawa keruangan sakral ini. "ngapain gue dibawa kesini?" tanya rea pada diri sendiri.

"duduk re! Kita tunggu seseorang terlebih dahulu, baru saya akan menjelaskan maksud saya memanggil kamu."

Rea pun menurut ia duduk di hadapan bu diah, beberapa menit rea menunggu namun seseorang itu tak datang juga, rea bosan ia hanya menundukkan kepala nya ngantuk.
Hingga suara ketukan pintu dan langkah seseorang membuat rea mengangkat kepalanya ke atas.

"assalamualaikum bu" ucap seseorang itu ramah sopan, rea belum melihat siapa yang mengetuk, toh peduli apa dia, seorang REANI itu tidak kepo dan cuek.

"waalaikumsalah, silahkan duduk!" pinta bu diah. Seseorang itupun duduk di kursi sebelah rea.

Rea yang merasa kursi di sebelah nya terisi pun mengalihkan pandangan nya ke arah seseorang tersebut. Betapa terkejut nya ia melihat sastra yang berada di samping nya.

"astagfirullah!!" ucap rea kaget menutup mulutnya dengan tangan nya, jaraknya dengan sastra sangat dekat, hanya terpaut beberapa cm saja.

"emang gue jelek ya? Sampe loh kaget gitu liat muka gue!" pekik sastra menatap lekat lekat rea.

Rea jadi salah tingkah di perhatikan oleh sastra. "eh... Eh gak lah! Gue.. Cuman kaget aja tadi, tiba-tiba ada loh di samping gue!" ucap rea terbata bata. Dengan segera rea memutar pandangan nya ke arah lain, tak kuasa jika melihat manik mata sastra yang menggoda nya.

"salting!" bisik sastra di di dekat telinga rea, ia pun tersenyum licik.

Tubuh rea serasa menegang. Bibirnya kaku untuk bicara, ia yakin sekarang ini mukanya sudah seperti kepiting rebus yang siap di nikmati. "mampus!" ucap nya dalam hati.

Rea berusaha menutupi kegugupannya dengan berpura-pura bertanya pada bu diah. " ada apa ibu panggil saya ke sini!" tanya rea pada bu diah yang dari tadi diam.

-PLUTO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang