Bab 3

181 36 22
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!


Alvino Putra Irawan POV

Aku heran deh, dengan si RinRin itu.

Dia itu kenapa sih? Masalah apa yang menimpanya sampai-sampai dia berubah menjadi cewek yang jutek begini?

Bukannya apa-apa, aku tidak ingin RinRin itu berubah seperti pacarnya Alex, yang bersekolah di SMP Bonti itu (kalau tidak salah, namanya Vela).

Oh iya, aku dan Alex mulai berteman sejak kelas enam SD. Ketika itu, kami memang satu kelas dan aku tidak menyangka bahwa dia termasuk anak yang pintar. Kami sempat bersaing sehat selama setahun dan akhirnya...Vino yang selalu menang (haha!).

Oke, itu sekilas tentang hubunganku dengan Alex.

Kembali ke topik awal: kenapa RinRin jadi berubah begini?

Hari ini (tanggal 13 April), sehari setelah aku berbicara dengan RinRin di taman sekolah, aku berkumpul dengan Andra dan Daffa di rumahku. Yap, hari ini memang hari Jumat. Sekolah kami diliburkan untuk persiapan anak kelas sembilan yang mau UN (alias angkatan aku). Jadi, kami memutuskan untuk menghabiskan waktu liburan kami di rumahku—bukan dengan belajar, belajar, dan belajar.

"Lo sama Verinna lagi ada masalah ya?" tanya Daffa.

Aku menatap Daffa dan mengangkat alisku. "Maksud lo?"

"Ga usah pura-pura ga tau deh," ketus Andra. "Keliatan banget kalo lo lagi ada masalah sama seseorang, tau?"

Aku menghela nafasku. "Iya deh. Gue lagi ada masalah sama dia. Kenapa?" tanyaku balik.

Daffa mengangkat alisnya. "Tumben, ada masalah sama cewek," kata Daffa.

Aku mendelik sebal. "Eh, Mas, masalah itu ga mandang gender, tau?!" seruku jengkel. "Lagian, kayak lo ga ada masalah aja sama si Irina itu."

"Irina? Irina Nafira?" tanya Andra heran. "Si cewek galak yang tiap hari PMS mulu?"

Kini, giliran Daffa yang mendelik sebal. "Dia emang selalu PMS, tapi dia ga galak ya. Malah, menurut gue, dia rada lucu kok."

"Lo suka sama dia?" tanyaku dan Andra bersamaan.

Daffa memasang tampang sok innocent. "Maksud lo semua?"

"Emangnya, pantes ya pura-pura bego sekarang?" tanyaku sinis. "Udah deh, pokoknya kalo lo sampe jadian sama si Irina, lo siap-siap aja cabut gelar "playboy gila" lo! Tuh cewek kan galaaaak banget."

"Iya. Kayak Verinna sekarang. Galak," cetus Daffa enteng.

Aku cemberut. "Iya deh, si RinRin galak."

Irina Nafira, si cewek galak yang pandai bersilat lidah dengan siapapun yang berani membantahnya. Bahkan aku, si anak ranking satu, rada-rada ngeri kalau disuruh bersilat lidah dengannya. Oleh sebab itu, aku paling anti mencari masalah dengan Irina.

Tapi benar kata Daffa, cewek itu sebenarnya lucu. Malah, rada manis, menurutku. Tapi sayang, galaknya memang kelewatan.

Yang mengherankan, kenapa si Daffa ini tau-tau saja kepincut dengan cewek galak itu? Aku curiga, mungkin cowok ini senang disiksa oleh cewek yang galak.

Back to the topic. RinRin juga tidak kalah galak dengan Irina untuk saat ini.

"Eh, by the way, lo berdua udah tau belom sih kalo Verinna itu tetanggaan sama gue?" tanya Andra padaku dan Daffa.

YOU'RE (NOT) MINE--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang