Bab 36 part (b)

34 4 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM ATAU SESUDAH MEMBACA

Verinna Helena POV

            Seketika itu juga, lampu di kamar Vino menyala dan menampakkan Andra, Daffa, Lara, Cherina, dan Venza sambil memegangi balon berwarna putih dan hitam dengan senyuman yang menghiasi wajah mereka.

"Vin, ini apaan..."

"Letusin balonnya," kata Vino sambil menyerahkan sebuah jarum padaku. "Letusin salah satu balon yang dipegang sama orang-orang terdekat lo dan di dalem balon itu ada surat yang isinya pertanyaan. Lo harus jawab pertanyaan itu."

Aku mengambil jarum itu dan berjalan ke arah Lara. Aku segera meletuskan balon yang dipegang oleh Lara. Aku mencari-cari surat yang dimaksud oleh Vino.

"Ini suratnya, Rin," kata Lara sambil tersenyum dan menyerahkan sebuah gulungan kertas.

"Makasih," kataku sambil menerima surat itu dan membukanya.

Will you be my girlfriend?

Aku tertegun ketika membaca surat itu. "Ini...maksudnya apa?" tanyaku heran.

"Jawab aja, Rin," kata Venza.

"No. Gue aja ga tau pengirimnya siapa..."

"Ya ampun, Rin! Vino broken heart tuh," kata Andra sambil mengedikkan bahunya ke arah Vino yang kini cemberut ke arahku.

Aku tertawa kecil. "Oh, lo yang ngirim surat ini?"

"Nanya?" tanya Vino dengan wajah yang masam. "Asli deh, cuma lo yang bisa bikin gue malu kayak gini, Rin!"

"Kenapa ga ngomong langsung?" tanyaku tiba-tiba.

Vino mengernyit heran. "Maksud lo?"

"Kenapa harus pake surat ginian? Kenapa juga lo harus ngundang temen-temen sama kakak gue segala?" tanyaku menjelaskan.

"Kan waktu itu udah," kata Vino. "Tapi, lo ga jawab."

Aku terkejut dengan ucapannya. Jadi, dia itu bersungguh-sungguh waktu itu? "Lah, gue kira lo bercanda doang gara-gara lo ga minta jawaban dari gue," kilahku.

"Sebegitu bercandanya omongan gue waktu itu ya?" tanya Vino sedih.

Aku mendadak merasa tidak enak hati. "Eh, bukan gitu maksud gue, Vin. Habisnya, lo ga nagih jawaban ke gue. Jadi, gue kira lo bercanda doang," kataku gelisah. "Tapi, kalo lo nanya lagi, gue bakal jawab kok."

"Sumpahan?" tanya Vino mendadak cerah kemudian berjalan mendekatiku. "Verinna Helena Wijaya..."

"Ga usah pake nama belakang gue," ketusku bete.

"Oke, oke. Verinna Helena, lo...mau ga jadi pacar gue?" tanya Vino sambil memegang bahuku dengan lembut.

MAMA! AKU HARUS JAWAB APA SEKARANG?!

Eh? Mama? Sejak kapan aku punya mama?

"Jawab, Rin," celetuk Cherina sambil menahan tawanya.

Aku tertawa kecil. "Kalo gue jawab ga, sepertinya gue bakal kena amuk dari sahabat dan kakak gue sendiri," kataku akhirnya setelah merapalkan berbagai macam doa.

"Jadi? Maksud lo iya?" tanya Vino tidak percaya.

Aku menarik nafasku dan mengangguk dengan cepat sembari menahan wajahku agar tidak terlihat memalukan saat ini. "Iya," cicitku kecil.

Aku merasakan tubuhku terlempar ke dalam pelukan Vino begitu saja. Pelukan yang hangat. Pelukan yang selalu kunantikan setiap detiknya. Pelukan yang bisa menenangkan hatiku.

"Hm, Rin," gumam Vino sambil tetap memelukku.

"Apa?" tanyaku bingung.

"Lo...belum buka kotak dari nyokap lo. Isinya apaan sih?"

Aku tertegun. Ah, benar. Di mana kotak itu berada?!


460 words

gimana gimana?! yang jeret bacanya ngomong ya!

soalnya gua juga jeret bikinnya wkwkwk

jangan lupa vote dan follow insta ANGELICA.RIVELA yaaa

sekian dari bab 36


bab 37 is coming soon...

YOU'RE (NOT) MINE--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang