Bab 13

75 10 2
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

Alvino Putra Irawan POV

            "Sering-sering traktir gue ya, Vin," kata Jovi sambil tertawa ketika kami sedang makan.

"Yeee...lo sendiri juga kan orang kaya," kataku setengah mengejek.

"Orang kaya juga pengen ditraktir keles," kata Jovi balas mengejek lalu tertawa.

Aku juga ikut tertawa. Benar juga kata Jovi. Aku juga senang kok kalau ditraktir padahal aku sendiri mampu untuk membayar makanan tersebut.

Tiba-tiba saja, rambut RinRin ditarik oleh seseorang dari belakang.

"Anjrit! Sakit, bego...eh, Venza?" tanya RinRin takjub.

Venza nyengir. "Ngapain lo di sini...eh, lo pacarnya adek gue kan? Yang orang kaya itu kan?" tanya Venza ketika dia melihatku.

"Gue bukan pacarnya dia," kataku jujur, walau sebenarnya aku ingin mengiyakan pertanyaan Venza.

"Yah, tapi udah gue restuin kok," sahutnya enteng. "Makan-makan di sini juga toh."

"Iya nih," kata RinRin semangat. "Eh iya, Ven. Kenalin nih, temen-temen band gue."

"Eh, ada Lara juga," kata Venza sambil tersenyum melihat Lara. "Ikut band juga toh?"

Lara mengangguk. "Iya nih. Lo ngapain di sini?" tanya Lara santai.

"Ya mau makan dong," kata Venza. "Sama temen-temen gue kok."

"Oh gitu," kata Lara sambil manggut-manggut. "Ya udah, have fun ya."

"Pasti," sahut Venza cepat. "Gue ke sana dulu ya, Dek."

"Dak-dek-dak-dek," cibir RinRin sebal. "Gue punya nama, tau!"

Venza nyengir. "Ya udah. Gue ke sana dulu ya Verinna Helena Wijaya!" seru Venza sambil berjalan menjauh.

"Iya, Venzana Defano!" seru RinRin balik. "Eh, tapi ga usah umbar nama belakang dong!"

"Iya, iya, Verinna Helena!" seru Venza lagi. "Ya udah. Dadah!"

"Iya," kata RinRin kemudian tersenyum. "Untung kakak gue baek banget. Bisa diajak kompromi."

"Kompromi apa?" tanyaku, lalu aku mendadak tersadar. "Soal nama belakang lo?"

RinRin mengangguk. "Lo pasti udah tau dari Wattpad gue kan?"

Aku mengangguk. "Iya. Gue baca itu. Di bab 1 kan?" tanyaku lagi.

"Iya," kata RinRin muram. "Lo belum baca yang bab 3?"

Aku menggelengkan kepalaku. "Belum kok. Emangnya ada sesuatu yang penting?" tanyaku heran.

RinRin tersenyum tipis. "Baca aja sendiri. Gue ga mau spoiler," katanya. "Kalo lo ga penasaran sih, ga usah baca..."

"Gue bakal baca pas beres wisuda," kataku berjanji.

Tapi anehnya, wajah RinRin memucat seketika itu juga. "Ehm, apa lo ga bisa baca di bulan selanjutnya aja?" tanya RinRin ragu.

Aku menatapnya heran. "Bukannya lo yang nyuruh gue buat baca cepet-cepet ya? Kenapa lo malah suruh gue buat bacanya taun depan?" tanyaku bingung.

YOU'RE (NOT) MINE--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang