Bab 8

85 22 2
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

Alvino Putra Irawan POV

Sudah seminggu aku tidak berbicara pada RinRin sejak dia mengancamku di rumah temannya.

Itu artinya, sekarang sudah tanggal 23 dan hari ini akan diadakan UNBK selama empat hari. Aku tau, ancamannya itu hanyalah bohongan saja dan tidak mungkin dilakukannya padaku. Tapi entah kenapa, diam-diam aku juga merasa takut kalau hal itu sampai benar-benar terjadi. Kan tidak lucu kalau seorang Vino itu matinya dengan cara dibunuh oleh seorang cewek lucu.

"Lo masih belom baikan sama Verinna?" tanya Andra dengan tatapan menyelidik.

Aku menggelengkan kepalaku. "Ah, ga tau. Bodo, anjir."

"Vin, di sini itu jelas-jelas lo yang salah. Lo yang mulai duluan. Lo ngerampas hape Verinna gitu aja," kata Daffa.

"Tapi dia sendiri juga ga mau nerima permintaan maaf gue kalo gue ga ngejauhin dia! Dia itu kenapa sih?" tanyaku heran sendiri.

"Ehm, gini ya, Vin," kata Andra dengan suara rendah dan berbisik-bisik. "Kata Lara, Verinna itu punya masalah keluarga yang parah banget. Yah, sebenernya sih, pas seminggu yang lalu kita ke rumah dia juga pasti ketauan kalo Verinna itu sering banget dianak-tiriin sama orangtuanya, sedangkan adiknya malah dimanja..."

"Siapa yang dimanja?"

Aku, Andra, dan Daffa segera terlonjak melihat siapa yang memotong pembicaraan pelan kami.

Aku melihat Lara, Tiara, dan RinRin berdiri di belakang kami bertiga. Berhubung aku masih bermusuhan dengan RinRin dan aku tidak begitu dekat dengan Tiara, jadi yang tadi bertanya itu pasti Lara.

"Udah lah, Ara. Lo pasti salah denger," kata RinRin sinis. "Omong-omong, gue harus pake komputer yang mana nih?"

"Nanya ke siapa lo?" tanya Tiara heran.

"Gue ga mungkin nanya ke elo-elo semua yang bukan ketua kelas," ketus RinRin lalu menatapku malas. "Gue harus pake komputer nomer berapa?"

Aku terdiam sejenak dan menatap RinRin.

"Woi, jawab!" sentak RinRin galak sambil merebut beberapa lembaran kertas yang kupegang sedari tadi untuk memberitahu denah tempat duduk ketika UNBK hari ini sampai hari kamis nanti. "Lama, anjing."

"Kasar banget lo, Rin," celetuk Lara.

"Sama dia, ga perlu ramah-ramah," kata RinRin sambil menatapku sok.

Daffa tertawa kecil. "Belagu banget lo, Rin."

"Emang," sahut RinRin enteng sambil membaca kertas yang baru saja direbut dariku. "Oh, Ara, lo duduk di nomer 25. Kalo Lara, di nomer...14. Anjir, kita jauhan!"

"Emangnya lo duduk di mana?" tanya Lara.

"Di nomer 32," kata RinRin bete.

"Eh, tolong ya. Sopan dikit dong sama ketua kelas," kataku kesal. "Itu kertasnya...tolong dibalikin!"

RinRin menatapku tajam. "Santai aja, kali!" RinRin melempar kertas itu begitu saja di depan wajahku sehingga kertas itu mendadak bertebaran. "Tuh, udah gue balikin!" ketusnya tajam.

"Rin, lo kasar banget sama Vino..."

"Bodo!" bentak RinRin pada Tiara sambil berjalan meninggalkanku, Andra, Daffa, Lara, dan Tiara.

YOU'RE (NOT) MINE--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang