Bab 34 part (b)

50 12 2
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM ATAU SESUDAH MEMBACA!!!

Alvino Putra Irawan POV

            Gila! Badanku pegel banget!

Setelah pulang dari bandara, aku buru-buru pulang ke rumah karena kangen sama RinRin, eh, bukan itu! Karena papaku meneleponku untuk segera pulang.

Di bandara tadi, aku sempat bertanya pada Tiara mengenai foto tersebut.

"Lo dapet foto ini dari Venza?" tanyaku memastikan.

Tiara mengangguk. "Iya!"

"Emangnya Venza tau album foto gue di mana?" tanyaku tajam. "Kan dia ga pernah ke rumah gue."

Tiara tampak berpikir keras. "I-itu, dia yang ambil kok! Bisa aja, dia tau dari Verinna lo yang tercinta itu," katanya beralasan.

Aku mengepalkan tanganku. "Untung lo cewek ya. Kalo lo cowok, udah gue hajar karena gue tau lo bohong, Tiara!" kataku sambil menunjuk-nunjuk Tiara, tepat di depan wajahnya."Gue tau! Lo yang diem-diem ke rumah gue dan bilang ke orangtua gue kalo lo butuh foto masa kecil gue buat kepentingan sekolah di SMA! Gue tau lo yang ambil foto masa kecil gue! Dan...gue rasa lo ngelakuin hal yang sama ke RinRin!"

Muka Tiara memucat. "Vin...b-bukan gue yang..."

"Masih berani bacot lo?!" tanyaku dengan nada yang mulai meninggi. "Sebenernya, lo itu belum puas ngeliat RinRin kesiksa di keluarganya kan?! Lo itu belum puas ngeliat RinRin sengsara kayak gini kan?! Gue heran deh, isi otak lo tentang RinRin itu apa sih?! Kenapa lo setega ini sama dia?!"

Mata Tiara mulai berkaca-kaca karena kubentak-bentak. Ya, aku sudah bertanya pada orangtuaku mengenai foto masa kecilku dan mereka bilang bahwa Tiara yang meminta foto itu, bukan Venza. Kalau soal Venza yang menjadi informan, mungkin dia benar karena Venza sendiri mengakuinya. Aku tau, Venza adalah tipe orang yang tidak ingin menyimpan sebuah kebohongan besar dan jujur, dia emang sedikit ember.

"Eh, ada apa ini?"

Aku menoleh ke belakang dan mendapati Lara sedang berlari menuju ke arah kami. "Ga ada apa-apa..."

"Ga ada apa-apa gimana? Jelas-jelas gue ngeliat lo ngebentak si tukang tikung kok!" sindir Lara tajam. "Gimana? Puas ga dimarah-marahin sama doi? Ngaku aja deh, lo itu suka sama Vino! Eh, bukan. Lo itu TEROBSESI sama Vino! Iya kan?!"

Wajah Lara terlihat puas ketika mengucapkan kata "terobsesi" pada Tiara. "Harusnya, Verinna ada di sini! Biar dia tau muka asli lo kayak bangsat gini!" maki Lara sinis. "Lo itu nyari info tentang Vino dan Verinna sampe nanya-nanya ke Venza itu karena lo terobsesi, Tiara! Lo sampe rela dateng ke rumah Vino dan Verinna! Demi apa? Demi nyari foto masa kecil doang! Gue cuma bikin pemikiran sendiri aja sih. Bisa aja, lo pake guna-guna atau susuk atau semacamnya kan?"

Aku mengernyit heran. "Tunggu, Ra. Sebelum lo lanjut marah-marah lagi, kenapa lo bisa tau itu semua?"

"Itu semua...apa?" tanya Lara tidak mengerti, kemudian ber-oh ria. "Oh, soal foto?"

Aku mengangguk.

"Itu sih, gue tau dari Venza langsung. Dua hari yang lalu, dia cerita ke gue lewat LINE. Makanya, gue jadi tau," kata Lara.

"Dan lo kenapa bisa ada di sini sekarang?" tanyaku heran.

"Venza yang ngasih tau tanggal keberangkatan Tiara ke Singapura," kata Lara menjelaskan. "Venza sendiri tau dari Tiara langsung, sedangkan lo sama Verinna..."

YOU'RE (NOT) MINE--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang