Bab 4

127 33 7
                                    

Verinna Helena POV

            Hari ini, ujian sekolah pun datang menghampiri para siswa-siswi dengan watados.

Sialan. Sepertinya hari ini mukaku kusut banget. Yep, banget!

Itu semua karena aku terus-terusan belajar tiada henti dari hari Sabtu hingga Minggu kemarin. Aku benar-benar berusaha agar ujian kali ini tidak mengecewakan alias aku harus ranking satu.

Sialnya, mataku saat ini ngantuk banget dan rasanya malas untuk membuka mata. Padahal, sekarang sedang jam istirahat sebelum aku melanjutkan ujian sekolahku dengan mata pelajaran Agama.

"Hoi! Lo kenapa tidur? Sakit?" tanya Tiara sambil menghampiri mejaku lalu duduk di depanku.

Aku mendongakkan kepalaku dan mengangguk. "Iya, gue sakit."

"Bohong lo, anjir!" seru Tiara sambil terkekeh. "Tadi pagi, gue liat lo sehat-sehat aja. Kenapa sekarang lo mendadak sakit begini?"

"Itu kan tadi pagi, bukan sekarang," kataku cuek sambil kembali tidur di atas tanganku sendiri.

"Ck, woi! Ujian belom beres, lo udah maen tidur aja," kata Tiara asal ceplos. "Eh, omong-omong, Vino sama kawan-kawannya itu ke mana ya? Gue ga liat mereka tuh hari ini."

"Yang bener?" tanyaku sambil menatap Tiara kaget. "Masa mereka ga masuk sekolah sih? Sekarang kan ujian!"

Tiara segera memicingkan matanya padaku. "Gue heran, kenapa tiap kali gue ngebahas Vino, lo langsung semangat? Apa lo suka sama..."

"Suka dari mana? Benci sih iya. Gue saingan sama dia," kataku ketus. "Lagian ya, lo jangan ngeyel deh. Mana mungkin gue suka sama dia di saat gue kudu saingan sama dia?"

"Lo juga jangan ngeyel. Kalo lo ga suka sama dia, terus kenapa tiap kali topiknya tentang Vino itu ekspresi lo bisa beda jauh banget?" tanya Tiara sok meniru gayaku.

"Maksud lo?" tanyaku tak mengerti.

"Tiap kali gue bahas Vino, ekspresi lo itu...kalo ga datar banget, ya penasaran banget!" seru Tiara kebablasan kenceng.

"Berisik, Ara," kataku menenangkan. "Omong-omong, Lara mana?"

"Lara ke kantin. Laper, ceunah," kata Tiara.

Aku hanya ber-oh ria lalu menundukkan kembali kepalaku lalu tertidur. Belum sampai semenit, kepalaku dijitak begitu saja.

"Atuh Tiara! Sakit! Gue mau tidur bentar aja ga boleh, hah? Lo tuh ga bisa liat gue tenang ya?" cerocosku langsung tanpa melihat siapa yang menjitak kepalaku.

"Tiara?"

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali hingga sadar bahwa yang ada di depanku kini bukan Tiara lagi, melainkan si brengsek!

"Eh, elo," kataku rada salting. "Ngapain lo di sini?"

"Lo sendiri? Ngapain tidur-tiduran ga jelas terus salah manggil nama orang?" tanya Vino sambil mengangkat alisnya.

Sialan. Itu memalukan. "Yah, gue kira Tiara. Abisnya, tadi Tiara ada di depan gue dan...Tiara!" teriakku ketika melihat Tiara sedang cekikikkan di depan pintu kelas. "Sialan lo, anjing!"

"Emang, bleee," kata Tiara sambil menarik kantung matanya dan memeletkan lidahnya padaku lalu kabur begitu saja.

"Woi, anjir! Jangan kabur lo!" teriakku kesal. "Tiara!"

YOU'RE (NOT) MINE--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang