Bab 14

70 9 3
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

Verinna Helena POV

Hari yang menegangkan.

Yep, hari ini adalah hari wisuda. Hari ini, aku mempersiapkan diriku dengan baik. Menggunakan gaun (yang modelnya sama dengan teman-teman sekelasku), berdandan-ria (sial, aku paling malas kalau sudah didandan begini), menata rambutku (rambutku acak-acakan juga tidak masalah kok), mengenakan high heels setinggi 7 cm (rasanya saat ini aku setara tingginya dengan para artis yang sedang beken saat ini), dan tidak lupa juga dengan wajah jutekku yang terkadang bisa membuat orang-orang ingin menabokku secepatnya.

Aku harus datang dua jam sebelum teman-temanku datang, yang artinya aku harus datang jam ENAM PAGI! Aku sendiri sudah bangun dari jam tiga pagi (aku benar-benar takut dengan yang namanya "terlambat") dan sudah didandani serta rambutku ditata dari jam empat pagi. Jam lima? Aku sudah berangkat dari rumah.

Hari ini adalah hari yang harus buru-buru pake banget.

Untungnya, aku bukan orang yang datang paling terakhir di band-ku. Masih ada Jovi (yang tidak peduli dia mau terlambat atau tidak) dan juga Joshua (rumahnya sih memang jauh. Jadi, agak dimaklum kalau dia terlambat).

"Hari ini, tampilnya kudu balek, siah," kataku ketus. "Sampe ada yang salah, gue gorok ya!"

"Waduh, pagi-pagi udah galak aja, Rin," kata Jovi yang suka melambat dalam soal ketukan. "Gue udah latihan kemaren. Tiga jam!"

"Bagus," kataku enteng. "Nah sekarang, kita doa dulu supaya acara hari ini lancar."

Kami semua segera menundukkan kepala dan berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Setelah berdoa, aku segera duduk di tempat yang telah ditentukan oleh panitia.

Selama acara berlangsung, aku hanya memandang panggung dengan tatapan kosong. Setiap semua orang berdiri, aku baru ikut berdiri. Dan ketika semua orang duduk, baru aku ikut duduk juga. Aku tidak bisa mendengarkan apa yang dikatakan oleh pembawa acara kelulusan saat ini!

Ya jelas aku tidak bisa mendengar apa-apa! Orangtuaku disuruh datang ke sekolah untuk menghadiri acara sepayah ini—yah, begitu kata mereka—dan ketika aku suruh datang pun, mereka berdua sempat membentakku dan menamparku dua kali hingga akhirnya mereka mau ikut.

Adikku tidak ikut karena tempat yang disediakan oleh panitia memang hanya untuk orangtua wali saja. Baguslah, aku juga tidak akan sudi mengajak si tukang drama itu ke sekolahku.

Bahuku disentuh perlahan dari belakang. Ternyata sudah waktunya aku mempersiapkan diriku untuk tampil. Aku dan anggota band-ku segera menuju belakang panggung dengan sedikit terburu-buru. Sial, kakiku nyaris saja keseleo karena terlilit kabel.

Untungnya aku tidak jatuh. Itu sih untungnya.

"Anjir, mampus," kataku keceplosan ketika nyaris keseleo.

"Eits, hati-hati, Rin," kata Lara yang menopang di belakangku.

Aku terkekeh pelan. "Makasih," kataku sambil dibantu berdiri olehnya.

"Urwell," katanya ringan. "Ayo, kita siap-siap dulu di belakang panggung!"

Aku tersenyum dan mengangguk. Aku dan Lara buru-buru jalan menuju ke belakang panggung untuk mempersiapkan semuanya. Yah, lumayan buat Lara dan Jojo. Bisa latihan vokal sebentar dan pemanasan sebentar.

YOU'RE (NOT) MINE--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang