Bab 5

110 26 8
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA

Alvino Putra Irawan POV

Aku melihat RinRin naik taksi itu.

"Ah, sialan! Kenapa dia harus naik taksi sih?" tanyaku jengkel sendiri.

"Salah lo sendiri ngebiarin dia pulang sendiri," ketus Andra.

Aku mendelik sebal sambil memakai helmku lagi. "Tau ah, bodo amet," kataku sebal lalu mengejar taksi itu.

Ketika aku sudah bisa menyamakan kecepatan dengan si taksi itu, aku segera berteriak. "Rin! Verinna! Keluar lo dari taksi! Cepetan! Woi! RinRin!" teriakku berang.

Taksi itu agak tembus pandang sehingga RinRin terlihat kaget melihatku naik motor seperti ini. Lalu, dari gestur tubuhnya, aku bisa membaca. "Udah, Bang. Ga usah dipeduliin. Lanjut aja! Nanti, belok kiri ya."

Sialan.

"Woi! RinRin! Buka jendelanya!" teriakku makin kesal.

RinRin menatapku dingin lalu tidak mengacuhkanku lagi.

Sialan lagi.

"RinRin! Lo tega ya sama gue!" kataku kesal.

RinRin menatapku tajam lalu tersenyum sinis. "Emang," katanya yang bisa kutebak dari gerak mulutnya.

Sialan lagi (lagi). Aku segera menaikkan kecepatan motorku dengan kesal dan menuju rumah Andra dengan cepat. Dalam waktu lima menit, aku sudah sampai di depan rumahnya Andra.

"Mana rumahnya si RinRin?" tanyaku bete pada Andra dan Daffa.

Andra dan Daffa sudah sampai dari tadi karena aku menyuruh mereka untuk tidak menungguku sewaktu aku mengejar RinRin. Alhasil, mereka sampai duluan.

"Tuh, pager putih. Sebelah rumah gue pisan," kata Andra sambil mengedikkan kepalanya.

"Oh yang itu," kataku datar lalu berdiri di depan pagar rumahnya RinRin.

"Ngapain lo berdiri di situ?" tanya Daffa heran.

"Mau ngejitak orang yang tinggal di sini," kataku kesal.

Daffa tertawa kecil. "Kenapa?"

"Tadi, gue suruh dia buka jendela, malah bilang kalo dia emang tegaan dan ga mau ngebukain jendela dong," kataku sebal.

"Yah, salah lo sendiri. Kenapa lo ambil hapenya si Verinna tiba-tiba?" tanya Andra. "Kata Lara sih, hape itu penting banget buat Verinna. Makanya, lo jangan sembarangan ambil hape orang."

"Penting banget? Segitu pentingnya ya?" tanyaku sinis.

Andra mengangguk. "Dia kan anak musik. Dia pake hape dia buat denger dan bikin lagu. Dia pake hape dia juga cuma buat nanya tugas sama nulis buku aja," kata Andra memberitahu.

"Nulis buku?" tanyaku heran.

"Iya. Kayak nulis di wattpad gitu," kata Andra memberitahu lagi.

"Omong-omong, lo tau ini semua dari Lara?" tanya Daffa sembari senyum-senyum sendiri.

Kumat deh nih anak.

"Iya. Emangnya kenapa?" tanya Andra balik.

"Gue perhatiin, lo sama Lara kayak makin deket ya," kata Daffa sambil mengedipkan sebelah matanya dengan gayanya yang alay-najis-goblok itu.

YOU'RE (NOT) MINE--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang