Me and My Family (Bab 2)

90 22 7
                                    

Verinna Helena POV (on the diary)

Niatnya, aku hanya ingin pergi ke toilet lalu pergi ke kantin.

Tapi nyatanya, di toilet, aku sudah mendengar banyak hujatan yang jelas-jelas ditujukan untukku.

"Anak haram pantes sekolah di sini?"

"Eh, sut, ada anak haram! Ati-ati!"

"Nanti gue ketularan haram deh."

"Udah anak haram, masih berani pasang muka di sekolah ini?"

"Muka badak banget tuh si anak haram!"

Begitulah yang terdengar di telingaku. Dengan sabar, aku keluar dari toilet itu dan pergi ke kantin.

Setibanya di kantin, aku membeli Zupa sup. Aku segera duduk di tempat langgananku: pojokan dan sendirian.

Tapi tiba-tiba saja, badanku terasa dingin ketika ada sesuatu yang disiram dari atas kepalaku. Aku melihat warnanya: merah. Ini pasti soda (aku tidak ingin sebut merek. Toh kalian juga pasti tau mereknya apa).

"Anak haram tuh ga pantes ada di lingkungan sekolah ini!" teriak Levina—si pemfitnahku selama ini—dengan lantang.

"Ya! Anak haram ga pantes!"

"Keluarin aja tuh si anak haram!"

"Ada anak haram beredar di sini?"

"Ih, malu-maluin banget deh."

Dan mendadak saja, aku menerima banyak serangan berupa makanan. Entah itu berupa minuman, ataupun makanan.

Dan tidak ada satu guru pun yang ada di kantin.

Dan tidak ada yang membelaku.

Sedih? Memang. Tapi aku tidak suka mengasihani diriku sendiri. Marah? Ga usah ditanya. Ingin bunuh diri lagi?

Hm, tawaran yang menggiurkan.

Aku mulai berdiri dan menatap semua orang yang melihatku dengan tatapan jijik. Aku tersenyum sinis sembari berkata, "Silakan. Lanjutin acara lempar-lemparannya. Tapi, jangan salahin gue kalo setelah ini, gue bunuh diri dan nyalahin kalian semua karena gue bunuh diri."

Aku berjalan menuju ibu-ibu kantin dan meminta pisau buah. Aku mengedarkan pandanganku pada semua teman-temanku yang berada di kantin ketika pisau buah itu sudah berada di tanganku. Aku mengarahkan pisau buah itu pada mereka satu per satu.

Dan terakhir, mengarah ke leherku.

"Emang anak haram harusnya mati ya," kataku sinis sambil mendekatkan pisau itu pada leherku. "Ada yang mau bunuh gue? Atau emang seharusnya gue bunuh diri?"

Semuanya mendadak hening dan menatapku antara jijik, horor, dan takut.

"Jangan!" teriak seseorang yang lebih mirip dengan cicitan tikus.

Aku menoleh ke sumber suara dan mendapati Patricia Louvre, teman si pemfitnah sekaligus mantan sahabatku.

"Jangan bunuh diri!" teriaknya lagi.

Levina, si pemfitnah itu, menghampiri Louvre dengan galak. "Kenapa lo larang dia buat bunuh diri? Apa lo mau bunuh dia?"

"Bukan! Kalo dia sampe bunuh diri, bisa aja dia udah nulis surat bunuh diri dan isi surat itu mengarah pada kita semua," kata Louvre.

"Dia ga mungkin nulis surat! Gue ga liat dia nulis surat kok," kata Levina enteng.

"Kata siapa?" Aku merogoh kantong rok merahku dan mengacungkan sebuah kertas yang sudah tidak berbentuk lagi. "Gue emang ga nulis. Tapi gue udah nulis surat ini sejak tahun lalu dan selalu gue bawa ke manapun gue pergi," kataku sambil tersenyum penuh kemenangan. "Nama kalian, gue cantumin di surat ini. Jadi, gue rasa emang sebaiknya gue bunuh diri saja."

Ketika itu, aku tidak sadar bahwa pisau buah itu mulai menggesek leherku secara perlahan. Secara perlahan pula, darah mulai menetes dari leherku.

"Jangan!" teriak Levina. "Jangan! Lo ga boleh mati!"

Levina menghampiriku dan merebut surat itu dari tanganku. Dia merobek surat itu menjadi beberapa potongan kertas dan mengambil pisau buah itu dari tanganku.

Dan setelah itu, aku merasa diriku jatuh dan semuanya menjadi gelap.

Itulah percobaan bunuh diriku yang kedua.

Sejak aku difitnah begitu, semua nilaiku menurun. Aku menjadi anak yang paling bodoh dari keluarga "Wijaya". Aku sering dikata-katai. Terlalu banyak makian yang pernah kuterima.

Dan bab selanjutnya, aku akan mengungkap tanggal bunuh diriku yang selanjutnya.



585 words

spoiler dikit, di bab selanjutnya, bukan diarynya RinRin lagi.

sekian dari diarynya RinRin

bab 6 is coming soon...

YOU'RE (NOT) MINE--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang