Bab 17

56 8 2
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

Alvino Putra Irawan POV

Gila, aku ga ngerti lagi sama sikap semua teman-temanku!

Eh, RinRin termasuk temanku atau bukan ya?

Yah, peduli amat! Yang jelas, aku tidak mengerti dengan mereka!

Kemarin, sepulang wisuda, RinRin menolak untuk diantar pulang olehku. Dia lebih milih pulang bersama Venza, kakak angkatnya yang mukanya menyebalkan itu! Aduh, ya ampun! Aku masih tidak mengerti, kenapa mereka semua malah jadi menjauhiku sih?

Andra dan Daffa lagi! Dua anak itu benar-benar menyebalkan kemarin! Tiba-tiba saja, mereka bersikap sinis padaku dan berkata aku bego segala macam (aku kan ranking satu, gitu loh. Mana sudi aku dikatai bego oleh orang yang otaknya lebih payah daripadaku?!).

Saking stresnya, kemarin, ketika aku diajak makan malam oleh kedua orangtuaku di Shabu Hachi, aku tidak dapat menikmati makanan yang tergolong sangat lezat itu! Sial, aku memang hobi bikin rugi deh!

"Vino, kamu mau ikut papa ga?" tanya papaku ketika aku menuruni anak tangga dan menuju ruang keluarga.

"Ke mana?" tanyaku sambil mengernyit heran.

"Ke Black Butler Cafe. Papa ada urusan kecil di sana," katanya sambil mencari tas kerjanya.

Black Butler Cafe? "Hm, boleh deh. Vino ikut!" seruku sambil kembali ke atas dan mengganti pakaianku dengan cepat.

###

"Vin, kamu pesen apa aja boleh kok. Nanti kamu bilang ke waiter-nya kalo makanan kamu bakal papa bayarin ya," kata papaku sambil tersenyum dan mengusap kepalaku. "Papa mau meeting dulu."

"Oke," kataku enteng sambil membolak-balikkan menu.

Astaga! Ini semua sepertinya enak! Yep, aku bilang sepertinya karena waktu itu kan aku tidak sempat makan dan ikut campur urusan RinRin dengan papanya.

Sial, aku jadi teringat RinRin lagi.

Aku kembali memfokuskan diriku pada menu di kafe ini. Nasi goreng seafood, pizza with double cheese, nasi soto bakar, fettuchini carbonara, tuna salad...gila! Ini sih aku borong satu kafe!

Aku mengangkat tanganku sebagai tanda memanggil waiter untuk mencatat pesananku.

Ehm, sepertinya aku cukup rakus. Belum lagi, aku memesan green tea latte, lychee tea, dan hot hazelnut latte.

"Nanti dibayarin sama Ariesta Irawan ya," kataku menyebut nama papaku.

"Oh oke," kata waiter itu ramah. "Ditunggu pesanannya ya."

Aku mengangguk dengan semangat disertai dengan perutku yang sudah kelaparan pake banget dari tadi!

Aku memainkan handphone-ku dan...haha! handphone-nya RinRin! Handphone dia kan masih ada di tanganku. Ah, iya. Aku juga jadi ingat harus membaca bab terakhir dari diary-nya.

Eh, tunggu. Apa kafe ini punya wifi?

Aku buru-buru mengecek dan ternyata...arrghh! Sial! Di password!

Dengan ogah-ogahan, aku berjalan menuju resepsionis dan menanyakan password wifi-nya. Ketika hendak diberitahu password-nya, tiba-tiba saja seorang perempuan dengan rambut yang cukup berantakan memasuki kafe itu.

YOU'RE (NOT) MINE--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang