arlando - 24

6.7K 291 0
                                    

Selamat membaca!

Bel sekolah pun telah berbunyi. Sebagian murid murid SMA Global telah menuju gerbang sekolahnya dan sebagian masih ada yang mengikuti ekstrakurikuler.

Tania beserta sahabatnya segera menuju gerbang sekolahnya. Dikarenakan mereka akan bermain ke rumahnya Lauren. Lauren sendiri lah yang meminta mereka untuk kerumahnya ketika jam pelajaran pelajaran berlangsung.

Ketika mereka ingin masuk ke mobil nya Lauren, mereka di tahan seseorang. Arlan yang menahan mereka, ralat hanya menahan Tania.

"Kita tunggu di dalam mobil ya Tan" ucap Lauren. Tania hanya mengangguk tanda mengiyakan ucapan Lauren.

Setelah mereka di dalam mobil Lauren. Tania menanyakan maksud kedatangannya menahan tangannya.

"Ngapain?" tanya Tania kepada Arlan.

"Mau kemana?" tanya Arlan balik kepada Tania.

"Rumah Lauren. Kenapa sih?" Tania masih menanyakan dengan perasaan bingung.

"Bareng gue" balas Arlan.

"Gak bisa Lan, gue harus sama mereka" tolak Tania.

"Lo tadi pergi dengan gue, pulang juga harus dengan gue" balas Arlan dengan ngotot.

"Apaan sih? Gue kan bilang gak bisa ya gak bisa. Gak usah maksa" tolak Tania dengan kasar.

"Tan ayok, keburu sore ntar kalian pulangnya" Lauren mengajak Tania agar segera naik ke dalam mobilnya.

"Dia bareng gue. Lo duluan aja" bukan Tania yang menjawab, melainkan Arlan yang secara sepihak agar Tania pulang bersamanya.

"Apaan sih? Gue kn bilang gak. Gue bareng kalian Lau" tungkas Tania dengan cepat.

Arlan memerhatikan ke arah Lauren sejenak menandakan agar Tania pulang bersamanya. Lauren yang tau akan itu, segera ia menyuruh Tania untuk pulang bersama Arlan.

"Lo dengan Arlan aja Tan gak papa. Kita duluan ya. Lan anterin Tan ke rumah gue dengan selamat awas aja kalo lecet" ujar Lauren kepada Arlan dan memberi sedikit peringatan kepadanya. Dan mobil Lauren segera meluncur keluar dari parkiran sekolahnya.

"Denger kan?" tanya Arlan dengan menang dan menarik tangan Tania agar menuju ke parkiran motor belakang sekolahnya.

Dengan keterpaksaan, Tania menurut pulang bersama dengan Arlan.

Setelah sampai di parkir motor, Tania menepis tangan Arlan dengan cepat.

"Gak usah kesempatan dalam kesempitan megang megang tangan gue" ucap Tania dengan galak dan langsung segera mengambil helm yang di berikan Arlan.

"Kapan sih lo gak galak kalau ngomong dengan gue?" tanya Arlan agar Tania sedikit lembut kepadanya.

Tania hanya mengedikkan bahunya dengan cuek dan segera naik ke motor Arlan. Arlan yang tak siap akan Tania menaikki motornya, hampir saja motornya terjatuh ke samping. Untung Arlan dengan sigap bisa menahan dengan kedua kaki nya.

Motor yang dituju Arlan segera meninggalkan sekolahnya. Arlan yang membawa motornya di bawah rata rata tak biasanya.

"Mau makan dulu gak?" tanya Arlan dengan Tania di sela sela perjalanannya. Tania yang sedikit kurang mendengar perkataan Arlan, refleks badannya sedikit maju ke arah Arlan dan tangan sebelah kanannya memeluk pinggang Arlan. Arlan yang melihat itu pun hanya tersenyum tipis di sana, tanpa Tania ketahui.

"Kenapa?" tanya Tania dengan Arlan.

"Mau makan dulu gak?" Arlan mengulangi pertanyaan sebelumnya.

"Gak usah deh, langsung kerumah Lauren aja Lan" tolak Tania. Dan segera melepaskan tangannya dari pinggang Arlan. Arlan pun hanya mengangguk kepala nya.

"Sorry" ucap Tania dengan pelan. Sayang, Arlan tak mendengarnya.

Tak butuh waktu berjam jam menuju kerumah Lauren, Arlan telah sampai mengantarkan Tania ke rumah Lauren. Karena jarak rumah Lauren dengan sekolahnya hanya membutuhkan waktu 10 menit saja.

"Makasih" ucap Tania sambil tersenyum tipis ke Arlan dan mengembalikan helm tersebut kepadanya.

"Santai aja" balas Arlan dengan seadanya.

"Gue masuk ya. Hati hati" balas Tania dan segera masuk ke rumah Lauren. Karena pagar rumah Lauren telah terbuka sedari tadi. Mungkin Lauren menyuruh security rumah nya agar jangan ditutup kembali sebelum Tania datang kerumahnya.

Motor Arlan berlalu dari rumah Lauren. Dan Tania segera masuk ke dalam rumah Lauren tersebut. Bi Ona telah menyambut nya.

"Eh non Tania, langsung ke kamar non Lauren aja non. Non Lauren yang meminta nya sama bibi kalau non Tania sudah datang nanti" sapa Bi Ona kepada Tania dan menyuruhnya langsung untuk ke kamarnya.

"Makasih ya Bi" ucap Tania dengan lembut dan segera menaikki tangga menuju kamar Lauren.

Tok tok tok

Tania mengetuk pintu kamar Lauren. Bagaimana pun ia masih mempunyai sopan santun di rumah orang, sekali pun itu rumah orang tua sahabatnya.

"Langsung masuk aja kali Tan, ngapain make ngetok ngetok pintu segala" ujar Lauren ketika ia membukakan pintu kamarnya untuk Tania.

"Gue masih ada sopan santun kali" balas Tania dan segera masuk ke dalam kamar Lauren.

"Masih sama aja kayaknya kamar lo. Gue pikir ada yang berubah" ucap Tania ketika melihat suasana kamar sahabatnya. Tidak ada yang berbeda kecuali lemari dan meja riasnya. Warna biru tosca cat kamar nya dan sedikit hiasan hiasan yang unik yang dibuat Lauren.

"Males gue mau ubah semuanya. Cukup lemari sama meja rias aja" ucap Lauren dengan cuek.

"Tumben cepet Tan" sahut Siska yang berada di kursi meja belajar Lauren.

"Ngapain juga lama lama?" balas Tania dengan malas.

"Eh eh Tan kita tadi sempat diskusi nih, malam minggu mau nginep di rumah nya Lauren. Lo bisa gk?" sapa Grecia dan menanyakannya dengan Tania.

"Sabtu ini ya?" Tania menanyakan balik kepada Grecia.

"Iya. Kenapa? Lo lagi ada urusan ya?" tanya Lauren kepada Tania.

"Gue gak janji ya. Tapi gue usahain bisa deh sabtu ini" balas Tania tak yakin. Ia takut jika papa nya mengajak mereka untuk makan malam bersama. Karena besok mama dan papa nya tiba di Jakarta.

"Emang kemana sih lo?" tanya Grecia dengan penasaran.

"Besok bokap nyokap gue pulang, kalian tau sendiri kalo bokap udah pulang pasti diajakin untuk makan malam. Apalagi malam minggu kayak gitu" balas Tania dan mereka mengangguk kepala nya. Tentu saja mereka sudah tau kebiasaan Om Jerry Bagaskara ketika pulang ke Jakarta.

"Gak jadi kemarin tante Debby pulang emangnya Tan?" tanya Siska kepada Tania.

"Gak. Mama bilang sekalian aja pulang dengan papa" balas Tania.

"Yaudah deh, kalo emang gk bisa gpp Tan. Kita titip salam aja sama Om Jerry dan Tante Debby" ujar Lauren. Tania hanya mengangguk kepala nya.

ARLANDO (PROSES PENASKAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang