arlando - 80

3.5K 125 0
                                    

Arlan pusing harus memikirkan cara apalagi agar syarat yang diajukan Tania itu secepat mungkin dihapusnya. Ia tidak bisa harus sediaman hampir satu minggu dengan kekasihnya itu.

Arlan sedari tadi menelpon Tania meminta Tania menghapus syarat gila nya tersebut. Dan ditolak berkali kali oleh Tania. Tania melakukan itu demi kebaikan hubungannya agar tidak terjadi PHO dimana mana. Dan Tania tidak salah sepenuhnya meminta syarat itu agar Arlan dan Heri segera baikan.

Arlan memutuskan untuk menghampiri Tania kerumahnya. Ia mengambil jaket hitam miliknya dan mengambil kunci mobilnya.

Ia melirik ke kamar adiknya yang ada di sebelah kamarnya. Dan ia membuka pintu kamar tersebut. Hatinya sakit jika harus mengingat kenangannya bersama adiknya itu. Biasanya ia selalu berpamitan kepada adiknya itu ketika dia mau keluar. Tetapi itu tinggal kenangan.

Arlan mendudukkan dirinya di kasur adiknya tersebut. Tempat dimana adiknya suka bermain game disana, tidur disana dan segala macam kegiatan lainnya. Arlan pun tersenyum kecut ketika melihat foto yang ada di meja belajar Austin. Foto dirinya dan adiknya ketika mereka berlibur di Negeri Sakura. Dimana adiknya masih sehat.

Arlan mengambil foto tersebut dan memeluknya. Tanpa disadari, air mata Arlan jatuh. Ia merindukan sosok adiknya.

"Dek, abang kangen sama Austin. Abang kangen kita main PS bareng, abang kangen marahin kamu, abang kangen kamu bawel ke abang, abang kangen semuanya dek" ucap Arlan yang menatap foto bersama adiknya itu.

"Maafin abang ya dek yang kurang perhatiin Austin. Abang kurang waktu sama Austin. Seandainya kamu masih ada, abang tebus semua kesalahan abang dan nurutin semua kemauan Austin" lanjut Arlan.

Arlan menghapus air matanya. Dan ia menaruh kembali foto tersebut di tempat semula. Dan ia tersenyum.

"Dek, abang janji akan jagain kak Tania kayak abang jaga kamu dari kecil sampai sekarang. Walau kamu sudah gak bisa abang lihat, tapi abang percaya, Austin disini sekarang. Kamu bahagia selalu ya di Surga. Abang pamit dulu ya mau kerumah kak Tania. Orang yang kamu sayang banget bahkan melebihi rasa sayang kamu ke kak Gaby" ucap Arlan dan meninggalkan kamar adiknya itu.

-Arlando-

Arlan pun telah sampai dirumahnya Tania. Ia memencet bel rumah tersebut ketiga kalinya. Dan dibukakan oleh orang yang saat ini ia pengen ketemu.

"Elah siapa si ganggu aja.. Arlan!? Ngapain kamu kesini?" gerutu Tania dan kaget ternyata Arlan yang memencet bel rumahnya tersebut.

"Boleh aku masuk?" tanya Arlan.

"Ngapain?"

"Jadi gak boleh nih? Yaudah bodo amat ya aku tetap masuk" tanya Arlan masa bodo dan menyelonong masuk ke dalam.

Tania hanya melotot tajam ke arah pacarnya itu. Pasalnya ia belum menjawab sama sekali pertanyaan Arlan tersebut.

"WOI PUNYA SOPAN SANTUN GAK SIH? ORANG BELUM ADA BILANG YA ATAU GAK UDAH MAIN NYELONONG AJA!" teriak Tania kesal dan menutup pintu utama rumahnya itu dan menyusul Arlan di ruang keluarga.

Tania duduk di depan Arlan tidak disampingnya, seperti biasa. Ia memperhatikan Arlan yang Tania pikir Arlan abis nangis. Karena diliat dari matanya yang sembab dan hidungnya yang merah.

"Ngapain liat liat?" tanya Arlan.

Tania memutar bola matanya malas dan memalingkan wajahnya.

ARLANDO (PROSES PENASKAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang