arlando - 43

5.3K 256 3
                                    

Tinggalkan jejak vote & comment kalian! Dan hargain cerita yang author buat. Terima kasih :)

Arlan menuju kelasnya. Belum sempat ia duduk, sahabat sahabat nya itu telah mengintrogasikan dirinya dengan banyaknya pertanyaan pertanyaan.

"Gila lo jadian ya sama Tania?" tanya desta.

"Wagelaseh bisa juga akhirnya lo lupain Gaby. Gue kira gak bakalan bisa" ucap Bagas.

"Ini namanya temen gue. Gak larut dalam kesedihan terus menerus" ucap Hans dengan bangga.

"Ceritain gimana ceritanya lo jadian sama Tania?" pinta Desta kepada Arlan.

"Iya tau nih Arlan. Mentang mentang udah ada Tania, kita nya di lupain" sambung Bagas.

"Ganggu aja si lo lo pada" balas Arlan tak suka.

"Eits santai boss. Pagi pagi udah marah wae" ucap Bagas dengan mengelus punggung Arlan.

"Udah lah ntar Arlan pasti cerita. Mungkin bukan sekarang waktunya" ucap Hans yang menengahi perdebatan mereka.

Arlan mengacungkan jempolnya menandakan ia setuju apa yang dikatakan Hans.

Tak jauh beda dengan kelas Tania. Teman teman kelas nya bahkan sahabatnya kecuali Grecia melihat takjub dengan perlakuan Arlan kepadanya.

"Bebeb harus cerita semua sama kita kita. Kenapa Arlan bisa selembut gitu sama lo" ucap Siska begitu Tania mendudukkan dirinya di sebelah Lauren.

"Gak usah alay deh lo pagi pagi" protes Grecia yang ada di sebelahnya.

"Waw ada pasangan baru nih abis mesra mesraan di depan kelas" sindir Heri yang diikutin anak buahnya di belakang.

Tania tak suka dengan gaya bicara Heri yang seolah menyindir dirinya tersebut.

"Lo cabut sekarang deh. Ganggu pemandangan aja" bukan Tania yang mengusir melainkan Lauren.

"Tau. Gak ada kerjaan banget sih lo gangguin Tania mulu" sambung Grecia dari belakang.

"Hahaha" Heri dan teman temannya mentertawakan Tania dan yang lain.

"Kalo udah putus sama Arlan nya kasih tau ya sayang. Biar bisa aku rebut dari dia" bisik Heri di telinga Tania. Tetapi masih bisa didengar oleh sahabat Tania.

"Lo kata sahabat gue piala bergilir. Sana lo cabut" kesal Lauren dan menjitak kepala Heri.

Heri yang melihat Lauren menjitak kepalanya, segera ia beralih ke Lauren dan melihat wajah Lauren mulai dari mata sampai beralih ke bibir.

"Mau ngapain lo bangsat" ucap Lauren dengan kasar.

"Kalo bibir lo masih mau selamat, mendingan gak usah pake acara jitak kepala gue segala" balas Heri dengan mengancam Lauren.

"Lo gak usah ngancem temen gue. Lo cabut sekarang" Tania membuka suaranya dan mengusir Heri.

"Tanpa kamu suruh pun aku akan cabut sayang dari sini" goda Heri.

"Ingat pesan aku tadi ya. Kalo udah putus, kabarin segera" lanjut Heri dan mencolek pipi Tania tersebut.

"Cabut" perintah Heri kepada teman temannya tersebut.

Tania segera mengelap pipi nya dengan kasar. Ia benar benar seperti wanita murahan yang di colek sama lelaki hidung belang seperti Heri.

"Gila kali ya tuh anak" kesal Siska.

"Lo gak papa Lau?" tanya Tania kepada Lauren.

"Gak kok. Seharusnya gue yang nanya. Lo gak papa?" Lauren menanyakan balik keadaan Tania.

ARLANDO (PROSES PENASKAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang