arlando - 9

9K 364 0
                                    

Mobil Tania pun telah keluar dari kawasan sekolahnya tersebut. Tanpa disadari Tania, sedari tadi ada motor yang mengikutinya. Yah, itu Arlan. Arlan lah yang mengikuti mobil jazz putih milik Tania tersebut.

Di dalam mobil Tania tersebut, mereka membicarakan hal hal yang tak penting. Tania hanya mendengarkan sahabat sahabatnya ini cerita sesuka mereka. Apalagi, Lauren yang dramastis mengenai drama korea. Tania dan ketiga nya tak minat sama sekali untuk menontonnya. Alhasil mereka mengiyakan saja apa yang dikatakan Lauren untuk menyenangi hati nya.

"Eh Tan btw kenapa gak besok aja lo buka seleksi ketua ekskul dance?" tanya Grecia kepada Tania yang kebetulan duduk di samping kemudi. Tania hanya melirik sebentar ke arah Grecia dan memfokuskan kepada jalan didepannya.

"Boleh sih. Tapi gue harus minta persetujuan dari Bu Kezia dulu. Soalnya kan dia guru yang ngajar ekskul dance Grec" jelas Tania kepada Grecia. Siska dan Lauren hanya menyimak pembicaraan kedua sahabatnya.

"Yaudah abis ini lo hubungi Bu Kezia aja. Soalnya kalo cepet lebih bagus. Lagian kan milih ketua dance gk mudah Tan. Apalagi kita mau Ujian bentar lagi" cerca Siska.

"Iya bener Tan. Ntar kita bantu ngomong deh sama Bu Kezia. Soalnya gak mungkin lah sampe lo tamat, lo terus yang ajarin tuh anak anak" balas Lauren.

"Kalo emang Bu Kezia gk izinin gue untuk milih ketua dance yang baru, apa boleh buat" jawab Tania dengan pasrah.

"Ya kali Tan. Gini ya, kita tuh mau ngurusin kuliah kita juga. Lo rencana kuliah di Amrik kan? Lo juga sibuk banget akhir akhir ini, gk tega kita liat lo gitu. Belum lagi kegiatan osis lo, kalo gue sih sebisa gue untuk bebas jadi ketua dance" ujar Lauren dengan panjang kali lebar.

"Ya iya sih Lau, osis aja beberapa minggu lagi bahkan ada pemilihan ketua sampe bendahara. Bahkan tabrakan dengan pemilihan ketua dance. Gue capek sebenarnya, tapi yaudahlah nanggung udah mau tamat juga nih" Tania membuang napas nya secara kasar.

"Nah, kalo gitu lo bisa pake alasannya itu Tan ke Bu Kezia bahwa tabrakan hari dengan pemilihan osis. Gue jamin tuh guru pasti ngerti lah" ujar Grecia.

Tak berasa dengan obrolan mereka sedari tadi, mereka telah sampai di halaman luas rumah Tania.

"Gila halaman lo makin luas aja Tan" puji Lauren.

"Gak usah norak deh Lau. Rumah lo juga luas kali" cerca Tania dengan cepat.

"Tau loh Lau, norak amat. Rumah sendiri juga gede, gak berasa apa lo?" ujar Grecia yang menyudutkan Lauren.

Siska hanya menggangguk setuju mengenai pendapat Tania dan Grecia. Iya, emang benar, rumah Lauren 2x lebih besar dari rumah Tania. Mama Lauren yang bekerja sebagai pemilik kue dan sudah berbagai cabang ada di Jakarta. Sedangkan papa Lauren yang bekerja sebagai pemilik perusahaan CEO. Bayangkan saja, uang ngalir setiap hari di atm nya Lauren. Tetapi bukan itu yang Lauren inginkan, ia menginginkan waktu mama atau papa nya untuk nya sebentar saja. Lauren sangat kesepian. Karena ia anak tunggal dan itulah membuat Lauren berkeliaran kemana mana setelah pulang sekolah.

Mereka pun, masuk bersama sama kerumah Tania. Arlan pun telah berhenti di depan rumah Tania. 'Ternyata ini rumah lo. Oke besok gue jemput' . Ujar Arlan dalam hati sambil melihat sekeliling halaman Tania. Ia sangat suka dengan rumah Tania yang asri dan sejuk dengan pepohonan kehijauan disana dan terdapat air mancur di depannya. Arlan pun segera mengegaskan motor ninja nya meninggalkan rumah Tania.

Mereka di sambut oleh pembantu Tania bernama Bi Ira tersebut. Bi Ira yang kenal dengan kenal teman teman nyonya muda nya tersebut tersenyum ke mereka

"Eh ada non Gres, non Lauren dan non Siska. Udah lama banget gk main kesini ya kalian" sapa Bi Ira dengan ramah kepada mereka bertiga. Mereka pun hanya tersenyum ramah kepada Bi Ira.

"Bi tolong siapin makanannya ya bi" jawab Tania kepada Bibi nya tersebut. Sang bibi pun menggangguk dan berlalu dari harapan mereka.

"Kalian mau minum apa?" lanjut Tania kepada teman temannya.

"Gue lagi pengen es buah Tan. Ada gk?" tanya Grecia.

"Buahnya sih lengkap, lo buat sendiri aja deh Grec capek gue kalo harus buat. Kalo suruh Bi Ira juga gk tega gue, dia udah buat makanan gue suruh. Yang lain aja deh" ujar Tania dengan Grecia.

"Gue es jeruk aja Tan" sambung Siska. Yang dianggukin oleh Tania.

"Lo apa Lau?" tanya Tania kepada Lauren.

"Ada soju gak? Gue lagi pengen minum gituan" tanya Lauren dengan asal. Dan mendapat jitakan dari Tania.

"Ini bukan kafe yang suka lo kunjungin ya. Tolong, kalo lo ada masalah jangan suka minum minuman keras gitu" ujar Tania dengan kesal kepada Lauren.

"Tau nih sih Lauren. Boleh nakal, tapi kondisikan tubuh lo juga kali. Lo mau mati muda sebelum nikah?" tuding Grecia kepada Lauren. Lauren hanya menunduk dan menggelengkan kepalanya. Ia sudah takut akan jawaban sahabat sahabatnya tersebut. Mereka sangat perduli sekali dengan Lauren. Sedangkan orang tua nya saja tak tahu apa yang dilakukan keseharian olehnya.

"Yaudah iya iya sorry. Gue samain aja dengan Siska, Tan" jawab Lauren. Tania hanya tersenyum tipis kepada Lauren dan mengganggukkan kepalanya.

"Lo apa Grec?" tanya Tania kepada Grecia.

"Jangan yang macam macam lagi tolong" lanjut Tania.

"Hehe, yaudah gue samain aja kek lo Tan. Lo nya apa?" tanya balik Grecia kearah Tania.

"Gue? Gue lagi pengen milkshake chocolate. Lo mau?" tanya Grecia kepada Grecia. Grecia hanya menggangguk saja.

"Sis, Lau gak mau ganti minumannya kayak gue sama Grec? Kalian es jeruk mulu gk dimana mana. Gk bosen napa" ujar Tania kepada mereka berdua.

"Gak deh Tan. Gue lagi males minum kayak lo gituan" ujar Siska.

"Yaudah. Kalian ke atas aja langsung ke kamar gue. Gue mau buatin dulu minuman lo pada" suruh Tania kepada mereka. Tanpa babibu lagi, mereka bertiga segera lari kearah kamar Tania. Karena mereka ingin berebutan mendapatkan king size milik Tania yang sangat empuk itu. Tania hanya menggelengkan kepalanya saja melihat kelakuan ketiga sahabatnya itu.

Setelah beberapa menit di paintry, minuman pun jadi, Tania segera mengantar pesanan minumannya tadi ke arah kamarnya. Bi Ira yang melihat Tania pun segera menuju Tania

"Eh non Tania. Bibi aja non yang anterin ke kamar non Tania. Sekalian nganterin makanan yang non bilang tadi" tawar Bi Ira kepada Tania.

"Gak usah bi. Tania bisa kok. Yaudah, Tania tunggu masakan bibi aja. Sekalian Tania bawa sendiri" jawab Tania dengan ramah.

"Eh gak usah non, bibi aja. Non ke atas aja. Udah ditungguin sama teman teman non" jawab Bibi yang menolak tawaran Tania tersebut.

"Bi. Tania bilang Tania aja yang anterin. Udah selesai kan bibi masaknya?" tanya Tania kepada Bibi nya.

"Baiklah non. Udah non, udah selesai. Bibi tadi buatin brownies kukus" jawab Bi Ira dengan girang.

"Yaudah mana bi?" tanya Tania. Bibinya pun, segera menuju paintry kembali mengambil bolu kukus yang ia buatkan tadi.

"Ini non. Hati hati anterinnya non" Bi Ira meletakkan brownies tersebut. Tania hanya tersenyum dan mengganggukkan kepala saja.

ARLANDO (PROSES PENASKAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang