arlando - 15

8K 338 0
                                    

"Maaf" ucap Tania dengan nada yang serak. Ia menangis di dada bidang milik Arlan.

Arlan yang merasa baju nya sudah basah dengan tangisan Tania, ia hanya mengelus rambut halus Tania dengan ragu.

"Maaf" ucap Tania sekali lagi kepada Arlan dengan suara kecil.

Arlan yang masih mendengar ucapan Tania tadi ia menanyakannya kepada Tania "Kenapa?" tanya Arlan dengan lembut yang masih mengelus rambut Tania.

"Gue udah gak dengerin omongan lo yang di rooftop" ucap Tania masih dengan suara pelannya.

"Hei dengerin ya. Gue gak masalah lo mau dengerin omongan gue ato gak, gue lakuin itu karna gue peduli sama lo" jawab Arlan.

Tania segera mendongak melihat Arlan. Saat ini, penampilan Tania kembali sama seperti di rooftop tadi.

"Atas dasar apa lo peduli?" tanya Tania dengan penasaran.

"Salah gue peduli sama temen sendiri?" Arlan tidak membalasnya tetapi memberikan pertanyaan kepada Tania.

"Emang gue nganggep lo teman ya?" tanya Tania sambil menahan ketawanya.

"Maaf mbak, mas. Jadi naik gak nih mbaknya?" tanya supir taksi di sela sela Tania menanyakan pertanyaan kepada Arlan.

Tania segera membalikkan badannya ia baru mengingat jika ia memberhentikan taksi saat beberapa menit lalu "Eh, maaf pak. Gak jadi. Tapi ini bayarannya pak. Karena bapak sudah menunggu cukup lama" bukan Tania yang menjawab, tetapi Arlan. Arlan segera memberikan selembar uang biru kepada supir tersebut.

"Makasih ya" balas Tania seraya tersenyum kepada Arlan. Arlan yang melihat senyuman Tania seolah tersihir melihat senyuman Tania ia hanya diam saja.

"Lan? Kok bengong sih? Aelah" sapa Tania yang menganyunkan tangannya di hadapan Arlan.

"Eeh.. Yang bengong juga siapa?" jawab Arlan dengan mengalihkan muka nya kearah lain. Arlan tak mau jika Tania melihat perubahan Arlan yang bisa salah tingkah. Tania hanya ber 'oh' ria saja. Ia hanya tak ingin berdebat kembali dengan cowok di hadapannya ini.

"Lo kenapa bisa tau gue disini?" tanya Tania dengan curiga.

"Ya anu..itu apa ya" jawab Arlan dengan kaku. Tak biasanya Arlan begini kepada cewek sebelumnya. Ia jadi mengingat sedikit, jika ia pernah seperti ini kepada Gaby dulu.

"Anu apaan? Jelas dikit" balas Tania dengan tak sabar melihat tingkah Arlan.

"Kita ke parkiran motor sekarang. Gue anter pulang. Ayo" Arlan mengalihkan pembicaraan. Ia tak mau jujur kepada Tania bahwa Lauren lah yang memberi tau Tania jika Tania ada perdebatan dengan Kepala Sekolahnya.

"Gak usah ngalihin pembicaraan ya. Gue gak suka" balas Tania dengan emosi.

"Yaudah di parkiran aja gue jelasin. Disini panas banget. Mana dari tadi berdiri mulu" balas Arlan dengan cuek.

"Ayo atauvgue masuk kelas nih?" Arlan masih menawarkan kepada Tania. Tania hanya mengangguk menurut kepada Arlan. Arlan benar, saat ini cuaca sangat panas sekali.

Mereka telah berada di parkiran motor. Tania menagihkan utang penjelasan kepada Arlan "Cepetan jelasin" ucap Tania yang menahan tangan Arlan untuk mengambil helm nya.

ARLANDO (PROSES PENASKAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang