arlando - 13

7.9K 360 0
                                    

"Kenapa kalian? Mau gue lempar juga sama kayak tuh kodok?" timpal Tania kepada mereka. Mereka pun hanya ketawa saja.

"Dih gue tanya kenapa, malah dijawab dengan ketawa kalian. Udah pada gak waras lo lo pada" desis Tania kepada sahabatnya.

Mood Tania saat ini sudah sangat buruk sekali. Bagaimana tidak, dengan kedatangannya Arlan yang secara sepihak kerumahnya tanpa seizin dari Tania, bisikan bisikan dari teman dan adik kelas nya ketika ia sampai di sekolah. Dan manusia kodok, si Heri yang telah menganggunya. Dan sekarang para sahabat sahabatnya ikut mentertawakan dirinya. Serasa dunia tak adil.

Tania pun memutuskan untuk bolos di jam pertama dan kedua. Pikirannya sedang tidak konsen untuk belajar saat ini.

Tania segera berdiri dari tempat duduknya. Sahabat sahabatnya yang melihat Tania seperti itu hanya mengernyitkan dahi nya

"Mau kemana lo?" tanya Lauren.

"Rooftop" Tania menjawab dengan singkat dan malas.

"Tumben banget lo kesana. Itu kan kawasannya Arlan & the geng" balas Grecia dengan cepat.

"Bodo amat dan gue gak peduli. Gue juga bayar disekolah ini. Bukan cuman mereka aja yang boleh disana" ujar Tania dengan emosi.

"Izinin gue. Kalo guru tanya gue kemana, jawab aja gue lagi di UKS lagi sakit" Tania meminta izin kepada sahabatnya tersebut. Dan dianggukkin oleh mereka bertiga.

***

Di satu sisi lainnya, keadaan kelas XII IPA 3 sedang tidak ada guru. Itu yang membuat para murid murid disana gembira sekali. Mereka pun langsung melakukan aktivitas mereka masing masing. Ada yang bermain game, ada yang bergosip ria di pojokan, ada yang sedang membaca wattpad, ada yang nyanyi nyanyi gak jelas dan masih banyak lagi aktivitas lainnya. Yang membuat suasana kelas tersebut seperti pasar malam.

Di sisi lainnya, jangan ditanya lagi apa yang akan dilakukan Arlan & the geng nya. Mereka langsung ke tempat favorit mereka. Rooftop.

"Kuy ke rooftop" ajak Desta.

"Yoi men!" balas Bagas.

Mereka berempat pun segera mungkin ke rooftop yang terdapat di lantai 4.

Namun, lagi lagi Arlan menabrak seorang siswi yang sangat ia kenal. Ya, itu Tania. Siswi yang tadi pagi berangkat sekolah bersamanya.

Bruk.

Tania pun terjatuh dengan posisi pantat nya yang mencium lantai sekolahnya. Sedangkan Arlan yang terjatuh menghadap Tania.

Seolah tersihir, mereka tidak sama sekali ada pergerakan. Mereka masih diam menatap masing masing kedua bola mata milik mereka.

"Ehem! Udah kali acara tatap tatapannya" ujar Hans membuka pembicaraan untuk kedua orang didepannya tersebut.

Seolah sadar, Arlan dan Tania pun menjauhkan diri mereka. Tania yang menatap sinis ke arah Arlan. Dan Arlan yang memasang wajah datar ke arah Tania.

"Lo sengaja kan nabrak gue lagi. Ngaku lo? Gak liat apa ada orang di depan lo" tuduh Tania dengan setengah beteriak di depan Arlan.

"Dih PD nya kumat. Gue gak sengaja nabrak lo. Ngapain juga gue sengajain nabrak lo. Ngabisin waktu gue iya" balas Arlan dengan setengah beteriak sama seperti yang dilakukan Tania sebelumnya.

"Lo tuh ya bisa gak sih gak ganggu gue seharian ini?! Kayak gak ada .. " ucapan Tania terpotong "Ngapain lo di daerah sini?" bukan Arlan yang menanyakan tetapi Bagas.

Tania pun mengalihkan pandangannya ke arah Bagas. Di tatapnya Bagas sahabat Arlan. Ia mendeskripsikan bahwa sahabat sahabat Arlan sama nyebelinnya dengan Arlan.

"Apa urusannya sama lo?" tanya Tania dengan sinis.

"Ini Tania kan? Yang waktu itu ke kelas kita sama ketos sih Marco Marco itu?" tanya Desta sambil melirik Tania dari atas sampai bawah. Tania yang berasa diliatin seperti itu, hanya memasang wajah seram nya ke arah Desta.

"Biasa aja muka lo. Cantik cantik seram amat" balas Desta yang melihat perubahan ekspresi Tania.

"Ngapain lo kesini?" Bagas mengulang pertanyaannya yang belum dijawab oleh Tania.

"Suka suka gue lah. Orang ini tempat umum, gak ada yang ngelarang" ucap Tania dengan kesal. Dan meninggalkan mereka berempat. Tetapi, lengannya lagi lagi dicekal oleh Arlan.

"Apaan sih lepas! Sakit bego!" cerca Tania yang merasakan lengannya sakit akibat cekalan Arlan yang kuat.

"Lo diajarin orang tua lo gak sih ha?! Temen gue belum selesai ngomong udah main cabut aja" bentak Arlan kepada Tania. Tania yang tak suka di perlakukan kasar seperti tadi melakukan perlawanan kepada Arlan

"HEH DENGER YA LO! GUE UDAH BILANG BERAPA KALI SAMA LO, JANGAN PERNAH LO BENTAK BENTAK GUE. LO BUKAN ORANG TUA GUE YANG BISA BENTAKIN GUE SEENAK JIDAT LO," Tania membentak balik Arlan dan beteriak di hadapan Arlan.

"DAN SATU LAGI! LO MENDING JAUH JAUH DARI HIDUP GUE. GUE GK MAU KENAL SAMA ORANG YANG NYEBELIN DAN KASAR KAYAK LO" lanjut Tania yang mengusir Arlan dari kehidupannya. Arlan yang mendapat perlakuan seperti itu hanya diam menatap Tania.

"Dan untuk lo lo pada, ajarin deh temen kalian yang satu ini untuk sedikit SOPAN dengan orang. GAK BERLAKU KASAR DENGAN CEWEK" tunjuk Tania kepada ketiga sahabat Arlan sambil menekan setiap kata di kalimatnya.

Tania pun segera berlari dari hadapan mereka. Tania segera menuju rooftop sekolahnya. Ia saat ini sangat sangat kacau. Akhirnya air mata Tania pun terjatuh. Ia sudah tidak kuat menahan sedari tadi. Dan ia juga tak suka ada orang lain yang membentaknya.

ARLANDO (PROSES PENASKAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang