arlando - 82

3.3K 167 1
                                    

Boleh minta vote dan commentnya?

Arlan pun telah mengantarkan Tania kerumahnya. Tania sendiri lagi di rumah yang cukup besar dan luas itu. Abangnya sudah balik beberapa hari yang lalu.

"Mampir gak?" tanya Tania.

Arlan melihat ke rumah Tania. Sepi. Sama seperti ia datang kemari.

"Orang rumah belum pada pulang?" tanya Arlan.

"Mungkin" balas Tania sedikit ragu.

"Yaudah aku temenin kamu dulu sampai mama papa kamu pulang" ucap Arlan.

Tania mengangguk dan mereka turun dari mobil Arlan itu.

"Aku genti baju dulu ya" pamit Tania yang diangguki Arlan. Ia segera menaikki anak tangga rumahnya untuk menuju kamarnya tersebut.

Tania membuka handphonenya. Sedari tadi ia belum ada membuka benda pipih tersebut.

Mata Tania melotot besar seakan ingin keluar dari sana. Ia membaca Line dari Heri bahwa ia akan kemari.

'Mampus gue' batin Tania panik.

Tania segera berlari kecil menuruni anak tangganya dan bermaksud menyuruh Arlan segera pulang. Bisa berabe jika keduanya saling bertemu.

Tetapi dewi fortuna tidak ada di pihaknya kali ini. Mereka berdua dipertemukan dalam satu tempat yang sama. Dan tubuh Tania terasa lemas melihat itu.

Ia melihat jika Arlan telah menarik jaket yang digunakan Heri itu dan memasang muka marah disana. Begitu juga sebaliknya. Heri memasang tatapan tajam ke Arlan.

Tania dapat mendengarkan pembicaraan mereka.

"MAU NGAPAIN LO JING KEMARI? EMANG GAK PUNYA RUMAH YA LO HARUS KESINI?!" tanya Arlan berang.

Heri tersenyum sinis menanggapi Arlan.

"GUE NANYA YA DIJAWAB! MAU NGAPAIN LO KEMARI?!" bentak Arlan dengan suara meninggi.

"Ya jelas lah gue kemari mau ketemu Tania" balas Heri santai.

"GUE TEGASIN YA SAMA LO, LO JAUHIN TANIA. LO GAK USAH NGERUSAK HUBUNGAN GUE DENGAN DIA!" ancam Arlan.

Namun ancaman tersebut tidak berguna bagi Heri. Ia menunjukkan senyum liciknya kepada Heri.

"OH YA? EMANG GUE PEDULI GITU SAMA ANCAMAN LO YANG GAK BERGUNA SAMA SEKALI BUAT GUE GITU?!" tantang Heri yang mulai tak sabar.

Bugh

Bugh

Arlan menonjok bagian wajah Heri dua kali. Dan mengakibatkan hidungnya yang mengeluarkan darah serta bagian pipi sebelahnya biru.

"BANGSAT!" maki Heri.

Bugh

Bugh

Heri menonjok balik Arlan dan menyebabkan Arlan tersungkur ke belakang. Tania yang melihat keduanya saling adu jotos, ia menengahi keduanya.

"KALIAN PIKIR DENGAN CARA GINI BISA NYELESAIN MASALAH?" tanya Tania dengan suara meninggi nya.

"Tan dia duluan yang gebukin gue" ucap Heri yang memegang tangan Tania. Tania menepisnya.

"Apa bedanya dengan lo!?" marah Tania.

Heri hanya diam.

"Dengar ya, ini rumah gue bukan tempat adu jotosan kalian berdua. Kalo kalian mau nunjukin kekuatan kalian, mendingan sana" ucap Tania dengan suara meninggi.

ARLANDO (PROSES PENASKAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang