arlando - 21

7K 286 0
                                    

Selamat membaca!

Arlan mendudukkan Tania di kantin tempat biasanya ia dan ketiga temannya untuk makan bersama di kantin.

Arlan segera membelikan minum untuk untuk Tania.

"Nih" Arlan menyodorkan air mineral dingin ke hadapan Tania.

"Makasih" balas Tania dengan tersenyum tipis.

"Iya, santai aja" balas Arlan dengan santai dan mendudukkan dirinya di depan Tania.

"Lan? Kok lo bisa tau gue di belakang sekolah?" tanya Tania yang membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Dari Lauren. Dia ngechat gue tadi" balas Arlan yang masih melihat seluruh wajah Tania.

"Ngapain dia laporin ke lo?" tanya Tania dengan penasaran.

"Mana gue tau. Mungkin karena Lauren kenal gue udah lama jadi nya dia minta tolong sama gue deh" balas Arlan dengan seadanya.

"Kan masih ada teman teman kelas gue. Ngapain harus lo" Tania masih belum terima jika Lauren meminta Arlan untuk menghampirinya. Bukan tidak suka, melainkan Tania tidak suka jika seantero sekolah ini ia menjadi pusat utama setiap bersama Arlan. Ya walau Tania sudah dikenal semua orang baik anak anak kelas X, XI dan XII.

"Jadi lo gak suka gue tolongin? Apa salah nya sih kalo gue yang nolongin lo? Toh teman teman sekelas lo mungkin gak ada yang berani dengan tuh bangsat" jawab Arlan dengan kesal.

"Dia punya nama Lan, jangan manggil kayak gitu" balas Tania yang bermaksud agar Arlan menyebut nama Heri bukan menyebut kata kasar disana.

"Perduli setan gue sama dia" balas Arlan dengan cuek.

"Ayok ke kelas" ajak Arlan yang sudah berdiri dan mengajak Tania untuk kembali ke kelas.

Tania hanya menganggukkan kepalanya saja. Ia menurut dengan Arlan untuk saat ini.

Sesampainya di depan kelas Tania, Arlan mencekal tangan Tania agar Tania tak masuk terlebih dahulu.

"Kenapa?" tanya Tania.

"Istirahat nanti gue kesini. Jangan duluan ke kantin" balas Arlan dan melepas cekalan tangannya.

"Oke. Gue masuk ya" balas Tania dan dianggukin oleh Arlan.

Arlan segera kembali menuju kelasnya. Saat ini, tugas ia telah selesai menjaga Tania dari Heri si bangsat. Pikir Arlan.

"Tan Tan lo gak papa kan?" tanya Lauren ketika Tania telah duduk di sebelahnya.

"Hm" balas Tania.

"Lo gak diapa apain kan sama tuh cowok gila?" tanya Grecia yang langsung menarik kursinya di hadapan Tania.

"Hampir" balas Tania yang membuat Grecia semakin emosi.

"Hampir? Maksud lo berarti tuh anak ada niat lecetin lo?" bukan Grecia yang menanyakan, melainkan Siska. Grecia sedari tadi mengepalkan tangannya menunjukkan bahwa ia sedang marah.

"Iya tadinya begitu. Tapi untung ada Arlan jadi nya gue gak papa" balas Tania yang membuat Siska dan Grace melongo, kecuali Lauren. Karena ialah dalang dibalik itu.

"What?! Lagi lagi Arlan? Demi apa lo?" tanya Grecia dengan syok.

"Lebay ah. Biasa aja napa" balas Tania yang menjitak kepala Grecia.

"Gue serius Tan. Sumpah jangan bikin jantung gue copot napa" ujar Grecia yang masih sedikit syok.

"Lah? Gue kan berkata fakta. Gue juga gak ada niatan untuk bikin jantung lo copot. Lo aje yang lebay" balas Tania dengan cuek.

"Ceritain gimana tuh Arlan bisa nolongin lo?" tanya Grecia.

"Tanya aja sama nih orang" tunjuk Tania dengan dagu nya ke arah Lauren.

Siska dan Grecia lagi lagi melongo mendengar jawaban Tania.

"Lau ceritain. Jangan bikin kita penasaran" Siska meminta keadilan kepada Lauren. Karena dirinya dan Grecia lah tidak tau apa apa soal ini.

"Iye iye bacot lo pada" balas Lauren dengan kesal.

"Jadi tuh pas Tania ditarik paksa ama tuh cowok gila, gue langsung nyempetin untuk chat Arlan. Karena gue cuman deket ama tuh orang dari seantero sekolah ini. Lo lo pada kan gue gk suka basa basi ke orang orang kecuali emang penting bagi gue. Yaudah jadinya gue chat Arlan. Kebetulan juga Arlan deket ama Tania jadi apa salahnya gue minta tolong sama dia" Lauren menceritakan dengan jujur kepada mereka bertiga.

"Ngapain Arlan sih? Anak anak disini pada banyak, nganggur lagi tuh mereka" protes Tania dan menunjuk sekilas ke arah teman teman mereka.

"Lo kan tau, temen temen disini apalagi yang cowoknya takut banget sama Heri" balas Lauren yang membela dirinya.

"Semerdeka lo aja" balas Tania dengan malas.

"Tapi untung Arlan dengan cepat Tan, kalo gak udah abis Heri di tangan gue kali" balas Grecia yang justru membuat Tania ingin menjitak kepalanya.

"Lo mau abisin dia kayak gimana? Dia cowok, sedangkan lo cewek. Tenaga lo pasti kalah dari dia. Ogeb banget" balas Tania dengan kesal.

"Kalo lo lupa gue masih inget jurusan Taekwondo dan jangan anggap kaum hawa itu lemah. Ngerti?" Grecia menegaskan jawabannya kepada Tania.

Tania hanya mengedikkan bahu nya tak perduli. Ia tak perduli jika Grecia ahli taekwondo kek, silat kek, karate kek, yang terpenting dirinya aman dari Heri saat ini.

"Yaudah lah kantin aja kita gimana?" ajak Siska kepada mereka bertiga.

"Ogeb nya kumat" balas Lauren dengan malas.

"Lo ogeb ato gimana sih? Ini masih jam pelajaran bego. Lola nya kumat" timpal Grecia dan menjitakki kepala Siska.

"Tau ah. Gue baru ngomong udah di gituin. Males banget" ujar Siska dan berdiri untuk meninggalkan ketiga sahabatnya.

ARLANDO (PROSES PENASKAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang