arlando - 40

5.1K 230 0
                                    

Tinggalkan jejak vote & comment kalian! Dan hargain cerita yang author buat. Terima kasih :)

Tania menuju halaman depan rumah Arlan. Ia mendapati Arlan yang sedang duduk disana sambil memainkan handphone nya.

"Lan" panggil Tania.

Arlan hanya melihat sekilas ke Tania dan fokus terhadap handphone nya kembali.

"Lan" panggil Tania kembali dan duduk di sebelah Arlan.

Arlan hanya menaikki alisnya sebelah.

"Ih kenapa sih?" tanya Tania dengan sebal.

"Gak" jawab Arlan dengan singkat.

"Lo marah ya karena tadi kita ketawain?" tanya Tania hati hati.

Arlan hanya menggelengkan kepala nya.

"Terus?" tanya Tania lagi.

Arlan hanya mengedikkan bahu nya dengan cuek. Matanya terus melihat ke arah handphone.

Tania memperhatikan Arlan dari samping dan juga handphone yang dimainkan Arlan.

Tiba tiba Tania mempunyai akal licik untuk merampas handphone milik Arlan dari tangannya.

"Sini kembaliin" pinta Arlan dengan malas melihat Tania.

"Gak. Lo dari tadi asik sama hp mulu gue nya di kacangin" jawab Tania tak suka.

"Enak kan di kacangin kayak gitu?" sindir Arlan.

"Gak" balas Tania dengan singkat.

Arlan hanya tersenyum miring menanggapi respons dari Tania.

"Balikin" pinta Arlan kepada Tania.

Tania mau tak mau mengembalikan handphone Arlan. Dan ia berdiri dari sana.

"Gue pulang. Thanks" pamit Tania.

Tapi, lengan Tania di tahan oleh Arlan.

"Kenapa?" tanya Tania dengan bingung.

"Aku anter" Arlan mengajukan dirinya.

"Kan masih marah sama gue, yaudah gue pulang sendiri aja" balas Tania dengan ngalah.

"Gak, aku gak marah. Ayo" ajak Arlan dan menggandeng tangan Tania.

Tidak ada satu pun yang memulai pembicaraan di dalam mobil. Sama seperti mereka pergi ke Dufan sebelumnya.

"Lan" Tania memanggil Arlan.

Arlan melirik sebentar ke arah Tania dan memfokuskan kembali membawa mobilnya.

"Masih marah ya?" tanya Tania hati hati.

"Gak kok" balas Arlan dengan santai.

"Tapi tumben diem, biasanya lo yang buat gue bawel" komentar Tania.

"Ya lagi gak ada bahan bicaraan" balas Arlan dengan seadanya.

"Gak ada atau emang beneran marah sama gue?" tanya Tania memastikan.

"Gak Tania. Kan udah aku bilang gak" tegas Arlan.

"Yaudah maaf" balas Tania dan menundukkan kepalanya.

Arlan merem mobilnya dengan mendadak. Dan menepikan ke pinggiran.

Tania yang tidak siap, badannya terhuyung ke depan. Tetapi jidatnya di tahan oleh tangan Arlan.

"Maaf" lirih Arlan.

"Lo kenapa sih tiba tiba ngerem mendadak gitu?" protes Tania.

Arlan memperhatikan kedua mata Tania dengan lekat.

ARLANDO (PROSES PENASKAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang