Seketika bulu kudukku merinding. Aku merasakan aura yang sangat mengerikan sedang menguar dari tubuh seseorang. Dan aura itu sangat terasa dari arah samping kiriku. Pelan-pelanku tolehkan kepala ke arah kiri. Aku sangat terkejut. Ternyata aura mengerikan tadi berasal dari Alo. Dia terlihat sangat mengerikan sekarang. Dengan mata melotot tajam dan muka yang semakin datar tanpa ekspresi itu, dia terlihat sangat menyeramkan sekarang
"Lo Diam"desisnya sambil melihat kearah Emak. Dan Emak terlihat sangat ketakutan sekarang.
KRING...... KRING.......
Bel pulang berdering dengan nyaringnya diseluruh penjuru kelas. Teman-teman sekelas segera merapikan barang-barangnya dan bergegas pulang kecuali Emak, Winny, Sky, dan tentu saja Alo. Mereka terlihat masih berbincang-bincang dengan serius di belakang kelas. Aku segera bergegas pulang karena sahabat-sahabatku sudah berteriak memanggil namaku. Saat diperjalanan menuju gerbang tiba-tiba saja aku kebelet ke kamar mandi. Aku segera menyuruh agar sahabat-sahabatku pulang deluan. Setelah itu aku bergegas pergi kekamar mandi.
Saat sudah keluar dari kamar mandi, aku dikejutkan dengan kehadiran Winny, yang tiba-tiba saja muncul didepan pintu kamar mandi.
"Haii, aku deluan ya"ucapku sambil melambaikan tangam dan berjalan keluar dari WC.
"Kok deluan? Gue mau ngomong sama lo. Sambil jalan aja yok"ajaknya sambi
menarik perlahan tanganku.Aku yang kebingungan, hanya bisa mengikuti langkahnya dengan sedikit kesusahan. Hal itu dikarenakan dia berjalan dengan langkah yang cepat dan cukup lebar.
Tapi disepanjang perjalanan menuju ketempat parkir yang kami lakukan hanyalah berdiam diri. Suasana sekarang sangatlah canggung. Jadi demi mengatasi kecanggungan ini, aku berdehem dan langsung bertanya to the point sebenarnya ada.
"Hehehe..... sorry yaa karena gue gak ngomong-ngomong kita malah diam kayak gini. Soalnya gue bingung mau ngomong dari mana"balasnya sambil terkekeh canggung.
Akupun hanya tersenyum maklum, sambil berkata "Ohh... yaudah gak papa. Omongin aja semua yang pengen lo omongin"
"Oke dehh. Jadi seharusnya lo bilangin makasih ke Sheira nanti"
"Eh..... kenapa????"tanyaku dengan kebingungan.
"Em.... kare----- ehhh...... gue pulang dulu ya. Itu abang gue udah nungguin. Dahh....."
Belum sempat Winny menjelaskan alasan kenapa aku harus berterima kasih kepada Emak, ehh..... dia malah dijemput duluan.
Akupun hanya melambaikan tangan sambil melihat kearah parkir, apakah aku sudah dijemput atau belum ? Ternyata aku belum dijemput. Sambil menunggu jemputan aku mulai berfikir, kenapa satu harian ini kalo ada pembicaraan penting pasti selalu terpotong?
"Hoiii"kaget Emak sambil menepuk punggungku dengan kuat.
"Iss...... Emak buat kaget aja. Kalo aku punya penyakit serangan jantung gimana???"tanyaku dengan kesal
"Paling mati ditempat, Nak. Gimandos sih u??"
"Oooo...... berarti Emak doaian aku mati ditempat gitu???"
"Ya enggak atuh. Kan tadi u nanya 'kalo aku punya penyakit serangan jantung gimana???' Ya udah Emak jawablah 'paling mati ditempat,nak' coba jelasin ada gak kata-kata Emak yang mendoakan u mati ditempat???"
"Hehehe... gak ada tuh kayaknya"
"Ya udah. Makanya kalo Emak ngomong tu disaring terus dicerna. Tapi waktu sehabis dicerna jangan jadi kuning-kuning yang mengambang ya!"
"Dasar Emak gila!!"
"Biar yang penting happy bleee......."Emak malah membalas sambil memeletkan lidahnya.
Aku hanya mendengus sambil memutar bola mataku. Eiii..... tapi tunggu sebentar kenapa jam segini Emak masih disekolah???? Bukannya Emak naik bis sekolah???
"Ngapa liatin Emak sampe segitunya???? Cantik ye??"Emak sadar bahwa, sedari tadi aku melihatnya dengan begitu intens.
"Enggak tuh. Btw Emak kok masih di sekolah? Seharusnya Emakkan udah pulang dari tadikan ??"
"Uuu.... aing kira ada apose yekan??? Eiii ternyete situ cuma ask-asking, why i belum balek? So i belum cus ke home because i masih ada problem lah. U know i kan orang sibuk"yap bahasa inggris Emak kalo lagi gak serius memang berlepotan. Bahkan dicampur-campur bahasa Indonesia. Tapi syukurnya aku mengerti bahasa Emak yang sangat berlepotan itu.
"RIP English"balasku sambil merasa miris dengan penggunaan bahasa inggris Emak
"Hahh??? What's wrong dengan English? She or him die?? Aing turut berduka cita yee. Tell to keluarnya, aing sedih muach atas meninggalnya English. And dimana cemetery English???"Emak malah menyahut seperti itu. Sepertinya Emak perlu siraman rohani agar perkataanya tidak melantur seperti ini. Sebelum aku membalas perkataan Emak, ternyata ada seseorang yang menginterupsi percakapan kami.
"Kayaknya Tante Joile harus ceramah panjang lebar lagi sama lo biar tobat lo. Buktinya setelah Tante Joile ceramah, nilai-nilai lo pada naik semua"interupsi orang itu sambil berjalan mendekat kearah kami.
"Alo babs lo memang. Kasian my mom kalau lagi makan pasti keselek karena lo sebutin namanya"balas Emak sambil menepeleng kepala orang itu. Dan orang itu adalah Alo.
Aku masih sedikit takut untuk berada dalam jarak sedekat ini dengan Alo. Aku masih ingat bagaimana ekspresi marahnya tadi saat dikelas, tatapan tajamnya, dan aura dingin itu. Semua hal itu seperti terekam dengan jelas dikepala ku. Secara refleks aku merapatkan tubuhku ke Emak. Mungkin Emak sedang peka dengan keadaan sekitar sekarang. Buktinya Emak hanya diam sambil mengelus-elus bahuku untuk membuatku tenang. Aku kira Emak akan bertanya kebingungan, soalnya aku paling anti dipeluk-peluk atau sangat berdekatan sampai bersentuhan dengan orang lain meskipun itu sahabat terdekat sekalipun. Tapi beberapa tahun terakhir ini aku mulai berubah. Hal itu dikarenakan Emak dulunya sering mencubit atau menguyel-unyel pipiku.
Kembali lagi ke masa sekarang. Emak masih setia mengelus-elus bahuku sambil membisikkan kata-kata penenang. Sesekali Emak memutar kepalanya 90° kearah kanan. Emak terlihat berbicara tanpa bersuara kearah Alo.
"Emak kok masih belum pulang??"kataku setelah agak tenang karena perbuatan Emak.
"Ngusir???? Tenang aja, Emak gak niat berlama-lama kok disini. Emak lagi nunggu dijemput ae"
"Emak yang serius dong jawabnya"
"Hehehe...*mian Nak. Jadi sebenarnya Emak itu ditinggalin bis sekolah. Yee Begicu lahh. Terus kalau Alo, Enggak tau kenapa belum pulang. Coba asking ke dia"
"Kan yang aku tanyain Emak, bukan Alo sayang"
"WHATTT?!!!! Lo sayang sama Alo Nakk??!!!!"
Emak malah berteriak dengan sangat kencang. Tentu saja aku langsung kaget mendengar teriakan Emak. Alo yang berada tak jauh dari kamipun, juga tak kalah kaget. Tatapannya seakan menyiratkan 'Maksud lo apa?' Wahh... sepertinya Emak berhasil membuat aku dan Alo menjadi topik pembicaraan terhangat disekolah. Hal ini karena teriakan Emak yang berhasil memancing seluruh perhatian orang-orang yang berada disekitar kami.
"Cieee...... cieeee..... *chukaeyo yaa. Ekhm... pasti sebentar lagi ada yang jadian nihh"ucap Emak lagi sambil ketawa-ketiwi gak jelas.
Aku hanya menutup muka dengan buku yang kupegang karena malu.
"Hahaha..... ciee.... cieee.... jadi selama ini lo suka ya sama Alo???"
Note
*Mian = Maaf
*Chkukaeyo = Selamat
TBC
Sorry for typo 😅😅
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT
Teen FictionIya aku hanyalah seorang robot #5 in robot (12122018) #270 in teenlit (19112018) #322 in gaje (20112018) #803 in fiksi remaja (20112018)