"Kenapa?"
Hanya itu pertanyaan Sheira kepada para pemberi roti serta susu.
Sheira tentunya merasa berterima kasih sekali dengan pemberian roti-roti serta susu tersebut. Tapi hal itu juga tak menyurutkan Sheira, untuk merasa heran. Saat dia bertanya, mereka malah seakan-akan menghindar dari pertanyaan tersebut dan lebih memilih untuk melarikan diri. Sheira harus menelan kekecewaan. Menurutnya pertanyaan yang dia berikan tidaklah sesulit soal-soal ujian MTK. Dia hanya bertanya, "Tumben ngasih roti sama susu, ada apa?" hanya itu. Sumpah, hanya itu!! Tapi bibir mereka seakan berat untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Sheira hanya tersenyum menatap bungkusan-bungkusan roti serta susu yang terjajar didepan matanya. Dengan membulatkan tekad, dia akhirnya memakan satu-persatu roti tersebut. Dia membuka bungkusan demi bungkusan roti dan mengeluarkan isinya. Dengan cuilan-cuilan yang lumayan besar, akhirnya satu-persatu roti itu raib. Iyaa, raib keperutnya Sheira. Tak terasa, yang tersisa dimeja tinggal setengah lagi. Tetapi lebih banyak kotak susu yang habis.
Sekedar info hanya ada 2 bentuk roti beserta 1 rasa susu. Berbentuk kura-kura dan bulat rotinya, sedangkan susunya hanya yang berasa pisang saja. Kedua roti serta susu itu merupakan makanan dan minuman yang akan Sheira cari jika kekantin. Dia itu type yang setia. Untuk makanan sama minuman aja setia, apalagi untuk doi? Behh.. makin setia.
"Kok rotinya udah tinggal setengah??"tanya Winny tiba-tiba dengan terkejut. Soalnya tadi sekilas dia melihat dimeja tersebut masih terdapat banyak tumpukan roti. Bagaimana mungkin, dalam waktu yang relatif cepat, roti-roti itu tiba-tiba raib.
Sheira menunjuk kearah mulutnya yang sedang menguyah. Artinya dia yang memakan roti-roti yang telah raib tersebut. Makin terkejutlah Winny. Bagaimana bisa dia memakan roti-roti tersebut dengan begitu cepat, sedangkan sudut bibirnya masih terluka. Lihatlah bahkan untuk sekedar mengelap darah yang megalir disudut bibirnya malas ia lakukan. Dia tetap membiarkan darah itu dengan bebasnya mengucur. Dengan cepat, langsung Winny seka darah tersebut menggunakan tissu yang sedari tadi berada disaku bajunya. Sheira tidak bergeming, dia hanya terus melahap rotinya dengan khidmat.
"Lo yang makan??"tanya Winny masih tidak percaya. Sheira langsung mengangguk.
"Serius??"Sheira mengangguk lagi.
"Emangnya lo kalau buka mulut enggak sakit??"Sheira mengangguk lagi.
"Terus lo makannya gimana??"Sheira menirukan cara memakan rotinya. Pertama dia mencuil potongan roti tersebut dengan sedikit besar, lalu membuka mulutnya dengan perlahan. Setelahnya baru dikunyah.
Winny sepertinya lupa, jika Sheira mempunyai 1001 cara untuk mendapatkan keinginannya. Apalagi ini berurusan dengan makanan loh, makanya otak Sheira bekerja dengan cepat. Dia tidak akan tega membiarkan roti itu hanya teronggok diatas meja tanpa masuk kemulutnya. Makanya dengan keras dia berpikir agar roti itu dapat terjun bebas kedalam perutnya. Setelah agak lama, akhirnya dia menemukan solusi.
Pertama dia mencuil potongan roti tersebut dengan sedikit besar, lalu membuka mulutnya dengan perlahan. Setelahnya baru dikunyah. Ya, seperti itu. Maka dengan segera dia mencoba hal tersebut. Ya meskipun sudut bibirnya akan terasa perih saat bibirnya terbuka, tapi tak apa. Setidaknya dia dapat menikmati roti tersebut. Agar tercapai keinginan, maka diperlukan pengorban. Meskipun sakit atau berat, tak apa. Setidaknya diakhir kau akan merasakan kebahagian. Karena apa? Karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Winny kembali merasa kaget. Tidak hanya Winny, kedua sahabatnya pun juga merasa kaget. Soalnya hanya dalam beberapa cuilan roti, Sheira sudah kembali membuka bungkusan yang lain. Dan juga dalam 1 sedotan, kotak susu itu sudah berganti dengan kotak yang lain. Merasa kembali diperhatikan, Sheira menolehkan kepalanya kembali kearah mereka bertiga. Sheira menaikkan kembali salah satu alisnya, seakan bertanya, "Ada apa?" kepda mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT
Teen FictionIya aku hanyalah seorang robot #5 in robot (12122018) #270 in teenlit (19112018) #322 in gaje (20112018) #803 in fiksi remaja (20112018)