Alo terlihat senang, karena setidaknya ruam Rora sudah terlihat lebih baik. Alo menurunkan pandangannya dan manik hitam miliknya bersitubruk dengan manik kecoklatan milik Rora. Mata itu terus menatap mata coklat milik Rora. Bahkan untuk berkedip selama 2 detik saja enggan dilakukannya. Seakan-akan jika dia berkedip semua hal ini akan menghilang dari pandangannya.
Tak ayal, Rora-pun juga begitu. Dia merasa terhipnotis dengan manik hitam itu. Semakin diselami, didalam manik itu tersimpan sejumlah perasaan. Dan satu yang paling mendominasi daripada semuanya, tatapan penuh cinta disertai ketulusan. Tatapan itu terpancar dengan begitu jelasnya dari dalam sana. Mereka betah sekali saling menatap seperti itu dan merasa bahwa dunia hanya milik mereka berdua saja, sedangkan yang lainnya hanya ngontrak dan sewaktu-waktu bisa digusur. Sedih bangett lah yaa.... hidup ini keras, oii!!!
Perlahan kelopak mata milik Rora mengerjap dan menyadarkannya dari tatapan penuh hipnotis tadi. Langsung saja Alo juga merasa sadar dan langsung menjauhkan mukanya dari muka milik Rora. Wajah mereka berdua benar-benar merah sekali sekarang, seperti tomat yang telah matang sekali. Sadar dari tindakan alam bawah sadarnya, Alo merasa bingung. Kenapa dia malah membawa sekantung es?? Rasanya tadi ia hanya duduk disebelah Rora lengkap dengan jantung yang berdebar. Dan merasa tidak berjalan keUKS. Lalu kenapa tiba-tiba ada kantung es ditangannya??
Heii... Alo!!! Apa kau tidak ingat, bahwa telah mengacak-acak UKS hanya demi mencari es dan kantung tersebut??? Apa kau tidak ingat bahwa tadi kau merasa khawatir, karena dikepala Rora terdapat ruam merah yang cukup besar???? Aduhhh... mau sadar ataupun enggak, sekali bucin yaa tetap bucin.
Rasa malu mendera mereka berdua. Ya, baik Rora atau-pun Alo, keduanya sama-sama merasa malu. Dengan muka yang semerah tomat matang, Alo berjalan keluar kelas sambil tergesa-gesa. Belum sempat kaki itu keluar dari kelas, tiba-tiba saja dia sudah diserang oleh sebuah pertanyaan atau lebih tepatnya pernyataan.
"Lo kan yang tadi ngacak-ngacak UKS?"pertanyaan, ralat pernyataan tersebut tepat sekali. Tubuh Alo tiba-tiba menjadi kaku, karena mendengar kalimat tersebut.
"Beresin gih, sebelum lo kena marah. Lo tinggal beresin sedikit lagi, karena tadi sebagian udah gue beresin. Kalau boleh gue minta balas jasa yaa. Kalau ikhlas dan mau, tolong beliin gue roti isi coklat yang dikantin. Makasih yaa..."sambung orang itu lagi dengan muka kusut, karena ia baru saja bertemu dengan soal-soal serta tugas yang membuatnya menjadi badmood.
Sebut saja orang itu adalah, Sheira. Memang sedari tadi dia berada diruang guru sambil mengerjakan ulangan remedial miliknya. Tau tidak betapa bahgianya dia saat sudah selesai mengerjakan soal kampret tersebut?? Dia merasa bahagia sekali, seolah-olah telah mengalami keberuntungan yang tidak disangka-sangka. Tapi sayang seribu sayang, karena dia memiliki tulisan yang cukup bagus serta rapi, maka tertahanlah ia diruangan tersebut bersama tugas yang Ibu Karina berikan. Tugasnya enggak susah, cuma memerlukan kesabaran dan ketelitian aja kok.
Tapi yang namanya udah senang bisa keluar dari kandang harimau dan malah masuk lagi kelubang buaya, itu nyesek sekali. Pengen baca wattpad aja dia tuh. Tapi, karena Sheira merupakan orang yang paling sabarrr...(?) sejagat SMP Taruna Karya, jadi dia senyumin aja tugas dari Ibu Karina. Setelah tugas laknat yang membutuhkan kesabaran itu selesai, dengan perasaan bahagia bercampur kesal dia memberikan hasil tugas tersebut.
Sebenarnya tugas itu hanyalah, merekap kembali semua nilai-nilai MTK milik kelasnya dan kelas sebelah. Namun tetap saja kalau tidak fokus, maka nilai orang itu akan salah. Bagus jika yang nilai rendah malah menjadi tinggi, namun buat orang yang nilainya tinggi malah jadi rendah..... itu pasti akan menyebalkan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT
Teen FictionIya aku hanyalah seorang robot #5 in robot (12122018) #270 in teenlit (19112018) #322 in gaje (20112018) #803 in fiksi remaja (20112018)