"Saya tidak membutuhkan jawaban berbelit-belit. Ucapakan yang sejujurnya!! Ro--"
"Hai, Sheira."ujar seorang pria dari belakangku. Maka dengan seperkian detik, mimik datar itu langsung berganti dengan wajah penuh senyum sumringah.
"Hai, Kak Lando. Makin tinggi ya??"yap, kalau sama aku pake nada terlampau datar, maka dengan orang yang dipanggil dengan sebutan
'Kak Lando' ini Emak langsung menggunakan nada ceria yang terdengar hangat."Hahaha... iya dong. Kalau lo makin pendek ya, Shei??"balas orang itu juga dengan tak kalah akrab.
"Kok lo kampret banget, Bang??"
"Hahaha.. santai-santai. Eh.. masuk yok."
"Ay--"
"Kok, Koko yang suruh masuk?? Ini kan rumah aku!"sela-ku dengan kesal. Tapi orang yang kupanggil dengan sebutan 'Koko' {sama penjelasannya dengan panggilan 'Cece' tadi. Cuma panggilan ini untuk laki-laki, sedangkan 'Cece' ini untuk perempuan}. Tentunya aku merasa kesal. Masa aku yang tuan rumah, tapi malah Koko yang sekena-kenanya seakan tuan rumah?!?!?
"Hust... yang lagi kasmaran enggak boleh ikut campur. Ini urusan orang singgle. Iya, enggak, Sheira??"
"Iya dong, Ko Lando."
Emak berjalan memasuki rumah dengan perlahan. Saat tiba disampingku, dia berbisik dengan sangat pelan. Hanya aku mungkin yang bisa mendengar bisikan itu. Bisikan itu layaknya surat kematian yang datang secara tiba-tiba. Membuatku menjadi ketakutan.
"Bersyukurlah ada Ko Lando. Nanti Emak bakalan interogasi u!"bisiknya dengan pelan namun juga menusuk. Aku menolehkan kepala menghadap kearah Emak. Dia terlihat sangat bahagia sekarang. Secara tiba-tiba dia malah menoleh kearahku dan mengacungkan jari telunjuknya seakan ingin mewanti-wanti diriku. Lalu dia juga memperagakan gerakan seakan ingin mencolok kedua matanya, lalu kedua mataku. Tapi ekspresi mengerikan itu langsung berubah saat Emak kembali menghadap kearah depan. Ekspresi itu lenyap, bahkan seperti tidak pernah ada. Aku menjadi ngeri dengan situasi ini.
Kadang aku bingung dengan Emak. Saat berada didekat Ko Lando, maka dia akan bersikap seperti fans fanatiknyaKo Lando. Tapi saat dia mengulik-ulik akun IG Delvin, maka dia terlihat seperti seorang pengagum rahasia. Dia juga terlihat senang jika sedang berdekatan dengan Ko Lando. Sangat senang, layaknya sedang dekat dengan gebetan. Tapi saat aku tanya mengenai kedekatannya dengan Ko Lando, maka Emak akan menjawab mereka hanya bersahabat saja. Lalu aku juga tau, bahwa selama beberapa minggu ini Emak terlihat bagus sekali moodnya karena sesuatu. Dan aku juga tau, apa 'sesuatu' itu. Beberapa minggu ini, Emak terlihat senang, karena dia sering chatt dengan Delvin. Seperti yang kalian tau, dulu Delvin terlihat sangat enggan untuk sekedar membalas chattan Emak. Jangankan membalas, meluangkan waktu sekedar untuk membacanya saja sepertinya juga enggan Delvin lakukan.
Kalian tau, Emak tak hanya mengirimkan pesan ucapan 'Selamat Natal' saja. Bahkan dia juga mengirimkan pesan ucapan 'Selamat Tahun Baru' juga. Dia hanya berharap pesan itu dibaca. Sebenarnya untuk mengucapkan 'Selamat Tahun Baru' diawal tahun ini, seperti enggan Emak lakukan. Dia seperti trauma untuk mengirinkan pesan seperti itu. Awalnya dia berpikir untuk tidak usah mengirinkan pesan tersebut. Tapi dia bimbang dan malah meminta saran dariku dan juga Winny. Tentunya Winny menyemangati Emak untuk mengirim pesan tersebut. Aku pun juga melakukan hal yang sama. Tau tidak, akhirnya setelah itu Emak mengirimkan pesan 'Selamat Tahun Baru' dengan kalimat yang sedikit panjang. Tapi setelah sekian lama menunggu, tau apa yang Emak dapatkan. Ucapan selamat yang sama, tapi hanya berupa kata-kata singkatan. Sangat singkat malah. Tapi dengan seperti itu saja Emak sudah senang. Aneh bukan?!? Coba katakan seberapa bucinnya Emak terhadap si Alien itu?? Sangat bucin menurutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT
Teen FictionIya aku hanyalah seorang robot #5 in robot (12122018) #270 in teenlit (19112018) #322 in gaje (20112018) #803 in fiksi remaja (20112018)