"Woi...."
Dia merasa terkejut akan kehadiran seseorang itu.
"Lo ngapain disini?"ujar orang yang mengejutkan tadi.
"Ya... enggak ngapa-ngapain sih. Lo sendiri ngapain disini Alo??"yap.... orang yang memgejutkan tadi adalah Alo.
"Gue mau kekamar mandi lah. Lo sendiri ngapain disini?? Setau gue, anak basket dipanggil. Terus disuruh kelapangan. Rasanya anak-anak basket yang lain udah pada ngumpul. Terus lo kok disini, Maxim??"dan yang menguping tadi ialah Maxim. Manusia kurus dengan kalung berhiaskan liontin besi yang menghiasi lehernya. Tak lupa juga, sekarang dia menjabat sebagai kapten tim basket untuk era yang sekarang. Ah... dan satu hal lagi, suka buat lelucon yang kadang garing. Tapi bagi satu orang tetap lucu.
"Ooo.... gue lagi jalan-jalan aja. Ngirup udara segar. Gue pergi dulu ya. Gue deluan...."dengan sejurus kemudian, Maxim langsung berlari meninggalkan koridor sepi tadi.
"Aneh..."setelah mengucapkan hal tersebut, Alo langsung terburu-buru pergi ke WC pria.
×÷+^
Tak lama kemudian, setelah siap dengan segala urusannya dikamar mandi, Alo memutuskan untuk kembali kekelas. Dia berjalan dengan begitu santai. Semua kesantaian yang dimilikinya langsung lenyap saat melihat sebuah pemandangan yang membuat matanya iritasi. Tapi meskipun begitu, dia malah betah terus bertahan disana dan membuat matanya makin iritasi. Rasa iritasi itu perlahan berubah menjadi partikel-partikel rasa cemburu yang begitu meracuni hatinya. Jika dijelaskan maka pemandangan yang tampak didepan sana adalah, Sang gebetan sedang bercanda ria dengan mantan gebetannya si gebetan. Itu penjelas ribetnya, tapi penjelasan sederhananya adalah; Rora dan Max terlihat sedang tertawa bersama dengan begitu bahagianya.
Kelihatannya mereka sedang mengerjakan tugas OSIS bersama. Hal itu dapat Alo simpulkan, dari sebuah buku bersampul khusus yang ada lambang OSIS-nya dan sedang berada didekapan Rora. Sambil terus menertawakan sesuatu, terkadang Rora juga terlihat sibuk mencatat. Oke, kalau cuma mencatat, Alo sih enggak bakalan secemburu ini. Tapi selagi Rora mencatat, terkadang Max akan menganggunya atau memberi sanggan agar Rora dapat menulis dengan baik dipunggungnya. Sungguh pemandangan yang romantis bagi orang lain, tapi bagi Alo itu merupakan pemandang yang membuat iritasi dan cemburu.
Sepertinya ucapan Sheira ada benarnya.
Dulu dia pernah mengatakan bahwa mereka itu, bagaikan 'kembar tak seiras' atau 'kembar tak identik'. Sheira mengatakan hal tersebut, tentu bukan dengan asal-asalan saja(*sekali-kali Sheira dibaikin*). Saat ada satu yang sakit, maka yang lain seakan tertular dan juga ikutan sakit. Nah... sama kasusnya kayak sekarang. Saat ada salah satu yang merasakan cemburu, maka yang lain pun juga seperti merasakan perasaan yang sama. Contohnya; tadi Sky merasa cemburu, lalu Winny juga merasakan yang sama, dan sekarang Alo-pun juga seperti itu. Nah.... tinggal Sheira aja yang belum ngerasain. Biasanya kalau yang paling terakhir kena, malah yang paling berbahaya. Hati-hati ae lah ya buat Sheira......
Alo terus memperhatikan hal tersebut dengan mata memincing tajam. Mungkin mata itu akan sangat berguna jika dapat mengiris daging ataupun memotong kayu. Dengan mata itu dia pasti akan sangat merasa terbantu. Tapi sayang, mata itu hanya dapat digunakan untuk melihat. Tapi sepertinya mata itu bisa membuat orang-orang merinding, jika belum terbiasa. Hm.... kalian harus mencobanya ;)
Mata elang milik Alo terus memperhatikan setiap gerakan si mangsa (read: gebetan) dengan seksama. Dia bahkan sangat fokus, hingga seorang setan nyasar menghampirinya. Omong-omong setan itu masih bisa dikatan orang atau malah sosok?? Saiya bingung :(
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT
Teen FictionIya aku hanyalah seorang robot #5 in robot (12122018) #270 in teenlit (19112018) #322 in gaje (20112018) #803 in fiksi remaja (20112018)