"Diam kalian!!!"
Bukannya takut, malahan suara tawa mereka makin menggelegar. Sheira hanya bisa memutar bola mata malas sambil berharap agar mereka tersedak. Lihat saja, karma pasti akan membalas perbuatan mereka. Lihat saja!
KRING.... KRING.....
Akhirnya bel masuk berbunyi. Dia kira, bel itu dapat menyelamatkan telinganya dari lelucon mereka bertiga. Dengan perasaan yang teramat kesal, saat mereka dengan bahagianya berjalan didepan Sheira, dia berjalan dengan perlahan dibelakang mereka. Dan kaboom... Sheira menjitak tengkorang kepala belankan mereka dengan kuat. Seakan belum cukup, dia juga mencubit pinggang mereka bertiga dengan kencang dan kuat. Cubitan Sheira, layaknya cubitan seorang Ibu Tiri. Sangat perih.
Sambil mengeluh kesakitan, mereka berjanji untuk tidak menganggu Sheira lagi. Tapi yakinlah, saat rasa nyeri dipinggang mereka menghilang, pasti Sheira akan menjadi bahan guyonan mereka lagi. Janji yang mereka ucapkan itu penuh dusta. Sama kayak janji si dia buat ngajak malam mingguan--Sheira_2k18, Jones berkarat.
Saat sudah sampai didalam kelas, mereka melihat Qinara serta Rora sedang merapikan buku-buku Sheira yang berceceran dilantai. Layaknya didrama, sitokoh protagonis akan dibully oleh sekawanan cabe-cabean. Lalu dia menangis dan salah satu tindakan sipembully adalah mengacak-acak buku miliknya.
Tapi sayanya, Sheira bukanlah sipemeran protagonis yang tersiksa. Tidak, tidak. Hal imi hanya terjandi untuk sementara saja, tidak akan lama lagi. Sabar saja, sebentar lagi Sheira yang akan menjadi sipenindas. Maka siksaan dan ancaman Sheira akan lebih mengerikan dari pada ini. Lagian dia sudah biasa melihat hal tersebut didalam drama korea yang sering dilihatnya. Sudah biasa. Tapi saat merasakannya, hormon adrenalin Sheira seakan terpacu. Iya, terpacu untuk berbuat jahat. Ahh..... kira-kira kali ini apa ya balas dendam yang cocok untuk teh Ici Oca? Sheira sungguh tidak sabar untuk melakukan hal-hal jahat yang sudah tersusun rapi didalam otak liciknya
"Makasih ya, atas bantuan kalian. Makasih..."ujar Sheira sambil mengambil beberapa buku tulis miliknya yang masih tergeletak dilantai.
"Iyaa...... sama-sama. Lo ta--"
"Si anj*ng kan??"
"Iya, masa dia serakin gitu aja buku lo. Kurang ajar banget deh dia. Awas aja, kalau dia malah ngadu yang enggak-enggak tentang lo?!?!?!! Liat aja dia!!!"Qinara berujar dengan begitu berapi-api. Iya dia sangat bersemangat untuk menghancurkan Oca. Ya, dia itu punya dendam tersendiri terhadap Oca. Dendam kesumat dan berkarat sepertinya. Soalnya dendam ini sudahlah dia bawa sejak lama.
"Hahahaha.... santai-santai bruh. Woles aja.. woles...."
"Enggak bisa! Dia itu ngeselin banget!!!"Qinara masih berbicara dengan ngegas.
"Seloww.. selow..."
Sheira hanya bisa menggelengkan kepalanya, sambil membawa semua barang yang berada ditangannya menunju meja milik Winny. Qinara-pun juga masih kesal dengan segala perilaku Oca. Lalu Rora, entahlah... mungkin dia masih merasa takut dengan Sheira. Tanpa sadar, saat melihat Sheira berubah menjadi psikopat merupakan pengalaman traumatis bagi banyak orang. Sekarang, seperti ada rasa takut dan segan saat melihat Sheira. Yakinlah merasa ditakuti dan disegani, merupakan perasaan yang asing juga tidak nyaman nantinya untuk Sheira.
Dan sekarang, Sheira dengan segala ketenangannya merupakan hal yang aneh dan juga berbahaya. Tidak ada yang tau, apa isi otak si gadis gila tersebut. Sekarang, isi otaknya sangatlah tidak terprediksi. Sungguh membuat cemas.
Lalu jika mereka merasa takut dengan Sheira, kenapa malah memberikan roti?
Sheira saja tidak tau, lalu dia harus bertanya kepada siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT
Teen FictionIya aku hanyalah seorang robot #5 in robot (12122018) #270 in teenlit (19112018) #322 in gaje (20112018) #803 in fiksi remaja (20112018)