ROBOT 59 (Potek edision)

46 3 0
                                    

"Kaki lo injak hp gue."

Dan setelah itu aura disekitar ruangan tersebut menjadi sangat suram.

Perlahan-lahan mereka mulai memutar kepala kearah belakang. Disana--tepat disamping pintu kamar--terlihat muka datar Sheira yang dihiasi bekas air mata. Matanya juga memerah, rambutnya acak-acakan, dan mimik mukanya datar sekali. Padahal tadi dia sudah memberi tau seseorang, bahwa sedang menhinjak hp nya, tapi tampangnya malah datar. Tidak seperti biasanya, dia akan berteriak-teriak heboh lalu mulai memukuli orang yang tidak sengaja mencelakai hpnya. Tapi kali ini dia hanya diam, pandangannya lurus kedepan. Seakan jiwa kebahagiaan dari tubuh itu sudah direnggut.

Mereka mulai merasakan kecemasan. Hal ini karena Sheira mulai berdiri, lalu melangkah kearah mereka. Takutnya jiwa psikopat Sheira muncul lagi kepermukaan dan mungkin saja kali ini akan mengorban nyawa. Kalian tentunya masih ingat bukan peristiwa yang terjadi pada saat disekolah tadi??? Ah... dan karena pipinya bonyok, Sheira mendapat siraman rohani secara gratis dari Sang Ibunda tercinta dan juga Grandma tercinta. Ah.... bukan cuma dari dua wanita itu saja, hampir seluruh keluarganya memberikan siraman rohani gratis untuk Sheira. Dan reaksi gadis gila itu?? Tanpa berusaha membela diri, dia hanya mengangguk-angguk saja seakan meng'iya'kan sesuatu. Entah apa yang yang di'iyakan. Hm.... sesuka dia aja lah ya.

"Awas."

Singkat, padat, jelas, dan dingin. Dingin dan serasa bukan Sheira. Kayaknya efek patah hati bisa sehebat ini ya, keren!! Adidaw... Sheira yang kali ini tampak lebih suram daripada saat disekolah. Sontak hal tersebut langsung membuat Jen--penginjak smartphone Sheira--menggigil ketakutan. Wajar aja sih, kalau dia takut. Soalnya sekarang Sheira kan kayak lagi pengen ngebunuh orang gitu, untung enggak lagi pegang pisau. Coba deh kalau tiba-tiba ada pisau yang nagkring ditangannya, mampus deh mereka semua. Iya mereka semua, bukan hanya Jen saja.

"Emmm.... eh... i--ini hp lo. Maaf ya.... maaf, gue enggak sengaja tadi. Gue juga eng--"

"Makasih"ujar Sheira lagi dengan begitu dingin. Dia langsung mengambil hpnya saat Jen sudah menyodorkan hp tersebut, tanpa harus repot-repot mendengarkan semua ocehan Jen. Selepas mengambil hp tersebut, dia kembali masuk kedalam kamar Rora. Mereka yang melihat itu, hanya bisa diam kebingungan.

Tak sampai 5 menit, dia sudah kembali dengan membawa setumpuk kertas. Lalu dia mulai membagikan kertas itu satu persatu. Ah... ternyata itu kertas naskah drama. Tanpa ba bi bu lagi seakan paham, mereka langsung membacanya dan mulai menghapal. Ya, mereka semua seakan mengerti suasan hati Sheira tanpa harus bertanya. Dalam sekali lihat pun, kalian juga pasti kok, kalau Sheira lagi badmood. Saat mereka sibuk membaca dan menghapal, Sheira hanya melihat mereka sebentar, lalu melihat kearah dinding atas rumah milik Rora. Menidurkan badan dan terus menatap keatas dengan tatapan kosong, lalu duduk lagi. Dia begitu-begitu terus tanpa memperdulikan keadaan sekitar. Bahkan saat ada Ko Lando didekatnya, tetap saja diabaikan. Harap maklum ya kawan, dianya lagi patah hati....

"Kadang gue bingung sama burger. Kalian juga?? Atau cuma gue aja??"

Nah mulai nih sesi makin galau. Kadang kalau manusia kelebihan berat itu lagi galau, pasti bicara sendiri. Enggak peduli mau ada orang atau enggak, yang penting dia bicara. Bahkan dengan tidak malunya lagi, dia berbicara dengan suara yang cukup keras. Mereka--termasuk Ko Lando-- hanya diam membisu mendengarkan kata-kata Sheira. Seluruh atensi mereka kali ini hanyalah terfokus kepada Sheira. Sebenarnya..... tidak apa-apa sih, kalau mereka mau mengabaikan ucapan Sheira, orangnya enggak bakalan marah kok. Tapi entah kenapa mereka malah mendengar ucapan tidak jelas milik Sheira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROBOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang