ROBOT 26

15 4 0
                                    

Mami yang baru saja hendak beramah tamah dengan para guru langsung terkejut saat melihat dagu Sheira sudah ada perban. Sheira memang digendong Ci Atma menghadap kearah belakang, jadi tentu saja Mami langsung melihat keadaan Sheira. Senyum yang tadinya terpatri jelas di wajah Mami, dalam sekejap langsung luntur dan berganti dengan mimik kaget serta khawatir.

Mami langsung mencerca Sheira dengan berbagai macam pertanyaan. Bahkan tidak jarang Mami juga mengguncang-guncang tubuh Sheira dengan cukup kuat. Karena merasa tidak nyaman dan risih Sheira langsung menangis lagi sambil mendekap tubuh Ci Atma dengan kuat. Mami langsung kelimpungan dan akhirnya mengelus kepala belakang Sheira dengan lembut.

Karena kecapekan dan merasa nyaman, akhirnya Sheira jatuh tertidur didalam pelukan Ci Atma. Bahkan orang-orang bisa mendengar suara dengkuran Sheira yang cukup kuat. Orang-orang yang berada diruangan tersebut hanya tertawa kecil melihat tingkah Sheira.

"Atma, tolong kamu bawa Sheira kekamar yaa. Udah itu sekalian kamu gantiin baju Sheira. Nanti bajunya taruh ditempat lain aja ya."instruksi Mami kepada Ci Atma.

Ci Atma hanya menganggukan kepalanya dan terus mendekap Sheira dalam pelukannya. Tak lupa juga Ci Atma pamit undur diri dari sana. Sheira dan saudara-saudaranya yang lain memang didik keras untuk menjadi orang yang sopan dan ber-etika.

"Bu, keadaan anak saya kok bisa sampai begitu??? Setau saya, dia tidak punya musuh disekolah. Apa ada yang berniat jahat dengan anak saya??"ujar Mami dengan khawatir selepas Ci Atma membawa Sheira pergi kekamar.

"Yang saya tau anak Ibu, memang tidak punya musuh disekolah. Tapi sepertinya ini hanya karena kecerobohan saja, tidak ada yang bermaksud untuk menyakiti anak, Ibu. Kami mohon maaf atas keteledoran kami, sekali lagi kami mohon maaf."ucap Bu Nina mewakili yang lain untuk mengucapkan permintaan maaf.

"Sepertinya ini memang salah anak yang memang tidak bisa diam. Sudah tidak apa-apa, Bu. Saya menyadari bahwa anak saya memang cenderung hyperaktif terkadang. Terima kasih karena telah mengantarkan Sheira pulang."Mami sepertinya menyadari bahwa ini mungkin bisa saja terjadi karena Sheira terlalu lasak atau tidak bisa diam.

"Ah..... terima kasih, Ibu. Omong-omong tadi saat kami membawa Sheira kerumah sakit, dokter mengatakan bahwa tidak ada yang harus dikhawatirkan. Ini memang terkadang terjadi. Lalu ini ada dikasih obat-obatan juga, Ibu. Maaf kami tidak bisa berlama-lama disini, karena kami masih ada kepentingan di sekolah. Selamat siang, Ibu"

Mami mengambil obat itu dari tangan Bu Nina sekalian mengantar para guru kedepan gerbang rumah. Mami tersenyum sambil melambaikan tangannya sebentar lalu segera masuk kedalam rumah untuk memeriksa keadaan Sheira.

Saat Mami sampai dikamar Sheira, bukannya tertidur dia malah sibuk menonton kartun yang terpajang diTV. Mami langsung menggendong Sheira untuk diletakkan kembali di tempat tidur.

"Kamu ini!! Bukannya tidur malah sibuk nonton kartun. Emang kartunnya bakalan lari kalau gak kamu tonton?? Udah kamu tidur dulu, baru nanti sore nonton lagi."ceramah Mami panjang lebar.

"Thapi Eirha mahu nonton kahrtunnya Mami. Lihat ihu ikusnya dikejar-kejar Tom Cat. Asihan lohh Mami"Sheira bahkan masih bisa membalas ucapan Maminya walaupun dengan lafal yang tidak jelas.

"Udah pokonya kamu tidur lagi. Atau kamu pura-pura tidur ya tadi??? Ayo jawab yang jujur?!!"

Sheira langsung menggelengkan kepalanya dengan kuat. Saat dia ingin mengerucutkan bibir, tiba-tiba saja dia berteriak kesakitan.

ROBOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang