Bahkan dia semakin menarik rambutku. Tanganku juga tidak tinggal diam untuk memukul tangannya. Bahkan aku sampai menggigit tangan dia yang satu lagi sampai berdarah. Karena gigitanku, dia secara tak sengaja mencakar kulit tanganku. Kami terus cakar-mencakar, jambak-menjambak, sepak-menyepak, gigit-menggigit. Saat kami asik melakukan pertempuran berdarah yang masih terus berlanjut tiba-tiba.....
Kring.... kring....
Ya nada dering di hp Zidago tiba-tiba saja berbunyi. Dan yang lebih mengejutkan lagi yang menelpon dia ternya Jeselyn. Wah..... sepertinya Jeselyn dan Zidago mempunyai ikatan batin yang sangat kuat. Sambil menetralkan nafasnya, Zidago mulai berbicara seperti biasanya.
"Pendek kenapa nelpon????"ucapnya yang terdengar ceria sekali. Yaa Zidago punya panggilan kesayangan untuk Jeselyn yaitu, pendek.
"Untuk apa rindu sama lo, mending rindu ke Oppa Guanrich."aku yang kebetulan berada didekatnya langsung saja tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Zidago setelah Jeselyn mengeluarkan kalimat tersebut. Muka yang tadinya penuh dengan kegembiraan dan keceriaan langsung berubah kesal setelah mendengar kalimat yang cukup pedas itu.
"Ei... lo lagi sama kak Sheira yaa??? Tolong dong kasih hp lo kek kak Sheira, gue mau ngomong sesuatu. Oya jangan lupa kerjakan tugas tadi ya. Ingat loohhh"
"Iya iyaaa...."
"Sekarang tolong kasih hp lo ke kak Sheira dong. Sebentar aja..."
Dengan gerakan mulut tanpa bersuara aku langsung meminta hp Zidago. Tapi karena dia tau aku akan membicarakan apa dengan gebetannya itu, dia malah berkata "Sheira lagi sibuk, besok-besok aja telepon dia. Eii ngomong tugas-tugas itu jawabannya ada kan dibuku???"sambil berjalan keluar kamarku dia langsung menatap tajam sambil menununjuk-nunjuk diriku seakan menyiratkan "urusan kita belum selesai, liat aja kau nanti". Bukannya takut aku malah tertawa sambil membalas memlambaikan tangan kearahnya.
Aku langsung melihat kelantai seberapa banyak rambut yang rontok akibat pertempuran berdarah tadi. Wawww ternyata banyak sekali rambutku yang rontok. Selain itu kulit kepalaku juga masih sakit karena dia menarik rambutku seakan-akan ingin menarik kulit kepalaku juga. Aku harus meminta uangnya untuk mengganti biaya shampoo yang kupakai agar rambutku bisa lebat. Asal kalian tau yaa, rambut aku tuh udah lebat banget. Eeiiii..... tapi dengan kurang ajarnya manusia itu tinggal menjambak rambutku.
Baiklah aku akan tidur dulu untuk menenangkan kepalaku yang sudah nyut-nyutan. Sembari berbaring dengan nyaman aku mendengar pintuku diketuk dengan sopan kali ini. Ahh..... aku tau sebentar lagi manusia itu pasti akan berkata
"Shei tolong kerjain pr gue"yaaa sangat sesuai tebakan. Sungguh jitu tebakan ku.
Tapi kali ini biarlah pr itu dia kerjakan sendiri. Aku hanya menatap dia sambil mengangkat satu alis, lalu aku langsung menutup mata mencoba untuk tertidur. Tapi manusia menyebalkan ini terus mengguncang-guncangkan tubuku dengan sekuat tenaga.
"Ganggu banget lo!!!Orang mau tidur, tau gak lo besok gue ada ujian?!!!!!! Gue mau istirahat lohh.... sebentar. Kalau lo ganggu lagi liat aja nanti!!!!"teriakku sambil menyepak tubuh Zidago, agar dirinya segera keluar dari kamar ini.
Tapi mungkin karena dia sangat amat tidak peka dengan situasi, tetap saja ia mengganguku. Karena tidak tahan lagi, segera aku ambil bantal dan memukul kepalanya dengan brutal. Hal itu terus berlanjut ,bahkan aku tidak menghiraukan suara Jeselyn yang diujung sana berteriak-teriak memanggil nama Zidago.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT
Teen FictionIya aku hanyalah seorang robot #5 in robot (12122018) #270 in teenlit (19112018) #322 in gaje (20112018) #803 in fiksi remaja (20112018)