"Ahh... sekarang hanya tersisa dua kartu. Dan cluenya adalah dua-duanya merupakan kartu Joker. Baiklah apakah ada yang belum mendapat kelompok?"tanya Sir Nugi sambil melihat kumpulan murid yang tengah duduk ditengah lapangan.
Saat aku hendak mengangkat tangan, ternyata Sheira sudah terlebih dahulu berdiri sambil berkata, "Saya, Sir." kepada orang yang tadinya bertanya.
"Baiklah, karena kamu belum dapat silahkan maju kedepan dan mengambil salah satu kartu."
Ini sangat aneh. Biasanya Sheira bisa dengan cepat dapat kelompok, tapi kali ini mengapa dia malah belum dapat kelompok?? Biasanya jika ada pembentukan kelompok--apalagi untuk kelompok drama--, maka Sheira akan cepat sekali ditarik kekelompok lain. Saat ada pembentukkan kelompok drama, Sheira akan sangat dibutuhkan perannya sebagai orang yang jahat. Yaa.... entah mengapa dia cocok sekali mendapat peran orang jahat?? Jangan tanya kepadaku apa alasannya, aku sendiri bahkan juga sangat bingung.
Dengan senyum yang tampaknya sedikit congkak, Sheira berjalan dengan penuh percaya diri kearah Sir Nugi. Senyum congkak terus terpatri diwajahnya sembari langkah mendekat. Bahkan masih dengan senyum congkak itu dia bertanya kepada Sir Nugi.
"Kalau dapat kartu Joker Merah, ada yang spesial enggak, Sir??"tanya Sheira saat dia sudah sampai dihadapan Sir Nugi.
"Tentu saja ada. Kalau kamu mendapat kartu Joker yang berwarna merah, maka kamu bebas membuat drama sendiri tanpa harus mengikuti judul-judul yang telah saya berikan. Kamu juga diberikan wewenang untuk memilih orang lain yang sudah mempunyai kelompok. Dan orang yang telah kamu pilih tidak berhak untuk menolak menjadi anggota drama kamu. Serta drama yang kamu mau buat sendiri itu bebas judul dan temanya. Tapi ingat, kalau kamu mendapat kartu Joker berwarna hitam, maka otomatis kamu akan mendapat naskah drama yang berjudul 'Romeo and Juliet', serta orang-orang yang akan masuk kedalam kelompok kamu, hanya saya yang menentukkan hal tersebut."
"Okee... kalau begitu. Saya memilih kartu yang berada ditangan kanan, Sir."
Bahkan dengan begitu percaya diri, dia masih bisa tersenyum angkuh. Sheira mungkin memang menjadi manusia yang paling aneh. Sir Nugi yang berada didepannya hanya tersenyum sambil membalik kartu tersebut secara perlahan. Yaps benar sekali, sedari tadi yang tampak hanyalah muka belakangnya saja. Tapi sebelum kartu itu berbalik dengan sempurna, Sir Nugi kembali melemparkan sebuah pertanyaan.
"Kenapa kamu malah memilih kartu yang berada ditangan kanan saya?? Bisakah kamu memberikan sebuah alasan?"
"Karena, yang disebelah kanan kelihatannya lebih bagus."
"Lebih bagus darimana-nya?? Kan kedua kartu tampak belakangnya sama aja. Kamu yakin dengan pilihan yang ini??? Tidak mau berubah???"
"Tidak, Sir"
"Kenapa??"
"Karena, terkadang didalam hidup kita harus percaya dan yakin terhadap pilihan kita sendiri. Sama halnya kayak memilih jodoh yang tepat, Sir. Yaa... meskipun telah disiapkan, akan tetapi kita juga harus pintar mencari teman hidup yang dapat mengayomi kita. Dan aku rasa kayaknya biarlah pilihan kartu ini menjadi misteri. Yang menandakan aku sedang bernasib baik atau tidak, lagipula Sir langsung kasih tunjuk tampak depan kartunya bukan??? Jadi sepertinya tidak bakalan ada masalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT
Teen FictionIya aku hanyalah seorang robot #5 in robot (12122018) #270 in teenlit (19112018) #322 in gaje (20112018) #803 in fiksi remaja (20112018)