Dengan perasaan setengah dongkol dan malu Rora langsung memakai helm laknat tersebut. Mungkin dia akan melancarkan serangan balas dendam dengan menjahili Sheira hari ini. Siapa yang tau???
+×÷^
Saat Sheira dan Rora sudah sampai ditujuan, mereka merasa familiar dengan motor yang diparkir disebelah kanan mereka. Langsung saja Sheira mengalihkan pandangannya kearah Rora seakan-akan lewat tatapan itu dia ingin menyampaikan 'itu motornya Max-kan?' Dan sepertinya Rora seakan mengerti maksud dari tatapan itu, jadi dia mengiyakan dengan cara menganggukan kepala. Mereka yang masih merasa kebingugan itu, akhirnya lebih memilih untuk segera beranjak dari tempat tersebut. Tentu saja mereka merasa keheran. Tidak mungkinkan seorang Max mau datang kelapangan indoor basket dihari Minggu ini??? Masa dia tidak ikut latihan futsal????
Sudah menjadi rahasia umum bahwa SMP Tunas Bangsa--ditempat Sheira bersekolah-- memang menyimpan banyak bakat-bakat yang sangat hebat. Jika team yang diketuai Maxim merupakan team basket terbaik disekolah, maka team futsal terbaik adalah team yang diketuai oleh Max. Bahkan sama seperti team Maxim, piala juara tak pernah lari dari genggaman tangan mereka. Memang duo Max ini sangat hebat dibidangnya masing-masing.
Dan benar saja. Saat Sheira dan Rora baru saja berjalan beberapa langkah, mereka melihat penampakkan Max sedang berbincang-bincang dengan Maxim. Sesekali dia juga terlihat berbincang-bincang dengan Winny, Alo, ataupun Nicholas. Kerutan didahi Sheira terlihat semakin berkerut karena merasa kebingungan bahwa yang dia lihat adalah Max.
Sheira langsung menghampiri mereka dan malah meninggalkan Rora yang sedang berjalan perlahan.
"Oiii..... lagi bicarain apose nehh???? Eh... btw, kok Max bisa ada disini????"seru Sheira dengan hebohnya.
"Elah.... pig udah datang pula. Mendingan gue segera pergi, sebelum makanan gue diambil. Bay semua..."ucap Winny yang langsung berjalan cepat, guna menjauhi Sheira.
Sheira hanya mengerutkan keningnya sambil memandang bingung kearah punggung Winny. Tapi dia langsungmengalihkan kembali pandangannya kearah Max, seakan-akan memaksa dia untuk segera menjawab pertanyaan tersebut. Sedangkan Max, hanya bisa menggaruk tengkuk belakangnya dengan canggung. Sheira terus menunggu jawaban Max sampai-sampai dia tidak sadar, bahwa sudah tinggal mereka berdua yang masih berada diluar lapangan.
"Hehehehe.... emm... gue masuk dulu ya Shei, bay.."ucap Max dan segera berlari kedalam lapangan tersebut.
"OI... OIII.... JAWAB DULU PERTANYAAN GUE!!!! Eh... tunggu, kemana semua orang pergi??? Kok gak tungguin sih??!!! ANJAII..."Sheira terus misuh-misuh tanpa memperhatikan keadaan disekitarnya, bahkan banyak orang yang melemparkan pandangan aneh kepadanya.
Sheira terus berjalan kedalam, dan saat sudah didalam dia mengagetkan mereka. Dia langsung duduk dengan santainya diantara mereka.
"Oi... kok gue ditinggal sihh??? Sedih loh akikah..."ujar Sheira dengan alaynya sambil memeluk dan menyandarkan kepalanya di bahu Winny
"Apaan sih lo??? Najis anjai!!"balas Winny sambil mendorong kepala Sheira yang sedang bersandar dibahunya.
Sheira hanya memajukan bibirnya beberapa centi meter, sambil bergumam "iss... nyebelin".
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT
Teen FictionIya aku hanyalah seorang robot #5 in robot (12122018) #270 in teenlit (19112018) #322 in gaje (20112018) #803 in fiksi remaja (20112018)