Dia adalah Yuta

9K 517 9
                                    

Seloyang pizza besar, garlic bread, juga 4 gelas milkshake berjajar dimeja itu. Setelah tiga bulan berlibur, akhirnya Kanaya atau yang biasa disapa Aya kini berkumpul lagi dengan teman - temannya, Gian, Mila, dan Dinda. Biasanya mereka berkumpul di kafe - kafe dekat kampusnya namun hari ini Mila sedang 'ngidam' makan Pizza karena baru putus maka mereka semua menuruti keinginan Mila.

"jadi kenapa putusnya?" tanya Dinda sembari memakan ujung Pizza

"karena kita beda agama. Intinya nyokapnya gak suka sama gue, apalagi setelah tau gue ini beda keyakinan"

Aya menepuk bahu Mila dan menatapnya iba, "sabar"

Dan Mila mulai menangis, "percuma dong gue pacarana sama dia, pacaran dari SMA"

"ah, elah, Mil. Belom juga setahun. Lo kan pacaran semester kedua kelas 3" Celoteh Gian yang dengan suara nyaringnya

"yah, tetep aja kan.. hu.. hiks..hiks.." Mila pun mulai tersedu - sedu

"kita ngerti kok, udah, ah, udah, jangan nangis" kata Dinda dengan nasihat keibuannya

Kanaya tersenyum kecil menanggapi perkataan Dinda. Diantara semua temannya, Kanayalah yang berada diposisi terendah kalau soal masalah percintaan. Kanaya baru sekali pacaran, dan itu pun saat SMP. Karena saat itu ia benar - benar masih remaja belia, ia tidak begitu paham dengan apa yang dirasakannya sendiri.

Bahkan didalam ingatannya sangat terekam jelas ketika pacarnya yang tiba - tiba pindah sekolah tanpa mengabarinya setelah itu pun ia tidak mengerti harus menangis atau bagaimana. Karena saat itu ia masih belia, ia memang merasa kehilangan namun ia tidak tahu cara mengungkapkannya.

"pokoknya lo semua jangan pernah pacaran sama yang beda keyakinan !" nasihat Mila disela - sela tangisnya
Ketiga temannya hanya menatap Mila dan menghela nafas kecil.

"terutama elo,ya!" tegas Mila

"kok gue?"

"soalnya lo yang paling polos"

"paling bego kali" sela Gian sembari terkekeh

"huu" Aya melempar pinggiran pizza kearah Gian

"udah, udah, dimakan aja gih cepet. Masih ada kelas gue" kata Dinda lalu meneguk strawberry smoothiesnya.

Hari pertama kuliah dan harus kuliah sampai sore itu termasuk hal yang menyebalkan. Sesekali Aya melihat ke luar jendela yang menampakkan cuaca yang berubah mendung. Aya memperhatikan penjelasan dosennya lagi, sesekali ia mengerjapkan matanya karena mengantuk. Suasana liburan masih menyelimutinya, karena itulah ia jadi tidak fokus memperhatikan dosen didepannya.

Usai mengajar, dosen itu memberikan essay pada mereka dan harus dikumpulkan sebelum mereka pulang Mendapatkan tugas lebih dari dosen bukanlah sebuah penghargaan bagi Aya. Bahkan hanya sekedar mengumpulkan lembaran tugas temannya - temannya dan ditaruh ke meja dosen bukanlah hal yang selalu dinginkan Aya. Namun apalah daya, karena dosen - dosen itu terlalu mengenal Aya yang merupakan keponakan salah satu dosen disana jadi mereka lebih sering memanggil Aya untuk hal - hal tertentu.

"ini pak" kata Aya begitu sampai didepan meja dosennya.

"makasih ya,ya"

FORELSKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang