MENGHINDAR

793 50 0
                                    

================================================================================

Aya tahu Yuta tidak akan semudah itu menyerah. Laki – laki itu masih datang menjemput Aya kuliah keesokkan harinya, meskipun pada akhirnya Aya tetap meminta Kaidan mengantarnya dan mengabaikan Yuta,tapi laki – laki itu masih mengantar Aya ke kelasnya.

Ken dan Gian adalah dua orang yang peka begitu melihat perbedaan sikap Aya pada Yuta. Namun Ken tidak banyak bertanya dan lebih memilih mengambil kesempatan itu untuk mendekati Aya.

"lo udah sembuh ya?"

Aya mendongak dan melihat Ken yang kini berdiri didepannya, "udah"

Ken sedikit merunduk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Aya, "tapi muka lo masih pucet. Beneran ya udah mendingan?"

"gi, kemaren ada tugas gak ?" Bukannya menjawab pertanyaan Ken, Aya justru lebih memilih mengalihkan pembicaraannya pada Gian disebelahnya

"lo ditanya tuh ya" Gian menunjuk Ken dengan dagunya

Aya menatap Gian lama seraya memberi kode, namun temannya itu malah mengangkat kedua bahunya seakan tidak peduli dengan kode itu. Dasar Gian !

"yang penting lo udah baikkan ya" kata Ken sebelum kembali ke tempat duduknya

"orang tuh kalo ditanya jawab. Pernah denger kan 'malu bertanya, sesat dijalan'. Si ken nanya lo enggak jawab, anak orang jadi sesat mau lo tanggung jawab?" celetuk Gian panjang lebar

Aya memukul pelan lengan Gian, "apaan sih gi! Garing!"

Gian hanya cekikikan tidak jelas melihat wajah Aya kesal.

***

Saat jam kuliah usai pun Aya cepat – cepat menarik ketiga temannya ke parkiran dengan alasan ingin makan pizza. Sebenarnya bukan itu alasan Aya, Aya hanya sedang menghindar dari Yuta. Karena ia tahu Yuta akan menghampiri kelasnya begitu kelas Yuta selesai.

Aya berpikir jika ia menghabiskan waktu bersama teman – temannya akan lebih mengurangi kegalauannya beberapa hari ini. Karena ketika bersama teman – temannya banyak hal yang bisa Aya lakukan untuk mengalihkan rasa galaunya itu.

"eh ya, hp lo geter tuh daritadi" ujar Dinda

Aya melihat layar ponselnya. Begitu melihat nama Yuta dilayar, Aya segera mematikan ponselnya.

"eh ya, btw, yuta kan baru pulang dari luar negeri, lo enggak jalan gitu sama dia? Kangen – kangenan gitu" tanya Mila

Aya hanya tersenyum simpul, dan menggeleng.

"kok gitu? Emang lo enggak kangen?" tanya Mila lagi

"tapi tadi pagi gue sempet liat yuta nganter aya sampe kelas kok" sahut Dinda

"terus lo dapet oleh - oleh apa dari yuta?" tanya Mila penasaran

"gue..." Aya terdiam sejenak, "gue ke toilet dulu. Kebelet nih"

Aya berlari ke toilet dan bersembunyi dibalik pintu toilet. Aya ingin sekali bilang yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Yuta, tapi entah kenapa ia tidak bisa mengatakannya. Jangankan jujur pada teman - temannya, ia sendiri juga masih belum percaya bahwa dirinyalah yang telah menyudahi hubungan mereka.

Aya mencuci mukanya berulang kali agar terlihat lebih segar sebelum keluar dari toilet.

Aya melihat teman – temannya tengah tertawa dan sepertinya sudah lupa dengan topik tentang Yuta tadi.

"aya?"

Baru saja Aya mengambil beberapa langkah, seseorang memanggil nama Aya.

Aya menoleh dan saat itulah ia melihat orang yang ingin ia hindari dihadapannya. Ken dan Oma Dewi.

FORELSKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang