Seperti biasa, keempat sekawan itu duduk di meja panjang didekat kelasnya, dengan empat gelas botol minuman dan dua bungkus makanan ringan sebagai sajiannya.
"jadi lo udah jadian sama Yuta" tanya Gian lalu menjilati lolipopnya
Aya menggeleng pelan
"terus hari ini mau jalan?" tanya Mila
Aya mengangguk
"berdua aja?" tanya Dinda
Aya mengangguk lagi
"itu sih namanya uda jadian kali, ya. Tapi belom official aja. Tinggal tunggu tanggal main dia nembak lo terus lo terima" ujar Gian
"enggak segampang itu,gi" Aya memasang wajah cemberutnya pada Gian yang selalu terlihat santai, "gue juga masih bingung"
"ah, bingung mulu ! lo kapan sih ya enggak bingungnya?" sambar Gian gemas dengan kedua tangan yang mulai mencubiti pipi Aya dan meremas - remasnya hingga wajah Aya manyun seperti bebek.
"haawppwwahaan" Aya berusaha melepaskan cubitan Gian itu, "ih, gi ! sakit tahu!" , katanya begitu terlepas dari cubitan gemas Gian.
Gian sama sekali tak merasa bersalah, justru ia tertawa terbahak - bahak, "muka lo kaya shincan banget tadi, ya! Hahahahaha"
Mila memukul tangan Gian, "kalem dikit sih,gi!"
"huahahaha, habisnya..haahahha"
"gi.." kini Dinda memasang wajah kesal nan menyeramkan kearah Gian, berharap temannya itu bisa diam
"iya, iya" Masih ada sela tawa dibibir Gian, namun ia berusaha menutupinya
"Aya" Dan panggilan itu. Suara bass yang sangat disukainya sekarang, siapa lagi kalau bukan suara Yuta.
"iya!" Aya langsung berdiri tegak dari duduknya, ia melihat Yuta berjalan mendekatinya.
"astaga ! demi naga yang berubah jadi cacing kremi ! sobat gue beneran falling in love ! polosnya kok makin kaya orang bego ya!" ujar Gian langsung tepok jidat begitu melihat Aya yang langsung siaga mendengar panggilan Yuta
Aya tersipu malu, ia menutupi wajahnya dengan satu telapak tangannya. Wajahnya memanas sekarang.
Mila juga tidak bisa menahan tawanya melihat kepolosan Aya, "biasa aja kali, ya. Kayak orang mau upacara aja"
"namanya juga jatuh cintaaaa" suara Dinda sengaja ditinggikan agar Yuta yang semakin dekat bisa mendengarnya
Aya langsung mencubit lengan Dinda hingga membuat Dinda mengaduh, "a-a-aa-aa.. du dududuuhh. Sakit, ya!"
Aya pun melepaskan cubitannya begitu Yuta sampai didepannya.
"yuk" ajak Yuta
Aya mengangguk
Gian pun bersiul, "mau kencan nih yee"
Aya melirik tajam kearah Gian, sumpah, temannya yang satu itu memang tidak bisa mengerem bicaranya sedetik saja.
"lo enggak jalan sama jay?" tanya Yuta pada Gian
"ah, males. Si Jay lagi kere. Gue minta beliin lontong sayur aja tadi pagi dia gak mampu beliin. Malah nraktir gue aqua gelas" Gian mulai menggerutu sendiri seakan mengingat kembali hal itu
Yuta terkekeh, "yaudah. Pinjem ayanya dulu ya"
"ambil aja, ta. Aku rela. Buat kamu apa sih yang engga" Gian menggombal
Dan mendengar gombalan Gian itu, Aya benar - benar ingin muntah.
Hal yang pertama Yuta tunjukan di festival itu adalah ke stand pakaian milik temannya. Tidak hanya pakaian namun temannya itu juga menjual aksesoris seperti topi dan kacamata.
![](https://img.wattpad.com/cover/163421441-288-k599178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FORELSKET
Teen Fiction"ih, parah banget sih lo sama nama pacar sendiri lupa" Bukan salah Aya jika ia melupakan Yuta, terakhir kali mereka bertemu adalah 5 tahun lalu dan setelah dua minggu berpacaran, Yuta pindah sekolah tanpa ada kabar setelahnya. Setelah 5 tahun , ia...