BIMBANG

848 82 4
                                    

Part ini lebih banyak dari part sebelumnya. *alhamdulillah lagi mood*

Sekian.

================================================================================================================================================================

Rasanya seperti mimpi. Yuta melamarnya malam ini. Meski belum ada cincin yang disematkan namun rasanya hati Aya benar - benar bahagia. Keraguannya akan perasaan Yuta kini mulai memudar.

Namun kebahagiaan itu hanya beberapa jam ia rasakan sebelum berganti rasa takut yang kini dirasakannya.

Berkali - kali Aya mengetuk kasar pintu kamar Kaidan dengan tangan yang bergetar, dan keringat dipelipisnya juga derai air mata yang berlinang diwajahnya.

"Aa ! Aa ! buka Aa ! Aa!"

Pintu terbuka, "kenapa ya?"

"ada apa sih ini? Kok ribut banget? Masih jam 3 pagi loh ini" lalu muncullah Ayu dan Adi yang juga ikut terbangun karena keributan yang dibuat Aya.

Aya menggenggam tangan Kaidan, "ken a', ken kecelakaan!"

"apa?! Ken kecelakaan?!"

"ken? Temen kamu yang pernah kesini itu?" tanya Ayu

Aya mengangguk seraya menghapus air matanya

"kamu tahu dari mana ya?" tanya Ayu lagi

"pihak rumah sakit yang nelpon aku"

"kita ke rumah sakit sekarang"

Alasan kenapa pihak rumah sakit menelpon Aya adalah karena Aya merupakan orang terakhir yang dihubungi Ken sebelum kecelakaan. Dan memang benar Aya sempat menelpon Ken sebelum ia tidur.

Usai mendapat lamaran Yuta, entah kenapa nama Ken langsung terlintas di pikirannya. Aya begitu tidak sabar menyampaikan berita bahagiannya itu pada Ken. Aya hanya ingin memberitahu Ken bahwa ia merasa bahagia dan juga sudah baik - baik saja sekarang. Aya merasa sangat berterima kasih karena Ken sudah menemaninya disaat ia sedang bimbang dan sedih kemarin.

Langkah kaki Aya langsung lemas begitu melihat oma Dewi tengah menangis sendiri dideretan kursi menunggu didepan ruang operasi. Begitu mendengar kabar kecelakaan Ken, Aya langsung menelpon Dewi, Oma Ken. Aya merasa beruntung sempat menyimpan nomor Dewi saat Ken mencoba menelpon Dewi kemarin dengan ponselnya karena baterai ponselnya low.

"omaaa" Aya langsung memeluk Dewi dan ikut menangis bersama Dewi

"bantu doakan ken yah sayang" pinta Dewi disela isakannya

Aya mengangguk, "ken pasti baik - baik saja oma, ken pasti enggak akan kenapa - kenapa"

Hampir 5 jam Ken berada diruang operasi sebelum akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan.

Dewi tak pernah melepaskan genggaman tangannya dengan tangan Ken yang masih tak sadarkan diri sampai wanita tua itu pun ikut tertidur disamping cucunya itu.

Cahaya matahari kini sudah beranjak semakin tinggi. Kaidan memasuki ruang rawat Ken dan membangunkan Aya yang tertidur di sofa, "aa udah beliin kamu bubur ayam, kamu sarapan dulu sama oma. Aa mau keluar cari atm"

Aya mengangguk dan beranjak mendekati Dewi yang tertidur. Perlahan Aya membelai punggung Dewi sampai wanita tua itu membuka matanya,"omaa.. bangun oma.. sarapan dulu"

Dewi tersenyum, "kamu masih disini cantik ?"

Aya mengangguk, "aa beliin bubur buat aku sama oma, kita makan dulu ya oma?"

"ken kok belum bangun juga ya"

Aya kini mengikuti arah mata Dewi yang menyorot sedih kearah cucunya yang terbaring, "dia pasti bakal bangun oma"

FORELSKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang