PUTUS ?!

1.2K 109 10
                                    

Dan aku menepati janjiku untuk update minggu ini ,

eittssss,, karena itu please dont be a silent reader !!!

tinggalkan jejak kalian biar si authornya senaaaaannggg.. *aelah, sok penting banget sih lo,thor*

========================================================

Kamu pasti tahu kan pribahasa sepandai - pandainya kamu menyimpan bangkai pasti baunya akan tercium juga.

Sella bilang ia tidak tahu keberadaan Grace tapi yang dilihatnya sekarang justru berbanding terbalik.

Sella tengah berbicara dengan Grace sekilas sebelum gadis itu meninggalkan Grace di kafe itu. Begitu Sella pergi, Grace segera menuju lift.

Aya berlari mengejar Grace, dan masuk kedalam lift sebelum pintu lift tertutup.

Tentu saja Grace terkejut bukan main melihat kedatangan Aya.

"a-aya?!"

"gue mau ngomong sama lo"

kini hanya ada Grace dan Aya didalam lift itu.

"kenapa lo bohong dan menghilang?"

Grace tidak menggubris kata - kata Aya dan hanya menatap pantulan dirinya di pintu lift.

"yuta khawatir sama lo,grace"

Grace hanya menggeleng

"gue serius. Yuta nyariin lo, dia khawatir sama lo, dia terus - terusan mikirin lo. Dia merasa bersalah"

"terus gimana sama lo?"

Aya mengernyit, "gu-gue?"

"apa lo rela nyerahin yuta ke gue?"

TING.

Pintu lift terbuka dan Grace pun hanya meninggalkan Aya yang masih terkejut dengan perkataan Grace.

"GUE ENGGAK RELA"

Dan itulah teriakan Aya yang terdengar sepanjang lorong.

Grace yang hendak membuka salah satu pintu apartement itu pun berbalik menatap Aya yang wajahnya sudah merah karena menahan tangisnya.

"melepaskan orang yang lo sayang itu enggak semudah itu kan?"

Aya hanya bungkam. Air matanya sudah membendung.

"gue lagi berusaha buat ngelepasin yuta. Dan kalau lo berharap gue nemuin yuta dan nunjukin kalau gue baik - baik aja, lo salah besar. Gue enggak baik - baik aja"

Grace mengambil dua langkah mendekati Aya, "lebih baik lo enggak usah datang lagi di hadapan gue kalau lo belum bisa ngerelain yuta buat gue"

"ja-jahat" suara Aya mulai bergetar, air matanya sudah tidak sanggup lagi dibendung. Air mata Aya kini sudah membasahi kedua pipinya.

Aya memberanikan dirinya menatap Grace didepannya, "gue sayang sama yuta"

"kalau gitu tunjukin kalau emang lo pantes buat dia, kalau enggak gue bakal tarik ucapan gue waktu itu dan maju lagi buat ngerebut dia dari lo"

Aya tak bergeming setelah Grace meninggalkannya, mengatakan ancamannya.

Aya tidak sanggup lagi, kakinya lemas dan kepalanya mendadak pusing serta pandangannya mulai kabur.

"aya?!"

Sebuah tangan kini menangkup tubuh Aya.

Suara itu terdengar familiar, namun Aya tidak sanggup menebak siapa pemilik suara itu karena kegelapan telah menyelimutinya sekarang.


FORELSKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang