SEBUAH KECUPAN

1.2K 119 0
                                    


Aya merasa canggung dan malu berada diantara keluarga Yuta. Apalagi sedari tadi Wiwin tidak ada hentinya menggodanya juga dengan Yuta. Aya pun juga tidak bisa menikmati makanannya. Setelah acara selesai, Aya masih berada disana mengobrol bersama anggota keluarga Yuta, membuat Aya semakin sulit sendiri untuk sekedar menelan kue tartnya saja.

"hmm.. pantesan dulu Yuta sedih banget pas ninggalin Indonesia" ujar Wiwin setelah tau Aya dan Yuta pernah pacaran saat SMP dulu.

Aya hanya tersenyum kikuk, berbeda dengan Yuta yang justru tersenyum lebar, jauh dari kata malu.

"jadi ceritanya kalian berdua ini CLBK?" tanya Karina

"cinta lama belum kelar ini sih namanya, rin" celetuk Wiwin

Ah, pembicaraan seperti ini hanya membuat Aya semakin malu

"terus aya satu jurusan enggak sama yuta?" tanya Karina

"beda tante"

"eeeeh,, kok panggil tante. Panggil mamih dong" sela Wiwin

Aya tersenyum kikuk dan melirik Yuta sekilas

"iyah. Panggil mamih ya, ya" pinta Karina

"i-iya, ma-mih" ucap Aya terbata

Semua orang tertawa mendengar Aya yang tertawa termasuk Yuta.

Aya pun mencubit lengan Yuta yang ikut menertawainya.

"aw" Yuta meringis

"eh, kok malah main cubit - cubitan" goda Wiwin

"yuta itu orangnya jarang banget loh ajak temen cewek ke rumah apalgi dikenalin ke keluarganya. Dulu pas di Toronto juga gitu, banyak temen cowok yang main ke rumah tapi enggak pernah ada temen ceweknya yang main. Mamih sempet curiga, eh ternyata hatinya udah nyangkut di Indonesia" ujar Karina

Astaga, demi apapun Aya merasa senang dan tak mampu menyembunyikan senyumnya mendengar hal itu.

Ternyata bukan hanya Yuta yang merupakan cinta pertama bagi Aya, namun begitupun sebaliknya. Aya benar - benar senang mendengarnya.

"wah, kalau begini bisa - bisa cepet punya mantu kamu, rin" ujar Wiwin, lalu melirik Irwan yang sedari tadi hanya tersenyum mendengar percakapannya dengan Karina, "mas, jadi gimana ? setuju enggak sama aya?"

Irwan melempar senyumnya pada Aya, "masa punya calon mantu cantik begitu ditolak"

Yuta melihat Aya yang wajahnya semakin merona, membuatnya geli sendiri melihatnya, "udah dong, ammah, pah. Lama - lama pacar Yuta jadi udang rebus nih"

Yuta melirik jam tangannya, "udah malem lagian juga, yuta anterin aya pulang dulu ya"

Aya merasa sedikit lega mendengar perkataan Yuta, setidaknya ia tidak perlu menahan malunya lagi karena Wiwin dan Karina tak ada henti menggodanya sejak tadi.

"yuk, ya" ajak Yuta





***

Aya merasa senang malam ini karena ia bisa mengenal satu - persatu anggota keluarga Yuta. Selain ia merasa lebih dekat dengan Yuta, ia juga jadi merasa lebih mengenal soal Yuta dari keluarganya.

"kok lampunya mati, apa bunda udah tidur?" tanya Yuta begitu melihat lampu ruang tamu yang terlihat redup dari luar

"ayah kan lagi dinas keluar kota, jadi bunda tidur lebih awal"

Yuta melirik Aya disebelahnya, "kamu enggak dikunciin, kan?"

Aya mengambil sesuatu dari tasnya lalu memamerkan sebuah kunci pada Yuta.

FORELSKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang