Mengalah

823 51 2
                                    

Lama syekaliii daku enggak update~

Lagi suka banget sama lagu ini nih, ada yang juga suka lagu ini?

===============================================================================

Semenjak Gian memperingati Ken malam itu, Ken benar – benar membuat jarak dengan Aya. Ken menghindari Aya sebisa mungkin, dan benar – benar hanya bicara seperlunya dengan Aya. Namun entah kenapa Aya selalu berpikir, apa memang seperti ini lebih baik ? tapi kenapa hatinya justru merasa tidak tenang.

Aya melirik Ken yang duduk tak jauh darinya dan sialnya Ken juga sedang memperhatikannya. Aya langsung menunduk dan mencoret – coret bukunya. Sebenarnya Aya tahu terkadang Ken masih sering memperhatikannya karena beberapa kali tatapan mereka tidak sengaja bertemu,

"si yuta kapan balik, ya?"

"tiga hari lagi katanya"

"pasti seneng banget lo bebepnya pulang"

Aya hanya tersenyum saat Mila mencubit pipinya gemas.

"bilangin ke yuta suruh bawa oleh – oleh yang banyak gitu" timpal Dinda

Lagi – lagi Aya hanya tersenyum, "gue ke toilet dulu yah"

"eh bentar lagi kelas mulai loh ya"

"sebentaran doang kok"

Aya segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas.

Aya mencuci mukanya berkali – kali. Lalu mengusapkan minyak kayu putih diperutnya. Sepertinya maghnya kumat lagi. Aya baru ingat kalau ia belum makan dari semalam, dan hanya sempat memakan satu gigitan sosis milik Gian tadi pagi.

Aya melirik jam tangannya. Pasti dosen sudah masuk kelas sekarang. Namun, bukannya kembali ke kelas, justru Aya malah duduk dibawah pohon rindang tak jauh dari taman kampusnya.

"loh? Aya?"

Aya menoleh, "jay?"

"ngapain? Bukannya lo ada kelas?"

Aya hanya menggeleng, "bolos"

"sama dong" kata Jay sembari duduk di samping Aya

Aya terkekeh

"gue males sama dosen yang ini, gak mudeng kalo ngajar"

"terus kenapa kesini?"

"nungguin temen, mau cod"

"kirain mau ajakin bolos gian"

"gian? bolos? Mustahil! Sampe monyet – monyet kebon binatang pada ikutan puasa ramadhan juga enggak bakalan itu anak mau bolos"

Ucapan Jay berhasil membuat Aya tertawa. Memang benar. Gian selalu menomor satukan pendidikan karena takut dengan abinya.

"btw, muka lo lemes banget. Sakit ?"

"cuman enggak enak badan sedikit. Kayaknya magh gue kumat"

"loh terus ngapain disini? Ke kantin hayuk, makan soto pake nasi biar enakan ya"

Aya menggeleng, "disini aja deh jay"

"yaudah kalo gitu gue temenin sampe temen gue dateng"

Aya mengangguk, "btw jay, lo sejak kapan kenal gian?"

FORELSKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang