KITA DIANTARA HUJAN ITU

1.7K 186 4
                                    

Hari berikutnya Aya juga datang kerumah Yuta. Karina, ibu tiri Yuta harus kembali ke Toronto bersama Bella, adik perempuan yuta karena ibu Karina harus menjalani operasi disana.

"gue bawain kue buat lo, buatan bunda" kata Aya sembari memberikan kotak makan pada Yuta yang kini tengah duduk disampingnya di ruang keluarga.

"makasih"

Aya mengangguk, lalu melihat - lihat kesekitarnya. Matanya menangkap satu foto yang terpajang di ruangan itu. Seorang wanita yang tidak pernah ia lihat sejak kedatangannya kemarin di rumah Yuta.

"itu ibu kandung lo?" tanya Aya hati - hati

Yuta menoleh kearah yang dimaksud Aya, "iya"

Aya mengangguk pelan, "cantik ya"

"iya. Lo juga"

Aya mendelik, tentu saja ia terkejut mendengar perkataan Yuta

"gue makan, ya?" kata Yuta lalu menggigit kue bolu coklat pemberian bundanya Aya, "eehmnyak"

Aya tertawa kecil. Melihat Yuta melahap dua potong kue coklat pemberiannya membuat ia merasa senang. Jika Yuta sudah banyak makan seperti ini maka Yuta akan segera pulih dengan cepat.

"Gemma ada acara apa di bogor?"

Yuta meraih segelas air, lalu meneguknya, "acara sekolah"

"maksud gue, acara kaya gimana?"

"study tour aja"

"oh"

"lo abis pulang kuliah?"

"iyah" Aya melirik kesekitarnya, "rumah lo sepi ya, ta"

"ada pembantu kok dibelakang"

"eh, iya" Aya tersenyum kikuk

Yuta tersenyum melihat Aya yang telihat gugup, "lo gampang banget gugup ya kalo sama gue?"

"eh? eng-enggak. Siapa yang gugup?"

"suka bakso ikan enggak, ya?"

"s-suka"

"didekat sini ada yang jual bakso ikan terkenal,ya. Enak banget , kesana yuk, mau?"

"kesana? Tapi kan lo belom sembuh"

"udah mendingan kok,ya. Daripada dirumah gini, bete juga, kan?"

Aya pun mengangguk pelan, lalu mengikuti Yuta yang berjalan keluar rumah.


***

Aya melongo begitu Yuta mengeluarkan sepeda dari bagasi rumahnya.

"naik ini?"

Yuta mengangguk dengan senyum menawan diwajahnya

"tapi kan lo masih sakit"

"deket kok, ya. Cuman sekitar 20 menit naik sepeda"

Yuta pun bersiap, dan menaiki sepedanya sedangkan Aya masih bimbang akan menaiki sepeda itu atau tidak.

"ayo,naik" ajak Yuta

Aya menatap Yuta ragu namun pada akhirnya ia berdiri di sanggahan kaki roda belakang dan memegangi bahu Yuta. Yuta pun segera melajukan sepedanya meninggalkan rumah itu.

"romantis ya, kita?" kata Yuta sembari mengayuh sepedanya.

Aya tidak menjawab, tentu saja karena ia malu untuk menjawab pertanyaan Yuta. Apalagi ketika sepeda Yuta sedikit kehilangan keseimbangan saat melewati jalan yang berlubang, sontak Aya langsung merangkul bahu Yuta. Rangkulan itu berhasil membuat Yuta tesenyum lebar. Dan ketika Aya akan melepaskan rangkulan itu, tangan Yuta menahannya.

FORELSKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang