Hal yang memalukan bagi Aya adalah ketika dirinya diseret – seret Gian ke gedung fakultas Yuta. Sudah lima hari Aya tidak mendapatkan kabar dari Yuta, bahkan pesan Aya pun tak dibalas, dan nomor Yuta juga tidak aktif. Bukan hanya itu, bahkan Yuta sudah tidak menjemputnya lagi.
"aduh,Gi. Malu tau!" bisik Aya sembari melirik – lirik kesekitarnya
"kaya punya malu aja lo, biasanya juga gak punya malu"
"itu sih elo"
Gian terkekeh, "tunggu dulu"
"kita mau ngapain kesini?"
"ketemu informan gue"
"siapa?"
"UDIN !"
Suara nyaring Gian pun membuat beberapa mahasiswa menoleh kearahnya. Aya merutuki dirinya sendiri, kenapa ia mau berteman dengan orang yang tidak punya rasa malu seperti Gian? Ini bukan wilayah fakultasnya, seharusnya mereka lebih menjaga sikap mereka, bukan?
Seorang laki – laki bertubuh tinggi, besar, dan berkacamata tebal menghampiri keduanya. Kalau dilihat – lihat laki – laki itu berwajah manis, ditambah postur tubuhnya yang bisa dibilang pelukable membuat ia terlihat keren.
"udin, udin, dibilangin nama gue jay!" gerutu laki – laki yang ingin disapa Jay
Gian hanya tertawa, "alah, durhaka lo sama nama pemberian orang tua sendiri ! Nama Zaenudin aja lagak – lagak an mau dipanggil Jay. Situ sape?"
"ck. Udah. Lo ada perlu apaan?"
"Yuta kemana?"
Pertanyaan Gian yang terlalu to the point itu berhasil membuat Aya melongo.
"lo ngapain sih nanyain yuta mulu?"
"lo cemburu?"
"ish"
Gian hanya tertawa, lalu melirik Aya disebelahnya, "buat dia nih"
Astaga, Gian, bisa tidak sih itu bibir di rem ? Rasanya harga diri Aya jatuh saat itu juga.
"oh" Jay melirik ke Aya, "lo ceweknya yuta?"
"girlfriend to be, din" jawab Gian cepat
Aya mendelik kearah Gian.
"oh" Jay manggut – manggut, "orangnya udah gak masuk dari libur mbak. Kemarin kamis sempet ketemu satu mk terus jumat sampai hari ini udah enggak kesini lagi"
"mau ke rumah tantenya aja enggak?" tanya Gian pada Aya
Aya menggigit bibir bawahnya, ia bingung, "harus banget ya ke rumah tantenya? Kayanya berlebihan deh,gi"
Gian mendengus kesal, "yaudah deh ! ke rumah si udin aja!" ujar Gian sembari menunjuk Jay.
"rumah gue?" Jay menunjuk dirinya sendiri
"ngapain kerumah dia?" Aya semakin bingung
"lagian elu, bawaannya galau mulu ! diajakin ke gedung ini aja musti dikibulin dulu, diseret – seret dulu kayak kambing, sekarang orangnya enggak ada ditawarin ke rumah tantenya juga enggak mau. Yaudah mending kita kerumah si udin. Ada pohon manga dirumahnya, mending kita rujakan siang – siang gini. Kebetulan gue lagi kepanasan sekarang punya temen batu kaya lo"
Tentu saja Aya merasa bersalah dengan Gian. Temannya sudah sebegitu peduli padanya tapi ia sendiri yang mempersulit dirinya sendiri.
"kalau enggak, lo temenin gue deh, din ke rumah tantenya yuta, bilang aja kek mau anterin tugas atau apa kek" Gian menatap Jay didepannya
KAMU SEDANG MEMBACA
FORELSKET
Teen Fiction"ih, parah banget sih lo sama nama pacar sendiri lupa" Bukan salah Aya jika ia melupakan Yuta, terakhir kali mereka bertemu adalah 5 tahun lalu dan setelah dua minggu berpacaran, Yuta pindah sekolah tanpa ada kabar setelahnya. Setelah 5 tahun , ia...