Karena kalau sudah tentang hati, semuanya bisa berubah...
-------------------------------------------------------------------
Sejak kepergian Grace, ada yang berbeda dari Yuta. Yuta sedikit lebih tak banyak bicara.
Ya, malam itu Grace pergi usai mengatakan segalanya. Grace bilang bahwa ia telah berpamitan pada Aya dan Yuta sebelum memberitahu teman – temannya bahwa ia harus kembali ke Jakarta malam itu juga karena ada perubahan jadwal pemotretannya.
Semua orang paham akan profesi Grace jadi tidak ada yang tahu alasan sebenarnya Grace pergi malam itu.
Hanya Sella.
Sella memberitahu Aya alasan Grace yang sebenarnya sebelum mereka naik kereta ke Jakarta. Tidak ada perubahan jadwal pemotretan. Grace baru akan ke hongkong satu minggu lagi. Alasan Grace adalah karena Yuta. Karena Grace tidak sanggup harus melepaskan Yuta.
Dan sejak saat itu rasa bersalah pun selalu menghantui perasaan Aya.
Lantas dimana Grace sebenarnya ?
Aya ingin meminta maaf pada Grace, namun Sella enggan memberitahu keberadaan Grace pada Aya. Ini adalah yang terbaik.
Aya melihat Yuta yang tertidur bersandar di salah satu kursi kelasnya. Alis Yuta sedikit berkerut bahkan ketika ia tengah tertidur. Pasti ia pun memikirkan Grace saat itu.
Tiba – tiba handphone Yuta diatas meja bergetar dan membuat Yuta terbangun. Ia sedikit terkejut melihat Aya duduk disampingnya.
"kamu--"
Aya tersenyum
Yuta melihat kesekitarnya yang sudah sepi dan tidak ada satu orang pun, lalu ia melihat keluar kelas yang hanya ada orang berlalu – lalang.
"udah berani kesini sendiri?"
"sama gian kok, tapi lagi ke kantin sama jay. Minta ditraktir siomay"
Yuta terkekeh mendengar kata – kata Aya, "emang dasar si gian. Minta ditraktir mulu kerjaannya"
"dia mau ngumpulin uang buat jalan- jalan keliling dunia"
Yuta melongo, "hah? Iya?!"
Aya mengangguk
"ada – ada aja"
Aya hanya tersenyum sekilas lalu menatap Yuta dalam – dalam
Yuta mengernyit, "k-kenapa?"
"enggak apa – apa"
"aku makin ganteng, ya?"
Aya hanya terkekeh, "jangan Ge-er"
"ya habisnya kamu ngeliatin akunya gitu. Kan aku jadi malu"
"iiiihh, yuta apaan sih" Aya mencubit lengan Yuta gemas
"hahahaa, iya, iya,ampun"
Aya melirik handphone Yuta, "grace.. dia ada ngehubungin kamu enggak, ta?"
Kini senyum diwajah Yuta menghilang. Apa Aya salah bicara? Tapi Aya hanya ingin tahu kabar Grace sekarang, karena Sella tidak memberitahunya sama sekali.
Yuta hanya mengangkat kedua bahunya, "aku enggak tahu"
Aya menatap Yuta penuh tanda tanya.
"dia.. menghilang" lanjut Yuta
"menghilang?!"
Yuta mengangguk
"kamu udah coba ngehubungin dia?"
"udah. Dia cuman sekali bales chatku, seterusnya dia enggak bales lagi"
"udah coba tanya sella? Mereka kan deket jadi siapa tau aja--"
"udah,ya. Dia juga enggak tahu"
"kalau temen – temen dia yang lain?"
"Josephine juga enggak tahu"
"dia..."
"dia enggak biasanya begini, biasanya dia bakal ngabarin aku atau sekedar kirim foto pemandangan" kini Yuta menjambak rambutnya sendiri, "aku khawatir sama dia,ya"
Aya terdiam
"pertama kali aku ketemu dia, dia itu susah bersosialisai. Dia berhalusinasi kalau ibunya manggil dia karena itu dia lari – lari keluar kamar dan keujanan tengah malam. Pagi – pagi aku liat dia pingsan di taman. Saat itu aku tahu, kalau Dia tinggal sama om dan tantenya yang rumahnya enggak jauh dari rumahku" Yuta menatap kosong kedepan, "ibunya baru aja bunuh diri karena depresi, dan ayahnya meninggal karena kecelakaan"
Kini Aya tahu mengapa Yuta menjadi pendiam. Yuta memikirkan Grace.
Dan rasa bersalah Aya pun semakin besar.
Aya tahu ini bukan saatnya ia menangis. Ini bukanlah waktu yang tepat, tapi ia pun juga tidak bisa menarik kembali air matanya yang sudah terlanjur mengalir.
Yuta mendengar isakan tertahan milik Aya.
Yuta tersadar bahwa kata – katanya barusan telah menyakiti perasaan Aya. Tidak seharusnya ia mengatakan semua itu pada Aya. Yuta menarik Aya kedalam pelukannya, "maafin aku, ya.. maaf. Aku minta maaf"
Tangisan Aya pun terlepas, kini ia tidak bisa menahannya lagi.
"maafin aku" Yuta mempererat pelukannya
Aya menjauhkan kepalanya dari dada Yuta dan menatap Yuta dengan wajah yang sudah merah, "aku sayang sama kamu,ta"
Yuta mengangguk, "aku juga sayang sama kamu,ya"
"aku enggak ingin lihat kamu sedih terus kayak gini" Aya kembali terisak, "maafin aku karena udah bikin hubungan kamu dan grace---"
Yuta mengecup bibir Aya sekilas seraya menghentikan kata – kata gadis polos itu, "ikatan antara aku dan grace itu bukan sebuah hubungan seperti aku dan kamu"
Yuta meraih tangan Aya dan mengecupnya, "aku sayang dan cinta sama kamu. Dan grace? Aku peduli sama dia. Itu berbeda,ya"
"kalau aja kamu enggak ketemu aku lagi, kalian--"
Yuta mengecup kening Aya, "jangan pernah merasa bersalah karena aku dan Grace. Aku enggak pernah menyesal karena ketemu kamu lagi, karena itu memang mau aku sejak dulu. Justru aku bisa gila kalau aku kehilangan kamu sekali lagi"
Aya hanya bisa menatap Yuta tanpa berkata apa – apa lagi.
"paham?"
Aya mengangguk
Yuta menarik Aya kedalam pelukannya sekali lagi, "jangan pernah berpikir untuk menjauh dari aku,aya. Karena aku udah terlanjur menanggalkan hati aku buat kamu"
--------------------------------------------------------
hari ini aku double update yaaaaa, kenapa ?
karena aku jarang banget update hehe~
KAMU SEDANG MEMBACA
FORELSKET
Teen Fiction"ih, parah banget sih lo sama nama pacar sendiri lupa" Bukan salah Aya jika ia melupakan Yuta, terakhir kali mereka bertemu adalah 5 tahun lalu dan setelah dua minggu berpacaran, Yuta pindah sekolah tanpa ada kabar setelahnya. Setelah 5 tahun , ia...