Mungkin kalian akan menganggap Aya terlalu munafik menghadapi Yuta, namun sebenarnya Aya memang bingung harus menanggapi sikap Yuta yang terus mendekatinya. Yuta memang tidak sering menelpon atau menchatnya seperti yang banyak dilakukan laki – laki lain jika sedang mendekati seorang perempuan. Tapi Yuta lebih menunjukannya dengan tindakan. Ia menjemput Aya beberapa kali dan berangkat ke kampus bersama.
Lalu sering kali ia memberikan cemilan, atau barang - barang kesukaan Aya didepan teman – temannya. Seperti sekarang, ia sedang memakan muffin coklat pemberian Yuta, katanya itu adalah buatan Ammahnya yang sengaja dititipkan untuk Aya. Aya tidak pernah menolak pemberian Yuta, karena semua hal itu adalah kesukaannya jadi ia selalu menerimanya.
Semenjak menceritakan tentang hari pertamanya bersama Yuta, Gian jadi gencar mencari tahu soal Yuta dari teman – temannya yang satu jurusan dengan Yuta. Seperti sekarang saat mereka sedang duduk di taman gedung jurusan mereka dengan berbagai cemilan dan minuman diatas meja.
Gian mengetuk meja, "gue udah cari tau soal Yuta"
Aya, Dinda, Mila hanya manggut - manggut
"dia itu orangnya humble banget, maksud gue ramah tea gitu"
Aya tak bisa menahan tawa gelinya jika logat sunda Gian muncul
"pinter, anak orang kaya, pokoknya anak baek dah, tapi ya gitu, agak susah dideketin orangnya"
"maksudnya?" tanya Mila
"ya temennya rata – rata senior gitu. Lo tau Saphira kan? Yang cantik anak jurusan hukum. Sama di Sella anak management yang artis FTV itu?"
Aya, Dinda, Mila hanya manggut – manggut
"pernah ngedeketin Yuta, tapi ya gitu. Gak digubris. Uda gitu sopan banget nolaknya. Biasanya nih tipe cowok – cowok yang kaya gitu suka PHP, baik sama semua cewek, aelah, bikin baper doang"
Dinda hanya menggeleng – geleng, "udah, ya. Gausah didenger. Jalanin aja, belom jelas juga kan informannya si Gian"
"wajar sih dia ganteng sih, jadi gak heran banyak yang suka" ujar Gian sembari menyambar minumannya
"tapi berat juga kalau cowok kita baik ke semua cewek. Godaannya banyak" timpal Mila
Aya hanya menghela nafas, lalu memakan muffin coklatnya malas.
Dinda menepuk bahu Aya, "jangan dipikirin, oke? Lo yang tau dia gimana, lo yang jalanin"
"huhuhu.. maria teguh nih!" Gian melempar kulit kacang kearah Dinda
"rese lo !"
Gian hanya terkekeh
Aya sebenarnya tidak terlalu peduli dengan kata – kata orang biasanya, namun entah kenapa semenjak mengenal Yuta, ia jadi lebih tertarik dengan berita – berita yang diberikan Gian. Mungkin bisa dibilang ia mulai penasaran dengan Yuta, namun ia tidak tahu pasti apakah ia mulai menyukai Yuta atau tidak karena rasa penasarannya yang semakin kuat ini.
Hanphone Aya berdering, sebuah panggilan dari Yuta.
"halo? Assalamualaikum?"
"walaikumsalam. Udah selesai kuliahnya?"
"udah"
"jalan yuk"
"kemana?"
"belum tahu"
Aya tersenyum tipis, "kok gitu?"
"nanti aja sembari jalan mikirnya. Gue pengen jalan aja sama lo"
Senyum Aya semakin mengembang. Ia tidak sadar senyuman refleknya itu tengah diperhatikan oleh teman – temannya. Ia memainkan gantungan handphone panda yang diberikan Yuta padanya kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORELSKET
Teen Fiction"ih, parah banget sih lo sama nama pacar sendiri lupa" Bukan salah Aya jika ia melupakan Yuta, terakhir kali mereka bertemu adalah 5 tahun lalu dan setelah dua minggu berpacaran, Yuta pindah sekolah tanpa ada kabar setelahnya. Setelah 5 tahun , ia...