"ENGGAK !"
Harus berapa kali lagi Aya menyangkalnya ? Dan Harus dengan cara apa lagi Aya membuat teman - temannya berhenti menggodanya, terutama Gian.
Gian yang tidak pernah diam karena selalu saja membuatnya kehabisan kata - kata dengan godaannya.
"ah, palingan juga bentar lagi si aya diiket kayak embek" ujar Gian, masih dengan wajah jahilnya
"gi, bisa diem enggak ? daritadi itu mulut bahasannya. Nyesel deh gue cerita ke lo pada jadinya" Aya semakin kesal
"uh,uh,uh, ngambek, baper, uh, uh, kesel, emeessh dweh akyu" Aya berusaha menghindar ketika Mila hendak mencubit pipinya.
"si yuta uda berani curi kecupan ke elo ya, bentar lagi juga dia berani cium - cium, grepe - grepe, eh ena - ena terusnya" Dan mulailah imajinasi liar Gian.
Aya menghela nafasnya panjang. Sungguh ia ingin melakban mulut Gian, sahabatnya yang tidak bisa diam itu.
Dinda hanya tertawa terpingkal - pingkal bersamaan dengan Mila.
"eh, ya. Namanya pacaran pasti menjurus ke arah situ. Realita tuh ! liat aja nanti tanggal mainnya. Ahhahaha" Lancar sekali bukan mulut Gian mengeluarkan kata - kata seperti itu? Bahkan sahabatnya itu tidak peduli betapa merahnya muka Aya sekarang.
Drrrtt.. Drttt..
Aya melihat handphonenya. Sebuah notifikasi chat dari Jay.
Jay : ya,si Yuta tanya, handphonenya ada di lo enggak ?
Mendapati chat itu, Aya segera membuka tasnya, memastikan keberadaan handphone Yuta di tasnya karena seingatnya tadi Yuta memberikan handphonenya pada Aya karena Wiwin yang ingin mengobrol dengan Aya, namun usai panggilan telepon itu Aya malah lupa mengembalikan kembali handphone itu kepada pemiliknya.
Aya : ada kok, perlu gue anter?
Jay : oke, di taman deket fakultas gue ya,ya. Soalnya sebentar lagi kita ada kelas.
Aya melirik Gian yang masih sibuk beradu pendapat dengan Mila.
"gi"
"alah, lo kan taunya cuman di komik sama film ! lo sendiri yang ngaku kalau lo enggak pernah ngerasain" ujar Mila dengan angkuhnya pada Gian yang menatapnya shock
"ah, elo mil, iya, iya, gue tau emang lo yang paling pengalaman masalah cipokan"
Astaga, pembahasan mereka. Masih haruskah mereka membahas hal - hal tadi ? Aya hanya bisa memijit jidatnya.
Aya mendekati Gian disebelahnya, dan menarik lengan Gian demi mendapatkan perhatian Gian.
"ape?!" Gian mendecak
Aya menggigit bibir bawahnya, "anterin ke fakultas yuta"
Gian menghela nafas kasar sembari berdiri, "hih, ganggu orang lagi berantem aja. Yaudah, ayok"
Aya langsung mengalungkan lengannya dengan lengan Gian, "ehehehe"
"titip salam ya buat kak Gio yang baru aja dicampakkin. Bilangin gue buka lowongan buat cowok yang mau move on dari gebetan gitu" teriak Mila saat Aya dan Gian telah beberapa langkah menjauh dari Dinda dan Mila.
"NGIMPI LO?!" balas Gian sembari mengacungkan jari tengahnya pada Mila
Dinda dan Mila hanya tertawa melihat wajah Gian yang gusar karena ulah Mila sebelumnya.
****
Meskipun sudah menyandang status sebagai pacar, tapi tetap saja Aya belum terbiasa mendatangi Yuta ke fakultasnya sendiri. Berbeda dengan Yuta yang sudah terbiasa ke fakultasnya.
"kenapa musti sama gue kesini?"
Aya melirik Gian, "emang sama siapa lagi?"
"kenapa gue?"
"biar lo skalian ketemu sama Jay. Kan Yuta lagi sama Jay"
"musti banget ketemu sama kodok buduk satu itu?"
Aya tertawa mendengar julukan Gian pada Jay,
"mau ngapain sih, ya?"
"kasih handphone"
Gian melirik Aya penuh tanda tanya, "lo beliin Yuta handphone ?"
Aya pun membalas dengan tatapan lebih penuh tanda tanya dari Gian, "kata siapa?"
Gian menepuk jidatnya, "bego beneran deh sahabat gue"
Aya mencubit lengan Gian, "ish"
"sakit aelah" Gian meringis
Aya mengerucutkan bibirnya, "makanya lo kalo ngomong tuh disaring"
"eh, tunggu" Gian menghentikan langkahnya.
"ke-kenapa?"
Gian menunjuk seseorang berdiri tak jauh didepannya.
Aya mengikuti arah yang ditunjuk Gian.
"who's that girl?" Gian membulatkan bibirnya seketika melihat pemandangan didepannya, "wow"
Wow ?
Dari semua kata haruskah Gian bilang 'wow' disaat mereka melihat Yuta dipeluk oleh seorang perempuan yang sama sekali tidak pernah ditemui mereka.
Terlihat dengan jelas ada Jay, Sella diantara Yuta dan gadis yang tengah memeluk Yuta itu.
Hati Aya terkoyak melihat pemandangan didepannya itu. Wajahnya mulai memerah karena ingin menangis, matanya memanas, dan air mata mulai memenuhi pelupuknya.
"WOI, LEPASIN TANGAN LO DARI PACAR SAHABAT GUE !"
Aya menoleh kesampingya. Wajah Gian pun memerah, namun bukan karena menangis tapi karena dia sedang marah. Gian meneriaki gadis yang memeluk Yuta hingga kini semua pandangan menatap ke arah Aya dan Gian.
Aya melihat Yuta yang datang menghampirinya, "aya dia-"
Aya memberikan handphone Yuta, "handphone kamu"
"makasih" kata Yuta sembari mengambil handphonenya
Aya melihat gadis yang memeluk Yuta tadi kini telah berdiri disebelah Yuta.
Gadis itu memiliki wajah cantik dengan paras yang terlihat seperti blasteran.
"dia siapa ?" tanya gadis itu sembari melirik Aya dengan tanda tanya.
"DIA PACARNYA YUTA. GIRLFRIEND. SO YOU JANGAN NEMPEL - NEMPEL KAYA UPIL SAMA YUTA. UNDERSTAND?!" ujar Gian pada gadis yang sama tingginya didepannya
Aya semakin ingin menangis sekarang. Bukan hanya karena sakit hatinya namun juga karena malu akibat ulah Gian.
Tanpa menunggu penjelasan Yuta, Aya segera menarik Gian agar menjauh dari Yuta dan teman - temannya itu.
Dan baru beberapa langkah Aya menarik Gian menjauh, Gian masih sempat - sempatnya mengacungkan jari tengahnya pada gadis itu lagi.
Aya benar - benar menangis sekarang.
=========
Aahh, bahagia sekali melihat angka pembacanya makin naikkk.. semoga yang vote juga gitu .. :)
![](https://img.wattpad.com/cover/163421441-288-k599178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FORELSKET
Teen Fiction"ih, parah banget sih lo sama nama pacar sendiri lupa" Bukan salah Aya jika ia melupakan Yuta, terakhir kali mereka bertemu adalah 5 tahun lalu dan setelah dua minggu berpacaran, Yuta pindah sekolah tanpa ada kabar setelahnya. Setelah 5 tahun , ia...