SATU KEBOHONGAN

1K 80 2
                                        

Teorinya --> satu kebohongan biasanya akan membawa kebohongan lainnya, juga penyesalan pada akhirnya....


================================================================================

Bohong. Aya berbohong pada Yuta. Kebohongan pertama yang dia lakukan membuatnya sedikit merasa khawatir pada yang akan terjadi setelahnya. Namun tidak bisa dipungkiri ia juga berharap bahwa semuanya akan baik – baik saja.

Jika Aya berkata jujur pada Yuta akan menemani Omanya Ken di rumah sakit, ia yakin pasti Yuta akan bertanya – tanya tentang hubungannya dengan Ken dan juga marah karena kedekatannya. Aya tidak ingin Yuta marah, jadi Aya juga tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.

Ken pun sepertinya curiga kalau Aya berbohong pada Yuta karena tadi Aya menolak pergi bersama dari kampus dan justru memintanya menjemput diddepan tempat fotocopy yang tidak terlalu jauh dari kampus.

Melihat senyuman Dewi yang menyambut kedatangan mereka saat menjemput wanita itu, sedikit membuat rasa khawatir Aya hilang. Dewi begitu senang ketika melihat Aya bersama Ken.

"ngelamun aja kamu, cantik" sebuah belaian di punggung Aya sedikit mengagetkannya.

"eng-enggak oma"

"makasih ya sudah mau temenin oma, oma kira kamu enggak akan datang" kini Dewi menggenggam tangan Aya yang duduk disampingnya seraya menunggu panggilan perawat.

"dewi santika?"

"oma sudah dipanggil, kamu tunggu disini aja ya sama ken"

Aya hanya mengangguk ketika Dewi meninggalkannya dan didampingi perawat masuk ke dalam ruangan.

"ya"

Aya menoleh

"kita nunggu dikantin aja"

"oma enggak apa – apa didalem sendirian?"

Ken mengangguk, "oma enggak suka didampingin kalau lagi cuci darah, nanti kita kesini lagi begitu dia selesai"

"emang berapa lama?"

"3 jam"

Aya tidak menyangka akan selama itu prosesnya dan ia juga bertanya – tanya dalam hati apakah dewi baik – baik saja didalam ruangan itu?


Ken merasa Aya menjaga jarak karena berjalan dibelakangnya, hingga akhirnya Ken mensejajarkan langkahnya agar berjalan berdampingan dengan Aya, namun tetap saja gadis itu sedikit membuat jarak diantara mereka begitu Ken mensejajarkan langkahnya.

"awas ya!" Ken langsung menarik Aya ke pelukannya begitu Aya hampir saja bertabrakan dengan perawat yang membawa troli.

Aya sedikit terkejut dan langsung menjauhkan dirinya lagi dari Ken ketika perawat itu berlalu. Namun tak selang beberapa detik kemudian, Aya kembali masuk kedalam pelukan Ken dengan kedua tangan menutupi wajahnya.

Ken awalnya sedikit terkejut dengan sikap Aya, namun ia langsung paham begitu melihat beberapa perawat mendorong bangsal rumah sakit dengan seorang mayat ke arahnya.

Ken sedikit terkekeh melihat tangan Aya yang sedikit gemetar menutupi wajahnya sendiri.

"udah lewat kok ya" kata Ken pelan begitu para perawat itu berlalu.

Perlahan Aya menurunkan tangannya dan terlihatlah wajahnya yang pucat karena ketakutan, "be-beneran?"

"iya ya" kata Ken seraya membelai rambut Aya

"AYA?"

Aya kenal betul pemilik suara itu. begitu mendengar suara itu reflek ia langsung mengumpat dibelakang punggung Ken.

FORELSKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang