SATU KALIMAT YANG TAK TERUCAP

953 70 5
                                    


Hari ini Gian meminta teman – temannya menginap dirumahnya karena dia ditinggal berdua dengan kakak sulungnya, Ganesha. Kedua orang tua Gian sedang ke Bali, juga si kembar yang kini berada di Bandung. Namun hanya Aya yang bisa menemani Gian karena Mila ada acara dengan pacarnya dan Dinda juga harus menjemput mamahnya yang baru pulang dari hongkong dini hari nanti.

Yang mereka lakukan hanyalah menonton anime Super Lovers 2 yang notabennya cukup dewasa, hingga membuat Aya sedikit bergidik ngeri saat menontonnya. Gian berhasil membuat matanya tidak suci lagi. Aya terpaksa setuju menonton anime bergenre Shounen-Ai itu daripada diajak nonton Call Me By Your Name yang Aya tahu bukan sebuah film kartun.

"lo seneng amat sih gi nonton yang begitu – begituan?! Cowok sama cowok lagi!"  rancau Aya sembari menutupi sebelah matanya

"lo aja belum tahu rasanya begitu – begituan ya"

Aya melirik Gian ngeri, "lo pernah?"

"ahhahaha polos lo! Nonton begini aja udah ada rasanya ya"

Wajah Aya memerah, ia paham maksud Gian, "sumpah mesum banget lo gi! Heran gue seneng banget sih lo liat beginian. Bisa shock si regan kalau sampe tahu"

"dia tahu kok gue suka baca komik yaoi, nonton anime yaoi, juga suka nonton film – film dewasa gitu, ahahhaha"

Aya melengos, sesantai itu Gian saat Regan tahu rahasia hitamnya.

"justru gue jadi kepikiran buat nyomblangin regan sama udin" Gian mengangguk – ngangguk

"udin? si jay? Sama regan? Udah gila lo gi! Sakit lo! Bisa dikulitin lo gi kalau si regan sama jay sampe denger"

Gian langsung terbahak, "mereka serasi kali ya"

Aya mendengus, "udah gak waras emang lo"

Gian menyeruput minumannya sebelum beralih pada Aya yang kini tersenyum sembari memainkan ponselnya, "chat dari ken?"

"iya" jawab Aya reflek dengan senyuman lebarnya lalu sesaat ia mengatupkan bibirnya dan melirik Gian.

Gian menatapnya dengan kedua alis yang berkerut, "lo udah sejauh apa sama ken?"

"gue cuman temenan sama dia kok gi"

"terus?"

"ya eng.. pokoknya gue cuman temenan sama dia, gi. Engga lebih"

"tapi perasaannya lebih ke lo"

Aya terdiam. Ponselnya menyala, ada sebuah panggilan masuk. Ken. Namun Aya masih diam dan tak mengindahkan panggilan pertama Ken sampai Panggilan kedua itu muncul.

"tuh pangeran baru lo nelpon. Kenapa enggak langsung angkat?"

Aya bangkit, "di-dia mungkin udah didepan gi, gu-"

"lo mau jalan sama dia?"

Aya menggeleng

"terus?"

"dia beliin bubur ayam"

"karena magh lo kumat dari tadi siang?"

Aya mengangguk

"biar gue yang ambil"

Aya hanya bisa diam dan tidak menahan Gian yang sudah pergi keluar.

Aya cukup khawatir, jadi ia memutuskan mengintip Gian dari jendela kamarnya. Terlihat Gian tengah mengatakan sesuatu pada Ken. Mereka berbicara tidak terlalu lama sebelum akhirnya ia berjalan kembali kedalam rumah, namun Aya tahu bahwa Gian pasti memperingatkan Ken akan hubungan keduanya.

FORELSKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang