AKU, KAMU DAN GRACE

1K 87 1
                                    

Teruntuk seorang teman yang terlanjur cinta sama sahabatnya sendiri

semoga bisa mengikhlaskan dia dengan yang lain~

---------------------------------------------------------------------------------------

Aya bisa merasakan Grace yang seringkali mencuri pandang pada Yuta disampingnya. Ia tidak merasa nyaman namun juga ia tidak memiliki banyak keberanian untuk menegur Grace.

"ta, anterin ke mini market yuk"

"oke"

Karena ini liburan bersama, Aya hampir tidak bisa berduaan dengan Yuta karena selalu ada teman – temannya disekeliling. Satu – satunya cara agar bisa berdua dengan Yuta adalah mengajaknya pergi dari acara kumpul malam seperti saat ini.

"jalan kaki aja" pinta Aya begitu melihat Yuta bersiap menyalakan mesin motor.

"yakin? Lumayan loh"

"15 menitan doang kan jalannya"

"oke" Yuta mengangguk

Aya melihat Grace yang menatap keduanya penasaran, namun ia segera merangkul lengan Yuta dan berjalan pergi.




*******

"tumben dirangkul"

Aya sadar ia sedari tadi berjalan sembari merangkul erat lengan Yuta

"eh,eh,jangan dilepas dong, begini aja, nanti kalau aku ilang gimana?" ujar Yuta begitu Aya hendak melepaskan rangkulannya.

Aya tersenyum mendengar kata kata – kata Yuta dan langsung merekatkan rangkulannya itu.

"next time kita liburan berdua ya,ya ?"

Aya menatap Yuta lalu menggigit bibir bawahnya. Ia tidak bisa mengiyakan karena belum tentu orang tuanya akan setuju jika Aya mengiyakan.

"kok enggak dijawab?"

Aya menatap Yuta ragu, "harus bilang dulu sama bunda"

Yuta tertawa renyah, "yah, pastilah ya. Nanti aku yang bilang, aku yang minta ijin, masa aku main bawa anak gadis orang aja"

Aya menggaruk kepalanya sekilas, "hehe, iya juga"

"YUTA"

Aya tahu suara itu, suara yang tidak ia sukai beberapa hari ini. Grace.

Aya dan Yuta menoleh lalu mendapati Grace yang berjalan ke arah keduanya. Mau apa dia sekarang ? Apa dia sengaja mengikuti mereka ?

"aku mau bicara sama kamu,ta. please" pinta Grace

Aya menatap Yuta dan Grace bergantian. Mungkin ini saatnya.

Aya hendak melepaskan rangkulannya namun Yuta justru meraih jemarinya dan menggenggamnya.

"ada apa?"

Grace melirik sekilas genggaman tangan Yuta, dan ia jelas terlihat begitu terluka melihatnya, "besok siang aku pergi ke hongkong"

Aya sedikit terkejut mendengar ucapan Grace, namun begitu ia melirik Yuta untuk memastikan reaksi pacarnya itu, justru ia mendapati Yuta yang menatap Grace lurus. Tatapan keduanya begitu dalam.

"jadwal pemotretanku dirubah. Habis dari hongkong mungkin aku akan langsung pulang ke Toronto"

Grace menatap Yuta dalam – dalam seakan mengunci tatapan laki – laki itu agar tetap mengarah padanya, "jadi aku mohon dengerin aku baik – baik"

"aku salah,ta" lanjut Grace, lalu menatap Aya, "dan aku kalah"

Grace mengulurkan tangannya, memperlihatkan gelang berliontin miliknya, "kamu enggak sendirian,grace. Ada aku yang akan disamping kamu buat ngelewatin semuanya sampai kamu bisa berdiri sendiri"

Yuta ingat. Itu adalah kata - kata yang ia ucapkan  pada Grace beberapa tahun lalu. Itu adalah janjinya.

Grace kini tersenyum pilu, "sekarang aku udah bisa berdiri sendiri,ta"

Grace mengambil satu langkah mendekati Yuta, "Tolong lepasin gelang ini. Biar aku bisa bener – bener ngelepasin kamu"

Kini air mata Grace telah membasahi pipinya, namun disaat itu juga ada satu tangan yang menyekanya. Yuta.

Aya melihat keduanya, dan kini pikirannya berkecamuk. Ia hanyalah satu – satunya orang yang tidak tahu masa lalu diantara keduanya, namun ia bisa melihat sekarang bahwa keduanya memiliki ikatan yang lebih dari sekedar teman.

Alasan kenapa Aya selalu khawatir dengan keberadaan Grace disekitarnya bukanlah hanya karena Grace yang selalu mencuri pandang pada Yuta, namun juga karena cara Yuta menatap Grace. Semuanya terlihat berbeda.

Aya ingin berlari dari kecanggungan ini, namun kakinya terasa membatu ditempat itu.

Yuta melepaskan genggamannya, kedua tangannya menyeka air mata di wajah Grace lalu kemudian melepaskan gelang di tangan Grace.

"maaf. Aku udah ngelanggar janjiku, dan justru aku yang nyakitin kamu"

Grace berusaha tersenyum disela isakannya, "sejak awal memang udah enggak ada ruang buat aku,ta. Aku cuman sebatas sahabat, seharusnya aku enggak menuntut lebih. Jauh dari kamu seperti ini lebih menyakitkan,ta"

Grace menghela nafasnya panjang, "sampai saat ini aku masih menganggap kamu seorang pria, bukan seorang sahabat. Aku terlalu nyaman sama kamu sampai hari itu. Tapi bisa kan kita mulai berteman lagi dari awal?"

Yuta tersenyum kecil dan mengangguk.

Grace tersenyum lega lalu menatap Aya, "makasih"

Aya hanya mengangguk. Ia tidak tahu harus menjawab apa atau berbuat apa. Aya tidak pernah membayangkan akan menghadapi situasi secanggung ini. Dan entah kenapa ia merasa sangat bersalah dan....bodoh.


--------------------------------------------------------------------------------------------

EMOSI gue tuh nulis part ini :(

FORELSKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang